chapter VIII

61 7 0
                                    

𝐕𝐈𝐈𝐈

Sereia perlahan membuka matanya begitu mengingat perutnya yang masih kosong. Yap, ia belum makan sejak tadi pagi karena sibuk mengurusi Pertunangan.

Belum lagi, banyak tugas menumpuk dari dosennya. Ia merelakan waktu makan nya untuk menyelesaikan semua urusannya.

Sebenarnya, ia bisa saja meminta bantuan Ezra untuk mengurusi pertunangan. Tapi ia yakin, kalaupun ia memintanya sambil berlutut, Ezra tidak akan melakukannya.

" aduh, makanan gua lama banget sampai nya sih!? " gumam Sereia.

Ia melihat ponselnya, mengecek apakah makanan nya sudah sampai. " pesanan selesai " itu keterangan dari pesanan Sereia.

Sereia menyambar cardigan merah muda miliknya, guna menutupi baju sleeveless nya. Sereia kemudian berjalan keluar apartemen nya dan turun ke lobby.

Ia berdiri di depan pintu lobby lalu menoleh kan kepalanya ke kanan dan ke kiri, mencari dimana pesanannya.

" agh, kemana sih? " ucap Sereia ketika tidak menemukan pengantar makanannya.

" eh, ka sereia ya? " ucap salah satu karyawan yang tidak sengaja berpapasan dengan Sereia.

" iya. Mas, liat pesanan makanan saya ga? " tanya Sereia

" oh, dari restoran mie ya? Bukannya udah diambil? " balas Karyawan itu

" diambil? Belum mas! Masa pesanan saya dicuri? " timpal Sereia.

" bukan dicuri kok kak, tadi sempet diambil sama yang punya kamar 303. " balas karyawan itu.

" oh, o-oke makasih ya mas " ucap Sereia

" iya kak, saya duluan ya " timpal Karyawan itu sambil berjalan memasuki lobby.

sungguh, Sereia kesal sekali. Ia pergi ke lift dan memencet tombol lantai 3, satu lantai dibawah lantainya.

Begitu pintu lift  terbuka, Sereia menelusuri lorong panjang, mencari kamar bernomer 303.

" ez! Buka pintunya! " ucap Sereia sambil mengetuk ngetuk pintu Kamar Ezra.

Tidak ada jawaban, Sereia menunggu jawaban dari dalam. Tapi ia tak kunjung mendapat jawaban.

" ez! I know you're there! " ucap Sereia sambil kembali mengetuk ngetuk pintu kamar.

Emosinya memuncak, apalagi mau dari calon tunangannya ini? Ia menggambil ponsel di kantung celana pendeknya.

" ah, sial. Gua gapunya nomer Ezra lagi " gumam Sereia

Ia lalu teringat, Ezra pernah memberikan kode apartemennya!

" aduh, berapa sih nomer nya? " gumam Sereia.

Ia mengingat nomer yang pernah diberi taukan padanya itu. Ah, seharusnya ia mencatatnya saat itu.

Setelah mengingat angka angka itu, Sereia menunduk dan mengkesampingkan helaian rambut yang menutupi pandangannya setelahnya, ia memasukan nomer nomer itu.

2605

Begitu angka angka itu sudah berubah menjadi warna hijau, Sereia terdiam. Ia baru menyadari sesuatu, angka yang Ezra pilih untuk dijadikan kode Apartemennya adalah hari ulangtahunnya.

Sereia kemudian menggeleng kan Kepalanya, mencoba membuang jauh jauh harapannya dan melangkah memasuki ruangan Ezra.

" ezra, izin ya " ucap Sereia sambil melangkah masuk kedalam ruangan Ezra.

Gelap, Sereia mencari saklar untuk menyalakan lampu sambil meraba raba pada tembok.

Ketemu! Ia menyalakan lampu dan akhirnya, ruangan itu terang. Ia menutup pintu dan menelusuri ruangan itu dengan matanya.

Matanya membelalak begitu melihat cardigan putih miliknya yang ia kira sudah hilang ternyata tergantung di kamar Ezra.

Waktu itu, ia memang menyanyi bersama Ezra di kamar ini tapi, saat itu gelap karena lampunya di matikan, tentu Sereia tak melihat cardigan miliknya disana.

Ia meghampiri cardigan itu. Akhirnya melihatnya lagi setelah sekian lama. Ia menyentuhnya lalu merasakan wangi parfum yang masih melekat disana.

" lah, masih wangi? Ga kotor juga " gumam Sereia.

Ia menggelengkan kepalanya, kembali fokus mencari makan malamnya setelah perutnya menggerutu.

Ia menghampiri meja belajar Ezra begitu melihat Paper bag tempat ia memesan makanan.

Tak lama kemudian, tatapannya terkunci pada sebuah buku diatas meja belajar dengan judul " a diary about her " dan banyak foto dirinya yang tertempel di sampul buku itu.

Sungguh, Sereia sangat ingin membacanya. Tapi ia tau itu sangat tidak sopan, lagipula ia tidak yakin ia kuat membacanya.

Sereia melangkah menuju pintu, ingin segera kembali ke ruangannya. Ia takut jika ia terlalu lama sendirian disini, semua hal yang ada disini akan membuatnya menangis lagi malam ini.

" ezra? "

your fiance here, sereia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang