~Kini, Ella sudah terbaring di kamarnya bersama Amanda, Gracia, Callie dan Indira. Cahaya matahari sore mulai masuk ke dalam kamar, melewati jendela yang terbuka lebar dan gorden yang bergerak terkena angin.
Indira yang duduk di paling pojok kasur terkena pantulan cahaya membuat ia harus menghindari pantulan tersebut. Ia berdiri, berpindah tempat lalu duduk di sebelah Amanda. Ia menatap jendela tersebut, angin dan cahaya matahari masuk secara bersamaan membuat gorden tersebut semakin bergoyang kesana kemari.
Perasaan tersebut tiba-tiba datang, kepala Indira menjadi sakit, ia memegangi kepala berusaha menghilangkan rasa sakit tersebut. Amanda yang peka langsung bertanya kepada Indira, kepala Indira semakin sakit, ia berusaha mengingat apa yang terjadi saat itu, tetapi semakin ia mengingat nya semakin rasa sakit di kepalanya muncul.
"Delapan lewat tujuh menit."
"Dir? Dir? Kamu kenapa?"
"Giselle kabur."
"Indira!"
Tubuh Indira langsung ambruk ke Amanda yang dengan sigap memeluk nya, mereka semua yang berada di sana menatap Indira cemas, sedangkan Amanda masih berusaha untuk membangunkan Indira.
"Dira... Dir." Callie juga ikut membangunkan Indira, namun hasilnya tetap sama.
Amanda beranjak dari duduknya lalu dengan sekali gerakan ia menggendong Indira kemudian keluar dari kamar Ella, Callie yang tak punya pilihan lain selain mengikuti Amanda pun ikut menyusul Amanda ke kamar Indira.
Kini, tersisa Gracia yang berada di kamar Ella. Gracia menatap Ella lekat, hingga tak lama, Ella terbangun, air mata Ella jatuh begitu saja ketika ia menatap Gracia yang berada di depan nya, ia memeluk Gracia untuk yang kedua kalinya, Gracia dengan sigap membalas pelukan Ella yang sudah menangis di bawah sana.
Amanda baru saja melewati Raisha yang tengah mengobati luka Giselle, Raisha yang tak sengaja melihat Callie yang sedang mengikuti Amanda sudah pasti bertanya.
"Kenapa?" tanya Raisha, Giselle ikut melihat Callie yang berada di belakang nya.
"Indira pingsan." Callie meninggalkan mereka dan kembali berjalan menuju kamar Indira.
Raisha menatap Giselle terlebih dahulu sebelum ia mengikuti Callie, awalnya Giselle berniat tidak ikut, namun setelah ia pikirkan lagi, ia beranjak lalu berlari menyusul Raisha yang sudah jauh di depan nya.
Sesampainya ia di depan pintu kamar Indira, Giselle berdiri di ambang pintu dengan nafas terengah-engah, akibat berlari mengejar Raisha.
"Kenapa lu?" tanya Callie melihat Giselle yang masih berdiri di sana.
"Ah! Enggak, gapapa." jawab Giselle sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Giselle pun berjalan mendekati mereka, lalu duduk tepat di sebelah Raisha. Ia menatap Amanda yang berusaha membangunkan Indira, namun belum ada tanda sama sekali Indira akan bangun. Giselle akhirnya turun tangan, ia mendekati Indira lalu duduk di sebelah kanan nya, sedangkan Amanda duduk di sebelah kiri Indira.
Giselle memegang satu tangan Indira, bisa ia rasakan tangan Indira yang dingin, ia menatap Raisha terlebih dahulu sebelum ia menutup matanya. Tubuh Giselle memanas, keringat mulai bercucuran dari wajahnya, Giselle tersentak melepaskan pegangan kepada Indira, ia membuka matanya kemudian menatap Raisha yang menatapnya daritadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐀𝐉𝐀𝐌𝐀 𝐃𝐑𝐈𝐕𝐄 [END]
Mystère / Thriller"Pilih peluru yang menurut kamu itu palsu." - "Bohong!! Kamu bohong, Gracia!" ㅤ 𝐏𝐀𝐉𝐀𝐌𝐀 𝐃𝐑𝐈𝐕𝐄 -Gen 10 ©febyyAL