keesokan harinya di siang hari marsha menuruti perkataan freya untuk menemuinya,freya berkata agar marsha menemuinya di club adel.
"siang fre" ucap marsha saat sampai lalu duduk di depan freya
"siang" ucap freya
"oke jadi kita gimana?" ucap freya
"semuanya kalah fre,semua orang bener bener kalah,aku cuma cinta sama kamu" ucap marsha
"kamu udah ga bisa bohong lagi sha,kalau kamu serius sama aku kamu harus putusin zee,di depan muka aku sendiri" ucap freya
"z-zee?" ucap marsha gugup
"aku tau semuanya sha." jawab freya
"bisa kasih aku waktu?.."
"bahkan untuk putusin zee demi aku kamu masih butuh waktu."
"g-gimana kalau nanti malam?" ucap marsha
"oke aku tunggu,di sini,jam 10 nanti aku sendiri yang telfon zee biar kesini"
"iya fre,emm,aku duluan ya,aku masih ada meeting sebentar" ucap marsha lalu pergi.
.
.
.
.
.
kini marsha hanya berkendara keliling kota,ia sudah memerintah asistennya untuk menyelesaikan meeting dan melanjutkan esok hari,karena hari ini ia benar benar sedang banyak pikiran.
bohong jika marsha mengatakan tidak mencintai zee sama sekali,tetapi kebohongan terbesarnya adalah jika ia mengatakan tidak mencintai freya.
"maaf..." ucap marsha sekilas lalu kembali melajukan mobil nya lebih cepat.
.
.
.
.
.
"hai,ini kamu makan ya" ucap marsha saat dirinya sudah sampai hotel dan memberikan makanan pada zee
"makasih,kamu engga?" tanya zee tersenyum
"aku udah makan" ucap marsha lalu pergi ke arah kamar mandi
"tumben,biasanya lebih milih laper dari pada makan sendirian" guman zee yang membuka makanan itu.
1 jam berlalu
marsha menghampiri zee yang sedang duduk di sofa.
"zee.." ucap marsha pelan
"tumben manggil nama? kenapa?"
"kamu cinta aku?" tanya marsha tanpa menatap mata zee
"dengan aku mutusin semua pacar aku yang lain,kamu harusnya tau jawabannya." ucap zee,zee sedikit bingung,kenapa marsha bersikap aneh??
"kalau akhirnya kita gaa bisa bareng lagi?" tanya marsha beralih menatap zee walau wajahnya sedikit murung
"apa ada kemungkinannya?" tanya zee
"apapun bisa terjadi kapanpun zee." ucap marsha
"gapapa,aku ikhlas kalau emang itu mau kamu,tapi kalau itu kemauan orang lain,aku mungkin akan menunggu."
"menunggu??"
"menunggu sampe kamu sadar seberapa besar cinta aku sama kamu" ucap zee lalu pergi.
zee menyadari bahwa marsha di dalam hatinya sedang gelisah bingung.
zee bukanlah manusia super,tetapi ia tau betul perubahan sikap orang lain,dan zee pun sudah mengetahui selanjutnya apa yang akan terjadi,maka dari itu zee memilih untuk mengakhiri pembahasan itu.
.
.
.
.
.
"zee hari ini kita pulang ya" ucap marsha
"iya,oh iya,freya ngajak aku ketemu nanti jam 10,katanya ada kamu juga" ucap zee
"zee maaf..." batin marsha
"iya... jam 3 sore kita pulang ya" ucap marsha dan zee pun mengangguk.
"kenapa ngeliatinnya kaya gitu?" tanya zee saat melihat marsha yang menatapnya sendu.
marsha mendekati zee yang sedang duduk di kasur
"apapun itu,aku cinta sama kamu zee." ucap marsha lalu mendekatkan bibir mereka,marsha berfikir mungkin ini bisa jadi ciuman terakhir mereka,marsha melakukannya tanpa ada nafsu,ia hanya melampiaskan keresahannya.
marsha melepas tautan itu dan beralih ke leher jenjang zee menyesapnya hingga memunculkan sebuah tanda merah,marsha melepas sesapan itu lalu memundurkan wajahnya dan mengusap sesuatu yang terlihat memar,tetapi itu laah karyanya.
"kenapa?" tanya zee
marsha hanya menatap zee,lalu memeluknya seerat erat nya,zee membalas pelukan itu...
.
.
.
.
.
malam hari tepatnya jam 10 malam,zee marsha dan freya sedang duduk di ruangan vip yang freya pesan.
"sha???" ucap freya memberi kode bahwa dirinyaa harus melakukannya sekarang.
"zee.." ucap marsha menatap seseorang yang telah membuatnya merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sekaligus cinta pertama yang hanya dengan menatapnya saja sudah membuanyaa begitu mencintai zee
zee diam dan menatap marsha..
"maafin aku kalau aku ada salah zee,dan makasih atas segala hal,freya udah tau semuanya zee,freya udah tau hubungan kita,dan hubungan lama aku sama mantan aku,dan maaf tapi k-kita... sampe sini aja ya zee???" tanya marsha,sungguh mata nya ini sudah sangat ingin mengeluarkan airmata,sialnya bahkan sudah menetes,freya tak sadar karna freya hanya menatap zee,sedangkan zee yang melihat tetesan airmata itu menyadari bahwa marsha tak sungguh mengatakan hal itu,dan zee yakin dalam dirinya bahwa itu bukan kemauan marsha.
"gapapa sha,yaudah aku pergi dulu ya,bahagia sama freya ya??" tanya zee mengelus rambut marsha sekilas,menjabat tangan freya lalu pergi..
.
.
.
sungguh tak ada hubungan yang paling menyakitkan di bandingkan hubungannya dengan marsha
"mau nangis,tapi baru inget kalo dari awal gua emang bukan satu satunya"
TBC
follow biar upp nya cepet
KAMU SEDANG MEMBACA
M A R S H A (21+) END
Teen Fiction21+ di bawah umur atau pun sudah mencukupi baca peringatan di bawah ini,WAJIB PERINGATAN "cerita ini di tulis secara fiksi serta tidak ada sangkut paut nya dengan dunia nyata,tokoh tokoh di sini hanya sebuah PENGGAMBARAN KARAKTER bukan dari hal lain...