17

129 9 0
                                    

***

Aksa dan Bima berada di ruang tengah untuk menenangkan diri mereka masing masing, sebenarnya sama saja mau di tenangin kayak gimana pikiran mereka tetap 1, keadaan Rakha

20 menit bahkan 30 menit Rakha belum memunculkan batang hidungnya sama sekali, hati dan pikiran mereka berdua semakin kacau dan semakin sesak, entah apa yang membuat dada mereka sesak dan entah apa yang membuat mereka berpikiran negatif

"ini Rakha beneran masih hidup kan ya?" tanya Bima, Aksa yang mendengar itu langsung membulat kan matanya kesal

"kok lu ngomong gitu? pasti..pasti Rakha gapapa mungkin dia masih lemas di dalem makanya belum keluar, kan kata lu Rakha gapapa" kata Aksa sedikit ragu, tapi ia yakin adiknya itu tak apa apa

Walau kenyataannya kata gapapa sulit untuk keadaan Rakha sekarang

***

Ctarr

Ctarr

Ctarr

Cumbukan demi cumbukan Rakha dapatkan hingga membuat seluruh tubuhnya membiru keunguan, Rakha masih meringis kesakitan tetapi ayahnya sama sekali tidak mendengarkan ringisan Rakha


Ctarr


"am..punn ay...ah, stopp" ampun Rakha tak karuan karna tubuhnya sudah benar benar sakit, jika ada kata selain sakit dan itu jawabannya

"ini hukuman untuk kamu karna sudah memeluk saya sembarangan"

Ctarr

CTARR

"AKHHGGGG...SHHHHH...ayahh..ampun...su...dahh" cambukan tadi lebih keras dari sebelumnya sampai di tubuh Rakha sudah banyak darah yang keluar, dari punggungnya, hidungnya, mulutnya, dahinya bahkan kaki tangannya

Ditambah dada Rakha sejak awal sudah berdetak tak karuan dan sekarang semakin sakit, sesak, bahkan sulit untuk bernafas

Rakha terus membuka mulutnya walau sudah di lumuri oleh darah yang keluar dari tenggorokannya, untuk menghirup udara supaya masuk ke paru parunya saja susah apalagi menghembuskan nafasnya

Tapi percuma dadanya seperti sudah di kunci rapat rapat, seakan-akan Rakha tidak di perbolehkan untuk bernafas

Apa ini akhir hidup Rakha? Apa hidup Rakha sesingkat ini? Dan apakah tuhan masih memperbolehkan Rakha untuk tetap bernafas' dan hidup sampai akhir ajalnya?

Sudah terdengar keras suara engahan Rakha di lantai sana, tapi persetan Juna blum juga puas untuk berhenti menyiksa Rakha, seperti di bisikan bahwa Juna harus benar benar membunuh Rakha

Tapi di satu sisi rasa kasihan Juna masih ada, walaupun hanya sedikit tapi masih Juna rasakan rasa kasihan itu, tetapi tetap saja ego dan persetan Juna masih kalah jauh oleh rasa kasihan nya

Dan akhirnya Juna selesai ia melempar ikat pinggangnya ke sembarang arah dengan kasar dan tersenyum smirk

"masih untung saya hentikan pergerakan saya, kalo tidak mungkin kamu akan benar benar mati di tangan saya bodoh" kata Juna dan berlalu begitu saja tanpa melihat lagi orang yang sudah ia siksa

Abadi Selalu dan Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang