06. Cowok Hantu

53 14 0
                                    






<Happy reading>





(06)

"Cowok Hantu"








Kini Sinar menuju pulang ke apartemennya sebelum pulang Sinar berhenti di Alfamart ingin membeli cemilan untuk menemani dirinya bergadang nantinya.

Karna ini sudah senja buru buru untuk Sinar memilih makanan yang akan ia beli.

20 menit memilih cemilan ini dan itu akhirnya semuanya pun terbayar.

Senyum pun terukir di bibirnya, tapi senyum itu seketika hilang begitu saja saat tidak mendapati taksi yang ia tumpangi tadi.

"Loh hilang?" Sinar panik melirik kesana kesini mencari taksi-nya tersebut.

Sinar pun nekat bertanya pada orang sekitar sini.

"Pak liat taksi saya ga yang nunggu di situ" tunjuk sinar pada bekas taksi-nya tadi untuk menunggu dirinya.

"Udah pergi tadi dek, 2 menitan yang lalu" jawab si bapak gondrong.

"Belum juga bayar, ya elah si bapak main tinggal gitu aja" kesel Sinar bergumam.

"Makasih ya pak." bapak itu mengangguk Sinar pun lantas melangkah pergi.

Sinar yang kesal hanya untuk menunggu taksi dijalan tidak mendapatkan taksi satu pun yang lewat di jam segini, memangnya ini jam berapa si?

Sinar pun memencet tombol ikon ponselnya hanya untuk mengetahui jam berapa sekarang dan jam menunjukkan pukul 19:10.

Sinar kembali menyimpan ponselnya itu kedalam saku bajunya.

Tiba-tiba saja Guntur terdengar, menandakan akan segera turun hujan malam ini.

Sinar pun mendongak menatap langit yang sebentar lagi akan turun hujan, buru buru untuk sinar pergi ke toko untuk membeli payung.

Dan sinar pun mendapatkan payung tersebut, hujan pun turun begitu sangat deras, membuat sinar sedikit kesulitan menahan payungnya itu agar tidak terbang karna hujan malam ini yang bercampur dengan angin yang begitu kencang.

Sinar semakin mempercepat langkahnya karna sebagian tubuhnya basah terkena hujan karna payung yang susah ia atur karna angin.

"AAAAAAAAA!"

sinar di buat tersentak kaget dengan suara teriakan tersebut begitu nyaring hingga bisa membelah suara hujan yang begitu deras yang bercampur dengan guntur.

Sinar pun menoleh melirik kesana kesini tapi tidak mendapati orang yang baru saja berteriak sekencang itu.

Apa jangan-jangan itu hantu? Pikir sinar begitu.

Sinar pun lari karna takut, tapi payungnya malah terbang kebelakang.

Sinar pun mengejar payung tersebut berakhir dengan semua tubuhnya itu yang menjadi basah.

Payungnya itu berhenti di belokan, tanpa menunggu lama lagi sinar pun mengambil payung tersebut. Tapi ia di buat terdiam disaat ia merasakan seperti ada seseorang di sampingnya.

Pun sinar menoleh dan mata mereka bertemu.

Sinar membesarkan pupil-nya karna kaget dan detik itu juga sinar berteriak histeris melempar payungnya itu tepat di wajah orang tersebut, tidak peduli jika lemparannya itu melukai orang tersebut, karna ia yang melempar dengan ujung di payung itu dan berlari secepat mungkin.




(e•/•e)



Akhirnya sinar tiba di dalam apartemen-nya, walau tadi harus dengan cara pemaksaan pada taksi yang sudah di tumpangi oleh suami istri.

Yang penting ia selamat, sungguh wajah cowok itu begitu menyeramkan! pikir sinar jika cowok itu adalah hantu karna wajahnya yang begitu pucat pasi dengan darah di mulut.

Mana gitu tadi ia yang melempar dengan ujung payung tepat di wajah cowok itu, sinar bergedik ngeri jika sasarannya itu mengenai mata.

Uhh mengerikan.

Sinar menatap prihatin pada tas belanjaannya yang hanya ada dua bungkus cemilan di dalamnya.

Padahal tadi tas-nya ini sangat penuh, karna prihal hantu itu, ia harus lari sekencang mungkin dan alhasil hanya dua bungkus cemilannya yang terselamatkan dari guncangan lari yang ia buat.

Pun sinar memasuki kamar mandi untuk mengganti bajunya yang basah sebelum masuk angin.










Lanjut part 7




Garis Takdir (Sinar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang