𝐗𝐈𝐗
Setelah menghadapi kemacetan, Akhirnya Sereia dan Ezra sampai di kampus. Mereka dnegan tergesa gesa berlari menuju kelas nya masing masing, berharap semoga kesalahan mereka kali ini diberi toleransi oleh sang dosen.
Sereia memasuki kelas, tapi yang ia dapatkan bukanlah sang dosen yang sedang mengajar, namun kelasnya yang sedang berisik. Sibuk dengan kegiatan sendiri sendiri.
━━━━⊱⋆⊰━━━━
━━━━⊱⋆⊰━━━━
tidak ada dosen dikelasnya, apa mungkin Natalia berbohong? entahlah, Sereia tidak terlalu memikirkannya. Sereia duduk di tempatnya, meletakan tas nya dan mengeluarkan laptop miliknya diatas meja.
Singkat cerita, waktu berlalu. Kelas Sereia selesai dan ia bergegas menunggu Ezra di taman kampusnya, sambil menyelesaikan beberapa slide untuk presentasi di hari esok.
Kacamata ia pakai, rambut ia ikat, dan kini ia sedang menatap layar laptop dengan jarinya yang mengetik diatas keyboard.
"Duh, cewe secantik ini ngapain duduk sendirian?"
Sereia mengangkat kepalanya, senyuman tipis terlihat di wajahnya. Bukan ezra, melainkan Samudra yang sedang tersenyum padanya dengan sekotak donut ditangannya.
"Ga sendiri, kok. Kan ada lu, emang lu gamau duduk nemenin gua?" Tanya Sereia.
Samudra terkekeh, ia mendudukan dirinya disamping Sereia dan membuka kotak donut itu. Satu kotak penuh donut dengan berbagai toping warna warni yang memukau mata Sereia. Samudra tau betul bahwa sereia sangat menyukai donut.
"Yang sugar glaze ga ada?" Ucap Sereia, ia tak menemukan donut dengan toping kesukaannya
"eh, iya gua lupaa, makan yang ada aja ya?" Ucap Samudra sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Sereia mengganguk pelan dan menggambil donut dengan toping strawberry glaze.
Tanpa sereia sadari, Ada mata yang menatapnya dengan teduh dan dalam diiringi dengan senyuman hangat. Ya, Samudra menatap Gadis kesayangannya memakan donut yang dibelinya dengan sangat lahap.
"Ser, lu ga ikut Ezra ke jepang kan?" Tanya Samudra
"Hmm, gatau. Pengennya sih ikut, kalo sama ezra masih gaboleh, yaudah gua disini aja" balas Sereia dengan mulut yang penuh
"Kalo lo disini, nanti kita jalan jalan yuk? Ke pantai? Atau mau kemah? Udah lama kan, kita ga kemah" ucap Samudra
"Boleh! Mau bangeeeet" balas Sereia dengan penuh antusias.
Samudra tersenyum, ia mengelus pelan rambut Sereia. Oh, betapa rindunya ia dengan momen momen kecil seperti ini dengan Sereia. Semenjak Sereia menyimpan perasaan pada Ezra, pertemanan mereka semakin renggang. Yah, setidaknya Sereia masih bercerita padanya apabila ia kecewa dengan Ezra dan menangis di pelukannya.
Ah tapi, Ia harus menghentikan perasaan ini. Mau tidak mau, ia harus melakukannya. Ia tak ingin hubungan gadis favoritnya dengan orang yang ia cintai menjadi rumit hanya karena keegoisan dirinya yang menginginkan Sang gadis juga.
Samudra perlahan menurunkan tangannya Dari kepala Sereia, berhenti mengusap rambut indah sang gadis. Tatapannya menjadi sendu, mengingat, bukan ia yang dipilih oleh sang gadis yang sudah ia jaga mati matian.
"Ser, donatnya buat lo aja. Gua duluan, ada yang harus dikerjain" ucap Samudra
"Oh,iya? Makasi sam!" Balas Sereia dengan senyuman cemerlangnya.
Samudra tersenyum, sakit hatinya mengingat kini gadis yang memiliki senyuman seindah ini akan segera memiliki seseorang yang mendukungnya, menyayanginya dan menjaganya. Dan lebih sakitnya lagi, orang itu bukanlah dirinya. Melainkan laki laki yang sudah menyakiti gadis kesayangannya ini berkali kali.
Samudra mengendarai motornya, dadanya sesak. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan, haruskah ia menghapus perasaan ini? Atau haruskah perasaan ini tetap dipertahankan? Ah, tetap saja, tidak akan ada yang berubah meskipun perasaannya pada Sereia berubah.
Singkat nya, jika perasaan ini ia simpan, ia tentu akan merasa sakit. Tapi, bila menghapus perasaan ini, tentu akan lebih sakit dan sulit melakukannya.
~
"Ser, udah lama?"
Sereia kembali mengangkat kepalanya setelah hampir 30 menit menunduk untuk menyelesaikan Slide terkahirnya dan kini lehernya terasa pegal.
"Iya, udah lamaaaa banget" balas Sereia
"Maaf ya, tadi dosennya ga berhenti ngoceh" ucap Ezra, sambil duduk Disamping Sereia
Sereia hanya mengangguk, Ia menggambil lagi donut yang tersisa di dalam kotak itu. Memakannya tanpa melepas pandangannya dari layar laptop.
Ezra duduk disebelah sereia, menyeka beberapa helai rambut yang menghalangi mata Sereia. Wajahnya merona, ia baru sadar betapa indahnya mata yang dimiliki Oleh Sereia.
"Kenapa ez?" Sereia menoleh dan menatap Ezra, tatapan penasaran.
"Ga, gapapa ser. Ayo pulang, ayah mau omongin sesuatu katanya" timpal Ezra
"hah? Om liam doang?" Tanya Sereia
"Ayah lo juga ada, ser. Udah buru" Timpal Ezra, ia menggandeng tangan Sereia menuju mobilnya.
~
Pintu berwarna putih diketuk oleh Ezra, Pintu terbuka dan menampakan Ayah Ezra yang tersenyum melihat mereka berdua yang sudah berdiri didepan pintu.
Mereka berdua dipersilahkan masuk, duduk di meja makan dan saling menatap satu sama lain, merasa sedikit canggung mengingat, Terkahir kali mereka datang kemari adalah saat bertengkar karena pertunangan.
"Gimana? Hubungan kalian baik baik aja kan?" Tanya Liam
"Iya yah, Ezra sama Sereia baik baik aja kok hubungannya. Ya paling waktu awal awal ezra masih gabisa nerima keputusan sereia" ucap Ezra.
Liam dan arvin hanya menanggapinya dengan tawaan. Mereka tau kedua anaknya akan bersama lagi, bagaimanapun caranya.
"Malam ini kalian tidur disini aja, ya? Batuin saya sama Liam" ucap Arvin
Ezra dan Sereia saling melirik, kemudian mengangguk, menyetujui ajakan Arvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
your fiance here, sereia
RomanceSereia celeste, gadis berusia 24 tahun yang tinggal di sebuah apartemen sendirian. Gadis cantik nan pintar unggulan jurusan hukum ini tentu menjadi idaman para mahasiswa mahasiswa disana. Tapi apa jadinya kalau gadis ini harus bertunangan dengan m...