Setibanya mereka di Mall.
"Daddy, Arkan mau ke Timezone boleh?." Tanya Arkan.
"Boleh, sama Abang ya."
"Tap-
"Iya atau gak sama sekali?." Ancam Yohan.
"Ck, iya iya!." Kesalnya langsung menarik kedua tangan sang Abang.
Brukk
"Awsss." Ringis Arkan ketika tak sengaja menabrak seseorang.
"Arkan? kamu ngapain disini?." Tanya Arzan kaget.
"Tadi di ajak Daddy beli sepatu, terus sekarang mau ke Timezone sama abang."
"Jangan main yang aneh aneh ya nanti?." Peringat Arzan.
"Yaelah aman, ada gue sama Ryan." Ucap Raka mem membuat Arzan menggulirkan matanya malas.
"Yaudah, Kakak pergi dulu ya. Have fun baby boy." Ucap Arzan mengusak rambut Arkan membuat nya kesal.
"Apasih! bayi bayi! orang udah SMA!." Dumelnya mem membuat kedua nya terkekeh gemas karena tingkah laku sang adik.
"Yuk masuk, kamu gaboleh kecapean." Ucap Ryan beralih menggendong Arkan.
"Abang turunin! malu tau!." Rengek nya namun tetap diabaikan oleh Ryan.
"Oy bang!." Teriak seseorang membuat mereka menoleh.
"Oit, Kok disini juga Sya?." Tanya Raka.
"Ohh ini, lagi main sama yang lain."
"Halo bang." Sapa mereka.
"Bang, itu? Arkan?." Tanya Dirgan.
"Iya, dia minta kesini tadi."
"Bang turun! malu tau liat ada temen temen!!."
"Ahahaha, bayi gede lo Ar." Ledek Richard.
"Kalian udah lama?." Tanya Ryan.
"Eum, baru 30 menitan mungkin?." Jawab Ezar.
"Aku mau gabung sama mereka aja Bang." Ucap Arkan.
"Yaudah, Abang tunggu disana. Kalian baik baik ya." Ucap Ryan menurunkan Arkan.
"Siap bang."
"Eh Ar, lo serius mau homeschooling?." Tanya Rasya mem membuat semua kaget.
"HAHHH!." Teriakan mereka membuat semua atensi orang kearah mereka.
"Kalem anjir, malu gue." Ucap Rasya membuat mereka terkekeh.
"Jadi, kenapa lo mau homeschooling?." Tanya Ezar mewakili semuanya.
"Gapapa, kan sebelum nya Daddy gue udah ngusulin buat homeschooling, tapi gue gamau, sekarang gue minat sama tawarannya."
"Yahhh, ga ketemu dede gemes lagi." Ceplos Dirgan membuat Arkan memukul lengan Dirgan.
"Aduh! galak amat dede gemes!."
"Apasih lu!." Kesalnya.
"Yaudah, tapi jangan kapok kalo kita sering kerumah lu." Ujar Richard mem membuat Arkan memutar bola matanya jengah.
"Ya ya ya, sesuka hati kalian lah mau kesana kapan aja, asal jangan pas bagian gue lagi tidur!." Peringat nya
"Dek, ayo pulang." Ucap Raka menghampiri mereka.
"Lah bangg, baru juga bentar. Bahkan aku belum main!."
"Salah siapa asik ngobrol, ayo pulang gada penolakan." Ucap Ryan menggeret Arkan keluar dari Timezone.
"Gile, kegiatan dia jadi di batasin gitu ya semenjak tinggal sama om nya." Ucap Dirgan diangguki semuanya.
"Iya, tapi gapapa sih lebih aman juga kan. Kesehatan nya lebih terjaga juga." Ujar Richard.
"Yaudah lah, yok pulang ngapain lagi kita disini." Ajak Ezar.
"Iya yok."
→→→→
Dugh
"Emhh..."
"Ngantuk ya? sini nyender ke Abang atuh sampe kepentok kan." Ucap Raka.
"Sakit...." Lirihnya memegang keningnya yang baru saja terpentok.
"Iya sini Abang usap." Ucap Raka membawa tubuh Arkan kepangkuan nya.
"Tidur ya? ntar Abang bangunin kalo udah sampe." Ujar Raka diangguki oleh Arkan.
"Yan, mampir tempat makan dulu. Mom ga sempet masak katanya, kasian Arkan belum makan."
"Iya."
.
.
.
.Cklek
"Tidur yang nyenyak adek Abang." Ucap Raka setelah menidurkan Arkan dikasur nya.
Eungh
"Sttt, bobo lagi dek." Ujar Raka mengelus surai Arkan lembut.
"Abang...."
"Kok bangun hm? kenapa?." Tanya nya lembut.
"Perut aku sakit..."
"Aduh! kamu telat makan ya!."
"Ayo, makan sekarang abis itu minum obat!." Ucap Raka langsung menggendong Arkan kebawah.
"Yan! siapin makan yang tadi di beli buat Arkan!." Teriak Raka mengagetkan Ryan.
"Kaget sat! yaudah tunggu sini."
"Hiks Abang...sakitt!." Ucapnya mulai terisak.
"Sttt, iya sabar ya dek..."
"Ini, dimakan. Kebiasaan ngelupain makan gini nih." Omel Ryan.
"Diem dulu Yan!."
"Ayo makan ya, abis itu minum obatnya terus istirahat oke?." Ucapnya diangguki oleh Arkan.
•••••••••••
"Udah tidur?." Tanya Ryan.
"Udah, barusan tidur." Ucap Raka yang baru keluar dari kamar Arkan.
"Yaudah, CCTV-nya nyala kan?." Tanya Ryan diangguki oleh Raka.
Brukk
"Suara apaan tuh!." Kaget Raka.
"Dari kamar Arkan!."
Cklek
"Dek!." Teriak keduanya langsung menghampiri Arkan.
"Kok bisa jatuh?." Tanya Ryan membantu Arkan keatas kasur.
"Eum, gatau Arkan ngantuk.." Ucapan kembali menutup matanya.
"Hadeuh, ngigo kah?." Tanya Ryan dibalas tanda tak tahu dari Raka.
"Sleep well baby boy." Bisik Raka mengecup kening Arkan singkat, begitupun Ryan.
Hai, Hola, Anyeong!
Gimana ceritanya? seru gaa??
hihi, minta Vote nya ya biar aku semakin semangat buat lanjut ceritanya! terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Berdua? | End
FanfictionGa kepikiran desk nya😢😢, cuss langsung baca aja! jangan lupa vote nya gess💗💗