chapter XV

21 2 0
                                    

𝐗𝐕

Pagi hari tiba, Sereia terbangun di atas kasur dan melihat Ezra yang tertidur lelap diatas sofa. Sepertinya kemarin Ezra tidur lebih dulu daripada Sereia saat sedang menonton film.

Sereia mengerjapkan matanya, beradaptasi dengan sinar matahari yang menembus tirai Jendelanya.

Ia mendudukan dirinya, masih menatap ezra yang tertidur lelap. Tatapannya Sayu tapi hangat. terfokus pada Ezra, laki laki yang akan menjadi tunangannya sebentar lagi. Senyuman hangat tersirat di Wajahnya ketika sang pujaan hati sedikit terusik lalu kembali tidur lagi.

Ia turun dari kasurnya, menghampiri Ezra yang tertidur lelap bagai bayi. Sereia duduk disamping Ezra lalu mengusap usap rambutnya.

" ezra, kayaknya gua emang gabisa benci lo. Gua cuma denial kalo perasaan gua ke lo masih utuh, ga berkurang sedikitpun. " ucap Sereia

" lucu, kayak bayi. " ucapnya lagi dengan senyumannya.

Ia masih mengusap pelan rambut Ezra hingga perlahan ia mengeluskan jemari lentiknya di hidung mancung ezra.

Ezra dengan sigap mencengkram kuat tangan Sereia yang sedang menyentuh seluruh area wajahnya itu. Ia menang sudah bangun, hanya berpura pura tidur saja.

Ezra perlahan membuka matanya, menatap Sereia dengan wajah bantalnya dan senyuman tipisnya.

" i know you never hate me, ser" ucap Ezra.

Sereia terdiam, wajahnya pelan pelan merona. Ia membuang wajahnya, tidak ingin Ezra melihat wajah meronanya itu.

" ser, you're blushing right? Sini liat " ezra terkekeh dan mencoba melepaskan tangan Sereia yang menutupi wajahnya itu.

sereia menolak sambil terus menghindari tangan jahil ezra. Ezra tidak menyerah begitu saja, ia terus mencoba meraih tangan sereia agar ia bisa melihat wajah menggemaskan calon tunangannya itu.

hingga akhirnya, ezra berhasil meraih lengan kanan sereia. Ia menariknya dan akhirnya melihat wajah sereia yang memerah tersipu malu. ah, menggemaskan sekali, pikirnya. Ezra tersenyum lalu mencubit pelan pipi Sereia.

" mau jalan jalan hari ini? lo ga ada jadwal kelas kan? " tanya Ezra

" ada, tapi nanti sore " balas sereia

" berarti kita bisa jalan jalan pagi doang, buruan siap siap. Kita cari sarapan sekalian muterin jakarta " ucap Ezra.

Sereia mengganguk, ia berjalan ke kamar mandi di ikuti oleh ezra di belakangnya. Sekarang, mereka berdua berdiri didepan cermin kamar mandi secara bersampingan.

Sereia mencuci wajahnya dengan sabun cuci muka sementara ezra hanya menatap gadis disampingnya yang tingginya tidak melebihi pundaknya itu.

Sadar akan tatapan ezra, sereia membuka matanya perlahan dan menatap ezra.

" kenapa? " tanya sereia

" ser, I'm a man " balas Ezra

Sereia berfikir sejenak lalu menyadari sesuatu. Dengan sigap, ia membasuh wajahnya lalu keluar kamar mandi dan berlari entah kemana. Disaat ezra hendak mengejarnya, ia sudah tidak ada di dalam apartemennya dan meninggalkan ezra sendirian.

beberapa saat kemudian, sereia kembali dengan sabun cuci muka untuk laki laki serta sikat gigi baru. nafasnya tidak teratur karena berlari terlalu cepat.

" nih, gua dapet dari temen gua " ucap Sereia.

Ezra menggelengkan kepalanya, sudah tidak paham mengapa perempuan ini begitu sulit ditebak. Ia menghampiri wanita itu lalu menundukan kepalanya demi melihat gadisnya yang kelelahan ini.

" bekas temen lo ya? " tanya Ezra sambil menggambil sabun cuci muka serta sikat gigi dari tangan sereia

" enak aja! Ini baru, tau! ini tuh stok temen gua! " balas Sereia.

Ezra terkekeh lalu kembali berjalan ke kamar mandi, berniat untuk mencuci wajahnya.

~

" wah, ez! Coba lo pake ini! " sereia segera menarik tangan ezra ke dekatnya.

saat ini mereka sedang berada di toko aksesoris, menepati janji ezra untuk jalan jalan pada Sereia. Ezra memang mengajak sereia jalan jalan dan membiarkan sereia menentukan tujuannya, tapi tak disangka sereia akan membawanya ke tempat seperti ini.

Sereia menggambil beberapa jepit rambut kecil yang lucu dan memakaikannya pada rambut Ezra yang tebal. Setelahnya, ia bertepuk tangan dan merasa puas akan hasilnya.

" ezra, lo sebenarnya lucu! Kenapa malah dingin di kampus? " tanya Sereia sambil melepaskan satu persatu jepitan di rambut Ezra

" gua dingin aja banyak yang suka, apalagi gua nunjukin kelucuan gua. " ucap Ezra.

sereia membalasnya dengan angukan dan tawa kecilnya. Yah, ucapan Ezra tidak ada salahnya. Mungkin jika Ezra menunjukan sisi hangatnya di kampus, Sereia yang akan kewalahan

" lo mau beli ini? " tanya Ezra, begitu melihat jepitan rambut yang tadi ada di rambutnya kini sudah memenuhi telapak tangan Sereia.

" eh, boleh? " tanya Sereia.

Ezra mengganguk, Sereia tersenyum lebar. Ia memasukan jepitan rambut yang panjang itu ke keranjang belanjanya yang dibawa oleh Ezra. Kini mereka kembali menelusuri toko tersebut dipimpin oleh sereia.

Tadinya Sereia tidak ingin menghabiskan uang Ezra sebanyak ini, tapi karena Ezra terus memaksa dan barang barang yang menurutnya lucu selalu menarik perhatiannya, alhasil ia menerima saja tawaran Ezra.

" makasih ez " Seraia tersenyum hangat pada Ezra yang kini sedang duduk di kursi pengemudi.

" iya ser, sama sama. Mau kemana lagi? " tanya Ezra sambil memakai sabuk pengamannya.

" gantian, sekarang biar lo yang nentuin " ucap Sereia.

Ezra mengganguk lalu mengendarai mobilnya menuju sebuah pusat perbelanjaan, hari ini ia benar benar ingin membuat Sereia senang dengan memberikannya hadiah

~

" hufft, cape " gumam Sereia, ia berbaring di kasur apartemennya dengan banyak tas belanjan di tangannya. Ia tak menyangka ezra akan membelikan baju serta riasan wajah untuknya.

ia benar benar lelah, ah sepertinya ia akan bolos kuliah hari ini. Ia meraih ponselnya dan memberi pesan pada Natalia bahwa ia tidak akan kuliah hari ini.

setelahnya, ia kembali berbaring. Ia sudah hampir tertidur ketika tiba tiba ponselnya berdering. Ia mendecih, meraih ponselnya. Ah, telepon dari ezra.

" apaan? "

" kuliah ga? Gua anterin "

" gak, gua cape banget "

" banget? Perlu gua kesana? "

" apasih, jangan aneh aneh lo "

" serius, perlu ga ser? "

Sereia tersenyum, pipinya merona dan ia kembali merasakan kupu kupu begitu mendengar ucapan Ezra.

" perlu, sini "

Ezra mematikan teleponnya tanpa berkata apa apa, ia berlari dengan sangat kencang menuju unit apartemen sereia.

" eh bentar " ezra berputar kembali, ia kini berlari menuju lobby dan berniat membelikan makanan untuk sereia.

Awalnya begitu, hingga ia berpapasan dengan samudra.

your fiance here, sereia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang