[13] Awal

332 41 3
                                    

~


Mentari mulai menampakan dirinya, hangat dari pancaran nya tepat mengenai kulit halus Raisha. Gadis mungil itu terbangun, netra nya langsung mengarah ke jendela, melihat siapa yang sengaja membuka jendela itu.

"eugh, Kak! masih pagi!"

"ya justru karena masih pagi!"

"mandi sana! Bunda udah nungguin," lanjut Giselle sebelum keluar dari kamar.

Raisha beranjak dari kasur nya, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum keluar dari kamar. Setelah menyelesaikan kegiatan nya di dalam sana, ia menyemprotkan parfum terlebih dahulu ke tubuh nya sebelum keluar dari kamar.

Raisha langsung duduk di kursi kosong yang berada di sebelah Giselle, sepertinya mereka memang menunggu Raisha dari tadi. "maaf lama," ucap Raisha yang langsung diberi senyuman oleh gadis yang berada di depan nya.

Wanita tersebut memberikan piring yang sudah berisi nasi goreng buatan nya, sesekali Raisha memperhatikan mereka satu persatu.

"kak Zee mana?" tanya Raisha

"katanya keluar bentar, tapi sampai sekarang nggak balik balik," jawab Adel, Raisha hanya ber oh ria mendengar penuturan dari Adel.

Setelah mereka selesai sarapan, Giselle membereskan alat makan yang mereka gunakan tadi, sedangkan Raisha, Adel dan Ara sedang bersantai di ruang tamu sambil menonton TV.

Giselle membantu Gadis yang lebih tua dari nya, membersihkan dapur dan meja makan. "Bunda, nanti Raisha aku anter pulang ya. Kasian kakaknya nanti nyariin." jelas Giselle

Selesai dengan kegiatan nya di dapur, Giselle ikut bergabung bersama mereka di ruang tamu. Beristirahat sejenak, sebelum menjalani kehidupan yang mungkin akan berubah setelah ini.

"Bunda Shan mana?" tanya Ara

"masih di dapur," jawab Giselle sembari mendaratkan kepala nya di paha Raisha.

"bilangin, gue mau keluar nyari Zee." Ara beranjak dari sofa lalu berjalan ke ambang pintu. Giselle berdehem sebelum ia memejamkan matanya, Raisha mengelus puncuk kepala Giselle membiarkan gadis itu tertidur di sana.

Saat Ara ingin menarik nya, gagang pintu tersebut lebih dahulu terbuka, menampilkan Zee yang langsung ambruk ke lantai.

"Zee!"

Adel, Raisha dan Giselle yang kaget mendengar teriakan Ara langsung menghampiri nya. "kenapa si-" kalimat Adel terpotong saat melihat Ara yang sedang berusaha membangunkan Zee yang telah terbaring lemah di lantai.

"bantuin gue dong!" mereka dengan sigap membantu Ara memopong Zee menuju kamar.

Setelah membaringkan Zee di kasurnya, Giselle mengambil beberapa obat yang berada di laci kamar tersebut. Giselle membersihkan luka-luka memar yang berada di wajah Zee.

"awss..." rintih Zee

"mana lagi yang sakit?" Zee menggeleng, ia tak mau luka yang berada di perutnya juga diberi obat seperti itu, luka di wajahnya saja sudah terasa sangat perih, apalagi perut nya.

Melihat gelengan dari Zee, Giselle beranjak dari kasur untuk menyimpan kembali obat yang sebelumnya ia gunakan. Tak lama, ponsel salah satu dari mereka berdering, mereka mengecek ponsel mereka masing-masing, yang ternyata adalah ponsel milik Raisha.

"kenapa?"

"...."

"iya, bentar lagi Ci." Raisha langsung mematikan panggilan tersebut tanpa menunggu jawaban dari si penelpon.

𝐏𝐀𝐉𝐀𝐌𝐀 𝐃𝐑𝐈𝐕𝐄 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang