Aksa terbangun dari tidurnya karna ada suara bising sekali di telinganya, ciri ciri suaranya tak tau yang pasti banyak sekali suara pecahan, teriakan dan juga pukulan yang keras
Aksa bangun dan melihat sekelilingnya, tak mendapati salah satu saudaranya atau mungkin kedua saudaranya
"egghhhhh huoooappppp, ckk suara apaan sih berisik banget dari tadi" kata Aksa sambil melangkahkan kakinya untuk keluar kamar dan melihat apa yang terjadi
Tapi langkah Aksa terhenti ketika mendapati banyak darah segar yang masih basah di lantai maupun di meja meja
"hah kok banyak darah?" ucap Aksa bingung
Lalu ia menuruni anak tangga sungguh Kacau rumahnya saat ini, serpihan kaca di mana mana, bercak darah di mana mana bahkan tumpahan air dimanaa mana
Mata Aksa kini tertuju pada pintu rumahnya yang terbuka, ia sempat berfikir jika rumahnya kemalingan? tapi gak mungkin sampai berdarah juga ragunya
Aksa dengan cepat memasuki kamarnya lagi untuk menghubungi nomor saudaranya tapi sama sekali tak ada jawaban bahkan ia mendengar jika hp Rakha ada di kamar, itu tandanya Rakha pergi tanpa membawa handphone nya
"ada apa sih sebenarnya, ini juga Bima kenapa gak bisa di hubungi sih ckk" kesal Aksa
Ia kembali turun ke bawah untuk melihat lebih jelas sebenarnya ada apa dengan rumahnya, saat sedang melihat lihat apa saja yang hilang, tapi tak ada yang hilang bahkan gucci mahal yang di pajang dekat pintu pun masih ada
Hingga mata Aksa tertuju pada robekan kain baju di lantai dekat darah yang lumayan banyak, Ia ambil dan ia amati
Justru ia langsung kaget karna itu baju yang pernah di pake Rakha pas 1 tahun lalu tidur dengannya sambil pelukan hangat di sana
"Rakha?..." lirih Aksa yang memanggil nama Rakha
Mata ia kini salfok lagi pada benda yang menggantung di sudut atap rumah, yaa cctv
Itu adalah salah satu cara untuk mengetahui semua kebenaran yang terjadi tadi, dan Aksa langsung memasuki ruangan cctv dan terlihat lah jelas di sana
Mulai dari Rakha di seret, di pukul, di Jambak, di tendang bahkan sampai Rakha mengeluarkan darah terlihat semuanya di mata Aksa
Tangis Aksa pecah saat melihat adiknya di perlakukan keras bahkan sudah lebih dari kata keras
Aksa terus menerus menangis tanpa suara sambil bergumam meminta maaf karna tak ada di saat Rakha sedang tidak baik baik saja, Kakak macam apa ini Aksa? pikirnya
Tubuh Aksa semakin lemas karna pelakunya adalah ayahnya sendiri begitu tega ayahnya terhadap Rakha, Dengan cepat Aksa berlari meninggalkan rumah untuk ke rumah sakit terdekat dari rumahnya, ia tau Bima akan membawa Rakha kerumah sakit terdekat, karna kondisi Rakha yang tak memungkinkan
Sesampainya Aksa di rumah ia langsung bertanya kepada suster yang berjaga di sana
"permisi maaf apakah ada pasien yang bernama Alrakha?" kata Aksa kepada suster tersebut
"maaf bisa memberitahu nama panjangnya tuan?" kata suster tersebut karna nama Rakha ada dua di daftar buku rumah sakit
"Alrakha Arga Mahendra" ucap Aksa
"ahh ada di ruang ICU di lantai 3 ya tuan" kata suster tersebut, jujur Aksa kaget karna Rakha ada di ruang ICU "makasih sus" ucap Aksa dan langsung berlari ke ruang ICU
Sesampainya disana ia melihat ada Bima yang duduk lemas sambil menangis, Aksa langsung menghampiri Bima yang duduk di lantai
"Bim..?" kata Aksa sambil menepuk pundak Bima pelan
Yang di tepuk pun menatap siapa yang memanggil dan setelah tau siapa yang memanggilnya Bima dengan cepat memeluk Aksa erat
"saaa Rakha saaa.." ucap Bima yang menangis dan masih memeluk Aksa
"Bima, lu tenang dulu okk, jangan stress begini" kata Aksa sambil membalas pelukan Bima yang masih menangis
"gimana gue mau tenang saa.. gue takut, dia banyak ngeluarin darah tadi" lirih Bima sambil memperlihatkan tangannya yang berlumuran darah Rakha
Aksa gak bisa berbuat apa apa, jika ia menangis sama lemahnya seperti Bima saat ini dan jika ia menangis siapa yang mengusap air mata Bima?
Bima hanya mempunyai Aksa saat ini, Bima bisa tenang di pelukan Aksa tidak yang lain apalagi orang yang sangat ia benci sekarang adalah Juna, ia tak Sudi jika suatu saat nanti Juna memeluk nya dan berkata 'maaf' ia sangat benci orang yang menjilat ludahnya sendiri
Setelah Bima sudah tenang sedikit baru Aksa bisa melepaskan pelukannya dari Bima, Bima sudah tenang sedikit dan sekarang hanya isakan yang masih Bima rasakan
"udh percaya sama gue Rakha gapapa, Rakha itu anaknya kuat okk jangan berpikir ini semua salah Lo karna Lo gak pulang dulu, gak bim Disini sekarang gak ada yang salah dan gak ada yang benar, kita berdoa aja semoga dokter cepat keluar dan memberi berita baik buat kita dak Rakha, udh jangan nangis lagi yaa" ucap lembut Aksa pada Bima yang masih mengeluarkan air matanya
Bima hanya mengangguk dan kembali memeluk Aksa, dan Aksa langsung membalas dan menciumi puncuk kepala Bima agar sang mpuh bisa lebih tenang lagi
Beberapa saat dokter keluar dari ruangan itu dan langsung di kerumuni oleh Aksa dan Bima
"dok gimana keadaan adek saya dok?" tanya Aksa dan semoga Rakha tidak apa apa
"iya dok gimana keadaan Abang saya?" kata Bima sekarang
"kalian keluarga pasien? oke kalau begitu pasien sekarang keadaannya sedang kritis dan membutuhkan banyak darah karna darah yang ia keluarkan tadi cukup banyak, dan untung saja kalian langsung membawanya ke sini kalau tidak mungkin pasien Rakha tidak akan selamat, tapi Tuhan masih memberikan pasien untuk hidup dan kami pihak rumah sakit akan segera mencari donor darah yang bergolongan AB, kalau begitu saya permisi dan pasien akan segera di bawa ke ruang rawat karna keadaan nya masih sangat lemas, jika ada pertanyaan lagi silahkan ke ruang saya saja ya tuan, permisi" jelas dokter dan hanya di angguki oleh Aksa dan Bima
"ahhh syukur lah Rakha gak papa" kata Aksa sambil mengusap mukanya
"iya tapi siapa yang bergolongan darah AB? lu golongan darahnya apa?" tanya Bima kepada Aksa
"gue? seingat gue keknya golongan darah gue A" kata Aksa
"yahh golongan darah gue O lagi, gimana ya cari orng yang bergolongan darah AB?" pikir Bima
"ayah bergolongan darah AB" kata Aksa
"gak, gue gak mau, Rakha harus mendapat golongan darah dari orang lain aja gak ush dari manusia yang gak ada hati nurani" marah Bima kepada Aksa
Aksa hanya membuang nafas kasar karna mendengar ucapan Bima, ia tau jika Bima sangat membenci lelaki yang ia sebut ayah itu, dan akhirnya Aksa hanya mengangguk mengerti
"ya udh pokoknya Rakha gak boleh mendapat donor darah dari laki laki itu kita cari aja saa siapa tau ada ok pokoknya jangan dia titik" kata Bima sambil meninggalkan Aksa untuk pergi ke kantin
Aksa kini bingung harus bagaimana darah AB menurut cukup langkah dan yang di keluarga ia yang mempunyai darah AB hanya Rakha dan Juna, dan ia bergolongan darah A sama dengan almarhumah ibunya Airyn
"gue harus cari kemana darah AB?" ia kembali mengusap wajahnya kasar
'maaf'
Siapa lagi tuh, di tunggu lagii yaa gess cerita kuu
jangan lupa di vote dan komen yaa
See you again guys ,,(。•̀ᴗ-)✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Abadi Selalu dan Selamanya
Random"ayah kalo emang muak sama kita, tinggalin lah kita biar hidup ayah ngga sengsara seperti sekarang, kita rela ayah pergi asal ayah bahagia" ucap Rakha Perkataan Rakha mampu membuat sang ayah diam tak bersuara "iya ayah kita rela ayah pergi ke mana...