Malam yang gelap nan dingin di kota jakarta yang sunyi. Sudah pukul sepuluh malam dan Sereia masih menunggu di cafe tempat ia akan bertemu dengan kekasihnya.
Sudah hampir tiga jam Sereia menunggu disana, tentu saja ini sudah lewat dari waktu janji mereka.
Ia terus terusan mencoba menghubungi dan memberi beberapa pesan pada kekasihnya, namun tak ada balasan dari sang pujaan hati.
Sereia yang sudah menahan amarahnya sedari tadi memilih untuk menyambar tas nya dan kembali ke rumahnya
Baru saja keluar dari cafe, laki laki tinggi dengan rambut yang sedikit panjang menghalangi jalannya dan membuat sereia menabraknya.
Sereia mengangkat kepalanya dan melihat wajah tampan lelaki itu. Ah, dia adalah Murid kelas 3 ips yang sering dibicarakan Para siswi belakangan ini sekaligus kekasih Sereia.
Dengan amarah yang menggebu gebu, Sereia menarik tangan laki laki itu dan membawanya masuk ke mobil berwarna hitam milik laki laki itu.
" aku tau kamu suka ngaret, tapi gabisakah kamu tepat waktu hari ini!? Ini anniversary kita yang ketiga tahun! " ucap Sereia
" kamu taukan aku sibuk? Apalagi aku udah mulai ngurus keberangkatan aku ke singapura " balas Kekasihnya.
Mendengar perkataan kekasihnya barusan Sereia mengerutkan dahinya. Keberangkatan ke singapura? Untuk apa? Mengapa ia tak memeberi tahu pada sereia, kekasih nya?
" kamu bakal berangkat ke singapura? Kapan? Kok kamu ga bilang! " ucap Sereia.
Sadar kalau ia tak seharusnya memberi tahu Sereia, Ezra sebastian saat ini hanya bisa terdiam tanpa memberikan jawaban yang jelas pada kekasih nya.
" jawab aku! Kapan kamu kesana! Buat apa? Kamu ga ada bilang ke aku! " ucap Sereia dengan mata yang berkaca kaca
" gausah nangis, ini masalah kecil yang gaperlu ditangisin " ucap Ezra setelah menghela nafasnya dengan frustasi
" masalah kecil gimana!? Jelas jelas ini masalah besar buat aku. Kamu tau kan aku ga punya siapa siapa lagi selain kamu? Kalo aku nangis, aku harus lari ke pelukan siapa? Kalo aku butuh temen cerita, aku harus cerita ke siapa? " balas Sereia
" Sereia, sebentar lagi kita kuliah. Kamu bisa hadapin semua tanpa aku " ucap Ezra
" hadapin gimana!? Kamu yang selalu ada buat aku, gimana aku bisa lepas dari kamu? " timpal nya
" kamu harus berpikir dewasa. Jangan berpikiran kayak anak kecil lagi. Kamu harus berhenti egois kayak sekarang, kamu harus berhenti haus perhatian kayak sekarang dan kamu harus berpikir dewasa " ucap Ezra.
Setelah mendengar ucapan Ezra barusan, Sereia memilih diam lalu menbiarkan Ezra melajukan mobilnya menuju rumahnya.
Sepanjang jalan, suara radio yang tidak jelas menemani suasana baru mereka yang sunyi dan tenang.
Sereia yang biasanya selalu mengganti saluran radio begitu ia tidak menyukainya, justru saat ini terdiam, menghiraukan suara statis dari radio.
Berbeda dengan sereia, Ezra saat itu memilih untuk mematikan radionya karena betapa muaknya ia mendengar suara statis dari radio yang tidak jelas itu.
Jalanan yang lumayan padat saat itu menemani mereka. Yah, wajar saja mengingat malam ini adalah malam yang tepat untuk para pasangan berkencan.
Singkat cerita, Ezra dan Sereia sampai didepan rumah Sereia, Rumah satu lantai yang halamannya luas. Cukup lama Sereia berdiam di mobil Ezra sampai akhirnya ia membiarkan ego nya bersuara.
" ayo putus " ucap nya
Ezra tidak menjawab, sepertinya memang ini keputusan yang harus dihadapi oleh hubungan mereka.
Sereia keluar dari mobil hitam itu lalu berjalan meninggalkan Ezra yang masih memperhatikan punggung belakang sang kekasih, mantan kekasih.
" sekarang lo urus aja sana anak lo! Gua udah gamau lagi ngeliat muka sok ga bersalahnya itu! " suara seorang perempuan dewasa terdengar dari dalam rumah sereia.
" kenapa? Sereia bukan aib buat lo! Dia anak kita! " balas suara laki laki yang Sereia sebut ayah
" bukan aib kata lo? Disaat temen temen gua bangga banggain anak mereka, anak itu bisa apa!? Dia cuma bisa nangis " balas wanita yang Sereia panggil ibu itu
Tak lama kemudian, ibu Sereia keluar dari rumah dan berpapasan dengan Sereia yang sedang menahan air matanya.
Ada rasa menyesal dan kasihan didalam dirinya yang merajuk pada Sereia tapi keputusannya untuk meninggalkan suami serta anaknya sudah bulat, tidak bisa diganggu gugat.
Ia berjalan menarik kopernya tanpa melirik Sereia sedikitpun.
Hati Sereia kini hancur, sangat hancur. Pupus sudah semua mimpi indahnya menaiki sebuah kapal Ferrari bersama kedua orang tuanya.
Sejak kecil, Sereia memimpikan banyak hal menyenangkan bersama orang tuanya. Mulai dari naik kapal, menyelam ke laut serta melihat lihat terumbu karang.
Pintu rumah terbuka lebar, Menampilkan ayahnya yang sedang menatap Sereia dari kejauhan. Sereia berlari ke ayahnya dan memeluknya dengan erat lalu menangis di pelukan hangat laki laki itu.
" maafin ayah, Sereia "
KAMU SEDANG MEMBACA
your fiance here, sereia
RomanceSereia celeste, gadis berusia 24 tahun yang tinggal di sebuah apartemen sendirian. Gadis cantik nan pintar unggulan jurusan hukum ini tentu menjadi idaman para mahasiswa mahasiswa disana. Tapi apa jadinya kalau gadis ini harus bertunangan dengan m...