Skip udh bel pulang sekolah
Bel sekolah udh bunyi berarti siswa siswi udh di bolehin pulang, termasuk Rakha dan Bima oh yaa sama Aksa
Keadaan Aksa belum sama sekali membaik karna bekas luka kemarin dari Juna aja belum kering udh di tambah di pukulin orang udh gitu di dorong kenceng banget makanya Aksa masih lemas
Mereka bertiga seperti biasa pulang bareng, tapi untuk sekarang mereka menaiki taksi online karna keadaan Aksa yang tak memungkinkan, coba bayangin kalo mereka naik bus buat sampai ke rumah apa Aksa gak enggap kalo di bus kan banyak orang udh gitu gak ber-AC juga, jadii yaa nyari aman aja
Mereka udh naik di bangku taksi, Bima di depan samping kursi supir dan Rakha,Aksa di belakang
"eeee rak gue keknya gak langsung pulang dulu soalnya mau ambil baju basket buat tanding lusa, gpp kan gue tinggal bntrr dan keknya sih tua gak bakal balik sekarang paling malem? maybe?" kata Bima yang meminta izin, yaa Bima memang suka dengan olahraga apalagi basket nomor 1 kalo basket
"yoiii bisalah, gppp biar Aksa sama gue aja tenang nanti gw obatin sedikit lukanya Aksa" kata Rakha yang meyakinkan bahwa dirinya bisa membawa Aksa sendirian
"ya udh hati hati aja yaa di rumah gue gak lama kok habis ambil baju langsung balik" ucap Bima dan hanya di ajukan jempol oleh Rakha
Rakha telah sampai dirumah dan ia langsung masuk sambil menggendong Aksa di punggung dan menaruh badan Aksa di kasur, Rakha tak melihat jika di rumahnya itu ada,
Ayahnya
Rakha benar benar tak melihat jika ada mobil di depan rumahnya yang ia pikirkan saat ini adalah keadaan Aksa gak ada yang lain yang ia pikirkan
Bahkan tadi pas Rakha masuk ada Juna di sana yang sedang duduk di sofa/ruang tamu sambil memejamkan matanya tapi yang namanya hentakan kaki seseorang pasti terdengar apalagi hentakkan tersebut sangat kencang
Juna yang melihat Rakha mengabaikan nya langsung kesal, pikirnya mana mungkin Rakha tak melihat ia yang sedang duduk di ruang tamu yang dekat sekali dengan pintu?
"lihat saja kamu Rakha bisa bisanya kamu tak melihat atau menyapa saya awass kamu" gumam Juna sambil mengepalkan tangannya
Padahal jika di pikir pikir untuk apa Rakha menyapa Juna? sedangkan jika si sapa Juna sendiri tak sama sekali menjawab, lalu kenapa ia kesal jika tidak di sapa? Juna walaupun kasar kepada anak anaknya(?) tapi ia tetep mau anak anaknya(?) menyapa dirinya walaupun hanya senyuman, baekk kann tapi ngga dengan sikapnya
Rakha sudah selesai mengobati luka Aksa dan ia sebenarnya mau keluar kamar Aksa karna haus, dan ia segera keluar dan mengambil minuman di dapur
Sesampainya Rakha di dapur ia benar-benar tak sama sekali ngeh kalo ada ayahnya di sana bahkan buat melirik aja ia tak segan
Juna yang udh marah karna cuma masalah tadi, ia langsung menghampiri Rakha dan memegang tangannya kuat sampai sang mpuh kaget karna kedatangan ayahnya
"a-ayah?, m-mau apa y-yah?" ucap Rakha takut tapi apakah Juna perduli? tidak sama sekali
"apa maksud kamu tak menyapa dan memberi sedikit salam pada saya?!? Matamu buta iya? jelas jelas saya di sana duduk taoi sama sekali tak anda lihat? dan satu lagi kenapa Abang mu itu bisa pingsan?! apa itu karna ulah mu juga anak sialan??! kau mah membunuh kakakmu juga? ck dasar pembunuh" ucap Juna sambil menyeret Rakha ke ruang tengah
"ayahh....,s-sakitt a-akghhh" ucap Rakha sambil sedikit memberontak
Juna langsung mendorong tubuh Rakha ke arah tembok dan berhasil membuat Rakha jatuh dan merasakan nyeri pada badannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Abadi Selalu dan Selamanya
Random"ayah kalo emang muak sama kita, tinggalin lah kita biar hidup ayah ngga sengsara seperti sekarang, kita rela ayah pergi asal ayah bahagia" ucap Rakha Perkataan Rakha mampu membuat sang ayah diam tak bersuara "iya ayah kita rela ayah pergi ke mana...