Chapter XVIII

37 3 0
                                    

𝐗𝐕𝐈𝐈𝐈

kala itu, sore hari tiba. Sereia yang masih berusia 17 tahun berdiri didepan gerbang sekolah, menunggu sang kekasih menghampirinya dengan motornya. Ia berkali kali melihat layar ponselnya, memangnya apa yang bisa membuat ezra lama menggambil motornya di parkiran sekolah?

setelah menunggu beberapa saat, Sereia memutuskan untuk menghampiri Ezra ke parkiran sekolah, dilihatnya Ezra yang sedang duduk bersama kakak kelas mereka dengan sebatang rokok di tangannya.

Sereia yang melihat itu, tentu merasa emosinya meluap. Ia menghampiri Ezra dan tanpa aba aba, menampar pipi ezra dengan keras.

" ser? apasih? " ucap sang kekasih, memgangi pipinya yang merah setelah ditampar oleh sang gadis.

" gausah kaget, itu apaan ditangan lu apaan, anjng!? " ucap Sereia, emsoinya meledak, tatapannya penuh amarah.

" duh, lu jangan overeact deh. cuma sebatang doang, kenapa sih? " ucap Sang kakak kelas.

" tau lu, ribet " ucap Ezra

" terserah lu " balas Sereia yang tidak ingin meperpanjang masalah mereka.

Sereia memilih pergi dari sana dengan dada yang sangat sesak, mengingat, hubungannya dan Ezra sedang kurang baik belakangan ini.

" ser? Kenapa lu? " tanya Seorang gadis yang tak sengaja melihat Sereia berjalan keluar Parkiran dengan wajah lesu

" lu pulang sendiri? gua nebeng boleh? " tanya Sereia

" boleh, sini. gua mau ke toko roti cowo gua dulu " ucap sang gadis.

sereia tersenyum, tipis. ia duduk di jok belakang motor sang gadis dan dengan perlahan tapi pasti, sang gadis mengendarai motornya menuju toko roti.

━━━━⊱⋆⊰━━━━

━━━━⊱⋆⊰━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━⊱⋆⊰━━━━

sesampainya di toko roti itu, Sereia dengan sang gadis berjalan masuk, menghampiri salah satu tempat duduk di samping dinding kaca.

laki laki tinggi, lengan kemeja yang digulung, serta apron datang menghampiri mereka, membuat sang gadis yang datang bersama sereia tersenyum.

" Hai ser! Hai nis! what can i get for you? " tanya Laki laki itu.

" ga ada ren, aku sama Sereia mau ketemu kamu aja " ucap sang gadis yang ternyata bernama Nisa itu.

sang laki laki menatap sereia yang kalut, sendu dan terlihat sedikit marah. Sang laki laki duduk didepan mereka, menumpukan kedua tangannya diatas meja.

" ser, lo kenapa? "  tanya sang laki laki

" eh, gapapa mas. " jawab Sereia dengan senyum tipisnya.

" yang jujur dong, lo kayak ga percaya banget sama gua " ucap Sang laki laki

" gini, mas. Tadi aku ketemu ezra, dia ngerokok bareng kakak kelas. Aku kira, habis aku marahin, dia bakal berhenti.."

" ..bukannya berhenti, dia malah nyolot. Katanya aku yang lebay, aku yang overeact. Marah, kecewa sama sedih tuh campur aduk semua" sereia bercerita panjang lebar.

" oh, gitu.. yaudah, lo disini aja dulu bareng Nisa, sampai kamu tenang " ucap Aren

" iya, mas makasih " balas Sereia

Aren kemudian berjalan, menuju para pengunjung lain untuk melayani mereka, sementara Sereia dan Nisa bertukar cerita di kursi dekat dinding kaca itu.

~

Hari semakin gelap, sampai tak terasa, sudah sekitar lima jam mereka bercerita. Sereia yang tadinya tidak ingin menangis, akhirnya meneteskan air mata begitu memberi tahu pada Nisa masalah yang dihadapi oleh hubungannya dengan Ezra.

Nisa merangkul dan menenagkan Sereia. Mengelus elus pundak nya, serta memberikan saran pada Sereia.

Hingga sekarang, Sereia masih bercerita sambil terisak isak mengenai semua permasalahannya.

BRAK!

pintu toko roti terbuka dengan kencang, terlihat Ezra dengan seragam putih abunya dan kemejanya yang berantakan, jaket hitamnya yang ia kenakan, dan wajahnya yang terlihat panik, menyusuri setiap sudut toko dengan matanya.

ditemukannya sereia yang masih terisak, bercerita tak karuan pada nisa. Dihampirinya Sereia dengan tergesa gesa.

" ser, i apologize. Iya, gua salah, gua udah ngebentak lu, maaf ser, maaf. " ucap Ezra, berlutut didepan Sereia.

Sereia yang masih terisak tentu memasang wajah binggung, masih memproses semuanya.

Sebelum sereia dapat memberikan jawaban pada ezra, Aren sudah lebih dulu berdiri didepan Sereia, siap memarahi ezra.

"ser, kita ke dapur dulu yu?" Ucap nisa, menarik tangan Sereia menuju dapur, meninggalkan Ezra sendiri dengan Aren.

begitu Sereia dan Nisa sudah berada Di dapur, Aren menghela nafasnya, memijat pelupuk matanya lalu kembali menatap ezra

"lo ngapain tadi di sekolah?" Tanya Aren

"Ngerokok mas" balas Ezra

" lo tau itu salah, kan? kenapa masih dilakuin?" ucap Aren

Ezra tidak menjawab. Tentu saja, Aren semakin frustasi. Ia menggeleng gelengkan kepalanya lalu terkekeh, ia mencubit pelan pipi Ezra yang lembut.

" lainkali jangan begitu, apalagi sampai ngebentak cewe lo. Kasian " ucap Aren.

" iya, mas. Ezra minta maaf " balas Ezra.

" yaudah, jangan gitu lagi ya? Dengerin ga!?" Ucap aren, memastikan

" iya, mas. Ezra dengerin " balas ezra

your fiance here, sereia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang