Halo ges balik lagi nih bareng Dendeng yang suka makan rendang!!
Kalo suka tinggalkan jejak, nggak bayar kok. Vote itu gratis man teman🥰🥰
Happy reading!😁😁
***
Di ujung hari yang panjang, seorang cowok berjalan pulang dengan langkah lelah dari rumah sakit setelah melakukan pengobatan. Langit senja menyambut kedatangannya, menciptakan suasana yang tenang dan damai di sekitarnya. Maren tidak sabar untuk bertemu dengan Tebu dan Sagu.
Namun, ketika dia tiba di rumah, dia disambut dengan ledakan emosi Arid yang marah karena dia lupa untuk membuang sampah. Dengan langkah berat, cowok itu memasuki rumahnya yang penuh dengan ketegangan. Suara langkah kakinya terdengar redup di lantai yang sudah mulai gelap, mencerminkan kelelahan yang melanda tubuhnya setelah seharian yang melelahkan. Namun, suasana damai yang dia harapkan seketika berubah menjadi tegang dan penuh dengan emosi yang meluap.
Ayahnya yang marah berdiri di tengah ruang tamu, wajahnya merah padam dan ekspresi marah yang sulit diungkapkan. Suara ledakan emosinya memecah keheningan, menciptakan suasana yang tegang dan penuh dengan ketegangan di dalam rumah. Cowok itu merasa terkejut dan tidak siap dengan reaksi ayahnya yang begitu kuat.
"Darimana kamu? Mentang-mentang sudah menjadi artis bukan berarti kamu seenaknya sendiri!!" bentak Arid tepat di depan wajah Maren.
Maren hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Dia hanya ingin beristirahat dan bertemu dengan dua hewan peliharaannya bukannya menghadapi situasi seperti ini. Takdir benar-benar tidak memberikan waktu istirahat untuknya.
"Maaf, a-aku...."
"Maaf! Maaf! Sudah berapa kali kamu minta maaf?! Tapi lihat? KAMU SAMA SEKALI TIDAK BERUBAH!!!"
Suasana rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan kedamaian berubah menjadi medan perang emosi yang sulit diatasi. Cowok itu merasa tertekan dan kecewa dengan reaksi ayahnya yang begitu keras.
"Kamu benar-benar harus dihukum!!"
Mata Maren membulat sempurna. Dengan cepat dia mengerti hukuman apa yang harus dia dapatkan, rasa takutnya langsung datang menghampirinya. Bayangan masa lalunya juga turut serta dalam ingatannya.
"A-aku akan buang sampahnya sekarang. Jangan hukum aku,"
Terlambat.
Arid sudah terlanjur emosi dan memukulinya dengan membabi buta. Maren meringkuk sambil melindungi kepalanya dari pukulan yang datang. Rasa sakitnya tidak sebanding dengan sakit hati yang dirasakannya. Maren tidak tahu harus bagaimana lagi untuk mengembalikan sosok ayahnya yang lembut dan penyayang.
Di tengah suasana tegang dan mencekam itu seekor anak anjing datang lalu menggonggong keras ke arah Arid. Dia seolah memperingatkan Arid agar menjauh dari Maren. Anak anjing itu terus menggonggong sehingga Arid semakin kesal dan memukul hewan itu dengan sekuat tenaganya.
Maren menggunakan tubuhnya sebagai tameng agar Sagu tidak terluka. Punggungnya menjadi sasaran amukan Arid. Cowok itu mendekap Sagu tanpa niat untuk melepaskannya. Nafasnya pendek-pendek karena merasakan sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya.
"Jangan takut, gue disini...." bisik Maren seolah tengah menenangkan Sagu. Anak anjing itu diam menatap wajah Maren yang sedang melindunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAEL : LAST CHANCE
CasualeMenceritakan tentang kehidupan seorang Maren Kertawisesa yang terdampar di masa lalu. Ia harus membuka luka lamanya untuk memperbaiki masa depan sahabatnya, berbagai hal terjadi saat dia kembali. Di setiap langkahnya satu persatu rahasia mulai terbo...