🖇️03. Meet Again

95 48 4
                                    

Follow ig aku:
@yaa_frstn @kucingimut1258

Ig mereka juga:
@zayaflow_
@gafi.prnz
@kaylen_yrf
@luv_yin
@atlnta_

⛓️🧸📕

"Tidak ada teman yang setia seperti buku."

Brak!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak!!

Suara itu membuat cowok yang sibuk menuangkan cat di atas kanvas putih itu terkejut. Dia menolehkan kepalanya menatap pria yang datang ke kamarnya dengan melempar benda-benda putih yang sudah berkeping menjadi serpihan-serpihan kecil tersebut. Wait, ini adalah kanvas-kenvas miliknya yang baru saja dirinya beli kemarin.

"Ayah, ini kanvas Atlan. Kenapa Ayah hancurin?" Atlanta berdiri dan mengambil benda-benda yang sudah menjadi serpihan kecil itu.

"Udah saya bilang sama kamu, Lan. Fokus sama study kamu, bukan buang waktu dengan barang tidak berguna ini!" Tegas pria itu.

"Tapi Yah, ini adalah hobi Atl—"

"Hobi? Menggambar tidak jelas kayak gini Ini hanya akan menghabiskan uang saja. Lebih baik kamu fokus belajar supaya kamu bisa menjadi orang sukses!"

"Untuk mendapatkan angka sepuluh bukan cuma dengan cara lima ditambah lima. Tetapi bisa dengan delapan tambah dua, dua kali lima dan seterusnya. Sukses bukan hanya tentang belajar saja, Yah. Tapi banyak cara untuk bisa sukses, selagi ada usaha untuk mewujudkannya," jelas Atlanta.

"Jangan mengajari saya! Pokoknya saya tidak ingin lihat kamu melukis tidak jelas di atas kanvas ini lagi! Buang-buang waktu saja!" Ujar pria yang bernama Jeki itu.

"Ayah nggak ada hak untuk melarang hobi Atlan."

Dengan rasa kecewa yang berkecamuk di dalam hatinya, Atlanta pergi meninggalkan ayahnya dengan rasa emosi yang masih bergejolak. Mau marah, tapi Atlanta sadar cuma ayahnya lah tempat dia pulang.

"ATLANTA MAU KE MANA KAMU?" Teriak Jeki namun tidak digubris oleh Atlanta.

Atlanta mengendarai sepedanya tanpa arah. Atlanta memang tidak terlalu suka mengendarai motor maupun mobil. Dia lebih suka mengendrai sepeda karena baginya sepeda jauh lebih menyenangkan. Ayahnya bahkan sudah membelikan beberapa buah mobil untuk dirinya. Namun, Atlanta tetap setia dengan sepedanya.

Atlanta memarkirkan sepedanya di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi. Rumah kedua Atlanta. Perpustakaan. Baginya, perpustakaan adalah tempat ternyaman dan teraman bagi cowok introvert seperti dirinya. Bergaul dengan beberapa buku akan membuat dirinya merasa tenang daripada di rumah yang hanya akan membuat dirinya tersiksa.

Atlanta memasuki perpustakaan tersebut dengan langkah gontai. Cowok itu langsung memilih-milih buku yang akan dirinya baca. Tanpa sadar dirinya tidak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis yang juga ikut memilih-milah buku di sana.

We Are Happy Ending [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang