Kini Rakha kembali masuk ke ruangan UGD, kali ini di rumah sakit yang berbeda, yaitu rumah sakit tempat Gavin bekerja. Sahabat Juna, perilaku Juna dan Gavin sangat jauh berbeda,
Ya Gavin adalah manusia terlembut yang pernah Aksa, Rakha dan Bima temui, Gavin tau apa yang terjadi di rumah Rakha jika Juna sedang di rumah, bahkan Rakha sering sekali bercerita kepada Gavin, karna hanya Gavin yang mengerti kondisi dan keadaan nya jika sedang rapuh
Tidak hanya Rakha yang sering bercerita pada Gavin, tapi Aksa dan Bima juga sering bercerita gimana keadaannya setelah mendapat hadiah dari ayahnya, dan Gavin dengan senang hati mendengar cerita ketiga anak dari sahabat nya, bahkan Gavin sudah mengganggap Aksa, Rakha dan Bima sebagai anaknya sendiri
Gavin sejujurnya sudah menikah sekitar 2 tahun lalu dan istrinya sekarang masih sehat, Rakha juga sering bercerita kepada istrinya Gavin dan begitupun pada istrinya Gavin, ia dengan senang menanggapi cerita dari Rakha
Namun Gavin dan sang istri belum sama sekali di karuniai seorang anak, maka dari itu mereka sudah mengganggap ketiga anak tampan itu sebagai anaknya sendiri
Tempat Rakha berbagi cerita yaitu Gavin dan Agnes (istri Gavin), hanya Rakha yang dekat dengan Agnes, Rakha mengganggap Agnes sudah seperti bundanya sendiri, dengan bersama Agnes Rakha tau apa itu rasa sayang dari seorang ibu dan Rakha juga tau apa itu rasa sayang seorang ayah di diri Gavin
ok lanjut ke topik pertama
Brankar Rakha di dorong dengan cepat menuju ruang UGD dan setelah brankar Rakha masuk, Aksa dan Bima hanya bisa menunggu Rakha dari luar
"maaf, silahkan tuan menunggu di luar, kami akan segera kembali setelah pasien telah di tanggani" kata suster tersebut dan hanya di angguki oleh keduanya
Seorang dokter yang tergesa-gesa berjalan menuju ruang UGD, dan itu Gavin
"Aksa, Bima? hey kalian gak papa?" khawatir Gavin karna melihat luka memar di wajah mereka berdua, Aksa dan Bima hanya mengangguk lemas
"Rakha di dalam ya? ya udh kalian tunggu di ruangan om ya obati luka kalian dulu biar gak infeksi ok" kata Gavin dan lagi lagi hanya di angguki oleh keduanya, dan suster pun datang untuk membantu mengobati luka mereka berdua sambil membawa mereka keruangan Gavin
Gavin langsung ke dalam ruangan UGD dan mendapati seorang yang sudah lemas tak berdaya dengan luka yang banyak dan bercakan darah di wajahnya
Gavin hanya bisa melamun singkat dan langsung mengecek dan mengobati luka sang pasien, dengan hati berat Gavin terus membasuh darah kering di sekitar mata dan hidung Rakha sambil memejamkan matanya tak kuat
'Kejam sekali kamu Juna'. batin Gavin sekarang dan masih memeriksa keadaan Rakha
5 menit, 10 menit, 20 menit,dan 30 menit Gavin di dalam ruangan itu dan akhirnya keluar
Saat Gavin keluar, ia telah mendapati kedua anak di sana yang sudah siap berdiri mendengarkan ocehan Gavin (penjelasan mengenai keadaan Rakha)
"kamjagiya, aishh, yakkk kalian benar-benar membuat om jantungan" kaget Gavin
"hehe maaf om, gimana keadaan Rakha om?" kata Aksa pada Gavin
"uhhh, ini kalian habis kebegalan apa gimana sih? kenapa cuma Rakha yang keadaannya parah banget?" tanya Gavin pada kedua anak di depannya
"gak tau om, ayah" ucap Bima sambil menunduk, sudah Gavin duga ia hanya pura pura bertanya untuk memastikan, ternyata benar
"jadi ini kelakuan ayah kalian?" tanya Gavin lagi dan di angguki oleh Aksa dan Bima
"ayah kalian bener bener udh kelewatan, om bakalan bilang ke ayah kalian" pergerakan Gavin kini terhenti karna tangan Aksa yang menghentikan nya
"jangan om, kalo om bilang ke ayah, ayah bakalan makin benci sama kita, nanti ayah mengira kalo kita bertiga yang bercerita tentang keburukan ayah disini" kata Aksa dan Gavin hanya terdiam
KAMU SEDANG MEMBACA
Abadi Selalu dan Selamanya
De Todo"ayah kalo emang muak sama kita, tinggalin lah kita biar hidup ayah ngga sengsara seperti sekarang, kita rela ayah pergi asal ayah bahagia" ucap Rakha Perkataan Rakha mampu membuat sang ayah diam tak bersuara "iya ayah kita rela ayah pergi ke mana...