09. Pergi Ke pasar Malam

56 15 0
                                    






<Happy reading>




(09)

"Pergi Ke Pasar Malam"












Kini Sinar merenung di atas kasur, setelah pulang sekolah tadi ia harus naik ojek panas-panasan, mana gitu motor ojeknya mogok lagi di tengah jalan dan alhasil Sinar melanjutkan dengan berjalan saja.

Menunggu taksi puluhan menit pun tidak ada yang lewat, kalo dari online juga pada ga ada yang bisa di hubungi.

Diajak Lentera dan Pelita pulang bareng pun Sinar menolak karna jalan menuju apartemen masing-masing itu tidak searah.

"Apa gue beli mobil aja kali ya?... Lagipun tabungan gue kan banyak, Tapiii.... nanti parkir dimana dong?"

"Lah? baru sadar! kan gue ga bisa nyetir mobil, ahh elah bodoh, boro-boro beli, nyetir sepeda ontel aja gue ga pernah."

Sinar menggerutu kebodohannya sendiri.




(e•/•e)



Hari pun sore, Bulan berniat akan pergi ke rumah Rain yang cukup memakan waktu 10 menit dengan sopir pribadinya Rain karna ia yang menghubungi untuk di jemput.

Setibanya di rumah Rain, Bulan di sambut baik oleh ibunya Rain siapalagi kalo bukan Alisa.

"Hey... lama kamu ga kerumah mama sayang" ucap Alisa senang dengan langsung menghambur pelukan pada tubuh Bulan.

"Mama kangen banget sama kamu" tambah Alisa dengan mengelus lembut kepada sinar.

Bulan menyengir halus setelah pelukan Alisa terlepas.

"Iya ma, aku juga kangen mama" balas Bulan.

"Ayo sayang kita duduk" ajak Alisa membimbing Bulan ke ruang tamu.

Bulan mendudukkan dirinya di sofa sedangkan Alisa masih berdiri.

"Kamu mau minum apa sayang? biar mama buatin dengan tangan mama sendiri" tawar Alisa.

Bulan merasa tidak enakan sekarang jika harus merepotkan seperti ini.

Sebelum menjawab bulan tersenyum kecil.

"Air putih aja ma" pintanya agar tidak terlalu merepotkan.

"Loh, air putih aja? Ga mau ada rasanya?"

"Ga ma, aku lebih suka air putih" balas bulan, pun tanpa bertanya lagi Alisa pergi ke dapur.

2 menit menunggu Alisa pun kembali dengan segelas air putih yang penuh, mendudukkan dirinya di samping Bulan dan menyodorkan air putih itu pada Bulan.

Bulan pun menerimanya dengan pelan dengan mengucapkan terima kasih.

Hanya meneguk 3 tegukan Bulan menaruh gelas tersebut di atas meja, menatap sang mama seperti ingin bertanya.

"Ka Rain masih tidur ya ma?"

"Em, kayaknya, kenapa sayang? Kalian ada janji?" Tanya Alisa.

Bulan mengeleng kecil "ga ada ma, cuma Bulan pengen ngajak ka Rain aja pergi ke pasar malam"

"Begitu ya sayang? Apa perlu mama bangunin dia?" Tawar Alisa, Bulan menggeleng cepat.

"Ga ma, jangan, lagian ini masih sore, aku maunya pergi malam aja" tandas Bulan.

Alisa pun tersenyum menanggapinya.


(e•/•e)


Sinar yang sedang berpakaian pun harus menoleh ke arah kasur dimana ponselnya itu berdering.

Sinar pun meraih ponselnya dengan langsung menjawab karna Lentera lah yang menelpon dirinya.

"Nar, Lo mau ikut kita ga kepasar malam? malam ini seru lho."

"Gasss gue suka yang namanya itu bersenang-senang."

"Gue sama Pelita tunggu Lo di depan gerbang pasar malam ya, Lo jangan lama-lama."

"Sip, ini gue siap-siap dulu."

Setelah telpon terputus, pun Sinar sudah siap dengan pakaian yang ia kenakan untuk malam ini.

Tidak terbuka melainkan serba panjang di tambah mengenakan topi berwarna putih.

Selagi uang tabungannya masih banyak tidak ada halangan bagi Sinar untuk tidak pergi bersenang-senang menghabiskan uang karna itu adalah sebagian hobinya.

"Selagi uang tabungan gue masih aman, mencari ayah itu belakangan" gumam sinar dengan senang kini ia pun memasuki lift.

Sinar tiba di lokasi pasar malam yang dikirimkan oleh Lentera, mencari sosok Lentera dan Pelita di depan gerbang masuk Menuju pasar malam.

Dan yang di cari pun kelihatan dari kejauhan pun Sinar berlari kecil.

"Ayo masuk" tudep Sinar tidak ingin berbasa-basi merangkul dua sahabatnya itu.

Pun mereka bertiga masuk dengan tawa yang terdengar senang.

(e•/•e)


"Ma... kita pamit pergi" ijin Bulan setelah Salim pada Alisa, Alisa merespon dengan seulas senyuman lalu memeluk sekilas pada tubuh Bulan.

"Iya sayang, Rain jaga Bulan dengan baik" ucap Alisa beralih menatap pada anak semata wayangnya itu.

"Iya ma" jawab Rain.

Mereka pun pergi menuju pasar malam dengan menggunakan mobil putih milik rain.

Setibanya Rain memarkirkan mobilnya itu khusus di parkiran mobil, lalu menggenggam lembut tangan Bulan menuntut cewek itu untuk masuk kedalam menelusuri pasar malam.


(e-e)


Kenapa Bulan manggil ibunya Rain itu dengan sebutan mama?🤔

Jawabannya.....karna Rain yang berteman baik sejak kecil dengan Bulan yang seorang anak piatu disaat umur Bulan 8 tahun, pun ayahnya ikut mati dengan jalur pembunuhan di saat umurnya 16 tahun.

Bulan juga seorang anak yang sangat tertutup dan penyendiri, hanya Rain lah teman satu-satunya Bulan disini hingga mereka beranjak dewasa.

Maka dari itu Alisa sangat menyayangi Bulan menganggap sebagai anak keduanya setelah melihat keterpurukan gadis malang seperti Bulan

Belum lagi waktu ayahnya masih hidup, ayahnya itu memiliki penyakit demensia dan selalu menyiksa Bulan jika penyakitnya itu kambuh.

Dan ini sangat membuat mental Bulan hancur dan ingin mengakhiri hidupnya setelah tau ayahnya mati dibunuh, disini pun Rain menghentikan aksi gila Bulan yang sudah kehilangan akal.

Rain berjanji akan selalu ada untuk Bulan dan akan selalu menemani hingga terus menjaga gadis itu sampai kapanpun.

Nah begitu 😁






Lanjut part 10

 

Garis Takdir (Sinar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang