Akuarius Kecil

8 4 0
                                    

Balek lagi sama manusia pecandu nasi👋👋

Maaf ya telat lagi😓 sibuk banget jadwalnya

Oke, happy reading epribadeh🐻🐻

***

Sera tengah duduk di meja belajarnya. Tangannya bergerak menggoreskan tinta pada kertas tapi mulutnya bersenandung kecil. Goresan-goresan itu kemudian membentuk sebuah gambar seseorang. Senyuman manis mengembang di bibirnya begitu melihat hasilnya.

Seorang wanita paruh baya datang, dengan lembut diusapnya kepala Sera. Gadis itu terkekeh pelan lalu menunjukkan hasil karyanya. Kerutan di dahi wanita itu semakin jelas ketika dia menyadari bahwa yang digambar Sera adalah seseorang.

"Kamu lagi gambar siapa? Kalo ayah kamu nggak seganteng ini deh," ujar ibu Sera.

"Ibu bisa aja, ini tuh aku lagi gambar temen baru Sera. Yang dulu pernah nganterin aku pulang."

Ibunya tampak mengingat-ingat kembali kemudian menatap gambaran Sera. "Owalah, ibu belum pernah ketemu. Tapi kalo diliat dari gambaranmu kayaknya dia ganteng, siapa namanya?"

"Maren, namanya Maren." Sera membubuhkan nama Maren sebagai pelengkap. Gadis itu tampak sangat bersemangat untuk menunjukkan gambarannya pada Maren nanti.

"Ciee, anak ibu udah punya gebetan aja." Sera hanya tertawa mendengar candaan ibunya.

Suara motor yang berhenti di depan rumah menarik atensi mereka berdua. Perasaan senang membuncah di hati gadis itu. Dia bergegas ke pintu untuk menyambut kedatangan Maren. Ibunya juga ikut menyambut karena ingin tahu siapa yang sudah membuat anak gadisnya sangat senang.

"Halo, saya temennya Sera," kata Maren dengan sopan saat melihat kehadiran wanita yang dia duga adalah ibu Sera.

Melihat sikap yang ditunjukkan Maren membuatnya yakin jika sosok cowok itu adalah seseorang dari keluarga baik-baik. Karena dia berpikir bahwa anak yang berperilaku baik pasti dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungannya. Dari segi penampilannya dapat dibaca jika Maren adalah sosok yang lembut dan sederhana.

Maren tersenyum simpul. "Ini, saya bawakan martabak manis. Saya pamit dulu, ada urusan sama keluarga."

"Ya ampun, udah ganteng, sopan, baik, perhatian banget lagi. Nak, kamu mau kan jadi calon mantu ibu?" tanya ibu Sera dengan mudahnya.

Hal itu membuat pipi Sera merona karena merasa malu dengan tawaran ibunya. Padahal mereka masih belum lama kenal tapi ibunya langsung sat set calon mantu. Maren menggaruk tengkuknya sambil tersenyum kikuk. Niatnya datang untuk memberikan martabak manis tapi malah mendapatkan tawaran untuk menjadi kandidat calon menantu.

"Anu, saya belum mikir sejauh itu. Saya masih pengen fokus sama diri sendiri aja dulu," jelas Maren.

"Iya tuh, ibu ngapain nanya gituan sih?" timpal Sera.

Sang ibu hanya memasang senyuman, dia kemudian menatap Maren. Cowok itu memang terbaik, dari segi sikap dan penampilannya.

"Ya udah kalo gitu, saya pamit dulu." Maren menyalami ibu Sera lalu pergi.

"Hati-hati ya, Calon Mantu!"

"Ibu!"

Maren terkekeh kecil lalu menancap gas menuju rumah Milan. Teman-temannya mengajak untuk berkumpul di rumah Milan, di sana juga ada Evan dan Ervin. Mereka bertujuh sudah seperti keluarga, entah ada apa yang akan dibahas nanti ketika ia sampai.

HAEL : LAST CHANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang