23. Bioskop (1)

35 10 0
                                    


<Happy reading>



(23)

"Bioskop (1)"





Malam pun tiba, Sinar berbaring bersama dua sahabatnya itu di alas tikar bulu di dekat jendela yang gordennya itu sengaja untuk di buka.

Memperlihatkan langit malam yang di hiasi penuh oleh ribuan bintang di atas sana.

"Nomor Rain udah gue kirim tuh nar" ucap Lentera.

Sinar yang sedang asik main game BLOCK BLAST pun berhenti beralih pada aplikasi WhatsApp.

Ia memang meminta nomor Rain tadi sore tapi karna Lentera yang sibuk telponan dengan Ganta hampir menjelang malam, alhasil pun baru bisa mengirimnya sekarang.

Untuk Pelita cewek itu katanya tidak saling save satu sama lain dengan Rain.

Sinar memberi nama pada kontak Rain dengan sebuah 'Hujan'. Memandang beranda chet Rain, ia bingung harus memberi pesan seperti apa.

Berpikir keras tapi otaknya itu buntu, sinar paling males membuka aplikasi WhatsApp banyak notifikasi tagihan yang belum ia bayar.

"AAAAA, mas pacar ngajakin gue jalan!" Pekik Lentera begitu senang bertingkah aneh seakan baru pertama kali bagi cewek itu.

"Gue juga nih Len" seru Pelita tersenyum senang.

"Ya udah ayo kita siap-siap." Ajak Lentera begitu antusias berdiri menuju lemari sama halnya dengan Pelita.

"Lah? Yang benar aja dong, masa gue di tinggal!" Ketus sinar jadi kesel yang benar aja ia di tinggal sendirian di apartemen mereka.

"Lo kan ga punya pacar, jadi diem aja disini." Cibir Lentera.

"Buka aja tuh tv, ada kok siaran GTV kalo mau nonton makhluk kuning yang tinggal di laut."

"Benar tuh kata Lita, Lo nonton duduk manis aja di sofa" tambah Lentera.

"Tante sama Tante Lena mau pacaran dulu sama om, Sinar duduk diem manis disini aja ya sayang" Ucap Pelita, lalu mereka berdua tertawa lepas seakan lucu.

"Dih!, Lo kira gue anak kecil?" Ketus sinar menanggapi dengan tatapan jengkel seraya memeluk boneka beruang milik pelita.

Mentang-mentang sinar tidak memiliki pacar seenak itu mereka mengejek dirinya.

"Duhh!... perut gue sakit njir!" Tawa Pelita pecah bersamaan dengan Lentera saat melihat wajah so merajuk Sinar terlihat menggemaskan seperti anak kecil pada Umumnya.

Sinar tersadar sesuatu ia pun bertanya.

"Emang pacar kalian ngajakin kemana?"

Pertanyaan Sinar membuat tawa mereka mereda.

"Kenapa? Lo mau ikut? Anak kecil ga boleh ikut!" Balas Lentera.

"Dih serius ege!"

"Kata Ganta si mau ke bioskop."

"Secara pisah?"

"Apanya?"

"Kalo Ganta ngajakin Lo ke bioskop, terus petir ngajakin Lo kemana?" Sinar beralih menatap pada Pelita.

"Sama ke bioskop juga."

"Jadi ber-4 aja?"

"Engga tuh, kata Ganta pergi sama teman dia juga."

"Siapa aja?"

"Udah jelas banget pasti River sama Rain lah."

"Gue ikut!" Tandas Sinar berdiri saat nama Rain di sebut, ia ingin mulai menggoda Rain agar bisa menjadi pacarnya.

(e•/•e)



Seperti dugaan Lentera dan Pelita, ternyata Bulan tidak ikut, ada bagusnya jadi mereka tidak lah ganjil dan saling memiliki pasangan.

Pelita dan Lentera yakini pasti Sinar akan berpasangan dengan Rain.

Berhubung telah jam 23:00 malam, Bulan selalu tidur di bawah jam 22:00 malam.

Film bioskop yang akan mereka tonton itu menguji mental, tentang penyiksaan yang membelenggu di dalam penjara.

Mereka berkumpul, mengambil kartu tiket yang di kalungkan di leher sebagai tanda penonton. Agar bisa mengetahui orang-orang yang telah bayar untuk nonton.

Ganta bersama Lentera, mereka saling berpegangan tangan sama halnya dengan Petir dan Pelita, River dengan Cahaya.

Karna yang berpasangan di lebih dahulukan untuk masuk.

"Kenapa pacarnya ga di gandeng mas?" Tanya seorang perempuan sebagaimana menjadi petugas memberi kalung tiket.

"Dia ga peka mbak, ga romantis banget ya!" Ketus Sinar pura-pura kesal seakan Rain itu adalah pacarnya.

Perempuan itu tertawa kecil untuk menanggapi ucapan sinar, Rain pun masuk meninggalkan Sinar.

"Darin!, tungguin gue!" Teriak sinar, kenapa ia merasa geli akan ucapannya sendiri, tapi untung saja ia menggunakan bahasa Jepang untuk memanggil Rain dengan sebutan sayang.

Semoga saja Rain tidak tau artinya atau lebih baiknya rain tidak mendengar ucapannya sama sekali.

Didalam bioskop pun Sinar duduk tepat di sebelah Rain, cewek itu membawa dua popcorn dan dua pop ice.

Untuk ke-3 temannya yang bersama pacar masing-masing duduk di paling depan, karna penuh Rain pun duduk di barisan kedua bersama Sinar tentunya.

Rain hanya menatap sekilas. Rakus? Mungkin itu yang ada di benak Rain saat menilai Sinar.

Niatnya tadi Sinar ingin membagi pada Rain, tapi ternyata cowok itu sudah memiliki, pas aja si karna satu penonton harus beli popcorn juga pop ice sekali pun mereka tidak suka, itu lah peraturan yang ada.

Film pun di mulai, semua telah siap untuk menonton, ada kesempatan berdua maka sinar pun akan menggoda Rain secara tipis-tipis.




Lanjut part 24

Garis Takdir (Sinar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang