13

242 27 2
                                    

"Yang mulia, aku sudah memutuskan teman bermain" ujar Athanaze.

mereka tengah mengadakan pesta teh kecil, yang beranggotakkan Claude, Athanasia, dan Athanaze, seperti biasanya.

"siapa?" tanya Claude.

"Arthur Xander" jawab Athanaze.

"bagaimana denganmu?" tanya Claude melirik Athy.

Athanasia nampak bungkam "Athy tidak memerlukan teman bermain. bersama dengan ayah, Naze, dan Felix sudah sangat menyenangkan" jawabnya dengan wajah berseri.

"bagaimana pembelajaran kalian? apakah sulit?" tanya Claude.

"ada apa dengannya? kenapa sekarang dia berlagak seperti orang tua yang baik?" batin Athanaze seraya memasang wajah heran.

"SERU! GURU BILANG ATHY PINTAR!" semangat Athy.

Claude melirik ke arah Athanaze, menunggu jawaban putranya itu.

"kami tidak kesulitan dalam belajar" ujar Athanaze.

"benar, Naze bahkan sudah mengerti pelajarannya sebelum kami mulai belajar" bangga Athy, saat itu juga Athanaze menatap Athy dengan ekspresi "kenapa kamu memberitahu itu padanya?"

"bukankah Naze genius??" semangat Athy.

"kamu terlalu berlebihan, Athy" ujar Athanaze.

"ayah juga pasti setuju, benar ayah?" ujar Athy.

Claude mengangguk membenarkan "haruskah aku mengirim mu pergi ke Atlanta?" tanya nya.

"aku tidak butuh belajar di Atlanta, aku ingin belajar berpedang" ujar Athanaze.

"Felix, mulai besok ajari Athanaze berpedang" ujar Claude, diam diam ia menyeringai senang.

"baik yang mulia" ujar Felix.

"bukan Felix, tapi yang mulia sendiri yang harus melatihku" ujar Athanaze.

"ho ..., menarik" gumam Claude seraya menyeringai tipis, dan Athanaze menyadarinya.

"kamu tidak akan bisa menandingiku" ujar Claude menatap remeh Athanaze.

"Mencoba saja belum" ujar Athanaze.

"... baiklah, mulai besok aku yang akan melatihmu berpedang" ujar Claude.

Athanaze meminta Claude mengajarinya pedang itu bukan tanpa alasan, ia meminta Claude langsung yang melatihnya karena selama ini ia sudah latihan pedang sendirian selama di kediaman Ferca.

"sekarang kalian boleh pergi, masih ada yang harus ku urus" ujar Claude berniat bangkit dari duduknya.

"ayah! menunduklah!" pinta Athy, tapi tangannya mengisyaratkan untuk gendong.

Claude menggendong Athy perlahan, tanpa tau apa yang akan gadis mungil itu lakukan selanjutnya.

Cup

"Kecupan semangat dari Athy" ujar Athy, perlahan Claude menurunkan gadis mungil itu kemudian melirik Athanaze.

"jangan bilang dia memintaku untuk menciumnya juga? tidak benar kan?" pikir Athanaze.

"kamu tidak melakukannya?" tanya Claude.

Jderr

bagaikan petir yang menyambar disiang bolong, Athanaze menatap Claude tidak mengerti.

"apa dia sudah gila?" begitulah pikir Athanaze.

"yang mulia putra mahkota, baginda ingin anda mengecup pipinya juga seperti yang tuan putri lakukan" jelas Felix.

crown prince's revenge(wmmap x male Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang