ALOLAAA!!
HEHEHHEHEHE"Baju 5 lembar cukup nggak yaa? Jeans? Apa gue harus bawa jeans juga? Ah bawa aja deh. Sekalian sama cardigan, sweater, hoodie perlu nggak yaa?"
Ayujini sibuk packing barang yang bakal dia bawa buat nanjak. Harusnya sih nanjak hari minggu kemarin, tapi karna insiden buruk menimpah tante Sana sekeluarga, jadi geng 3000 mutusin buat tunda sampe minggu depan karna menghargai.
Dan nggak kerasa berangkatnya udah besok!
Makanya sekarang Ayujini lagi kewalahan sendiri, karna nggak atau harus nanya siapa. Jadinya dia packing barang sesuai feeling.
"Waduh, banyak banget nih. Mau pindahan apa gimana?"
Ayujini terlonjak kaget, kaget banget. Begitu noleh ke belakang, ternyata sang Dadda jalan nyamperin dia. Ada apa nih?!
"Ya ampun dek, ini kamu bawa jeans ke gunung?" tanya Dadda Changkyun heran pas liat barang bawaan anaknya yang aneh. "Baju 5 lembar? Cardigan? Sweater? Hoodie? Allahuakbar!"
Ayujini garuk kepala kebingungan. "Salah ya Dda?"
Dadda Changkyun geleng-geleng kepala, gemas juga dia liat anak bungsunya yang begaya mau ke gunung biar jadi kayak orang-orang dewasa, tapi malah bawa jeans?
"Haduhh dek.. dek.. emang yaa sampai kapanpun kamu itu tetep bayi di mata Dadda." Dadda Changkyun usap pelan kepala Ayujini.
Habis itu beralih buat bongkar koper putri bungsunya. Dia udah nyangka pasti bakal gini, makanya beliin Ayujini tas gunung karna pasti anaknya itu pake koper. Huh, lucu banget.
"Pergi ke Ibun, minta tas yang udah Dadda beli tadi siang," suruh Dadda Changkyun. Ayujini nurut dan keluar dari kamarnya, ninggalin Daddanya sendirian.
Suami Joy itu mulai pilih-pilih barang yang sekiranya perlu di bawa. 2 baju kaos dan 1 hoodie. Terus perlengkapan skincare, alat mandi, juga makanan instan yang untungnya sudah di siapkan anaknya dengan baik. Nggak bawa yang segede gaban, Ayujini pake yang travel size.
"Loh Dda, ini celana juga?" tanya Ayujini yang datang nenteng tas gunung dan dua buah celana cargo warna hitam dan abu-abu.
"Hu'um, ukurannya bener nggak? Siniin tasnya!" Ayujini ngasih tas yang dia bawa ke Daddanya.
Si Bungsu kemudian ke kamar mandi yang ada di kamarnya buat nyobain celana baru.
"Lihat Dda, pas banget, cocok. Bahannya juga nyaman," katanya girang. Dadda Changkyun senyum lihat Ayujini bereaksi kayak gitu.
"Itu yang satu watterproof, pake pas pergi besok. Satunya lagi pake pas mau balik. Jaga-jaga aja siapa tau hujan. Oh iya, tas kamu udah Dadda siapin. Yang bawah itu hoodie, bawa hoodie aja nggak usah sweater atau cardigan. Bajunya dua aja, nggak usah banyak-banyak karna kalian cuma bakal tidur semalam di sana. Terus buat dalaman, kamu siapin sendiri aja tapi jangan bawa banyak-banyak. Makanan instan udah Dadda siapin juga, besok bawa bekal jaga-jaga nggak bisa sarapan. Obat-obatan di bawa juga, nanti habis ini Ddada ambilin di bawah. Oh iya, kantung tidur itu udah Dadda titip ke Intak, nanti minta ke dia. Dadda nggak tega kamu bawa banyak banget. Eumm.. apa lagi yaa?"
Ayujini menghela napas. "Iyaa Dda, iya. Ayu bakal baik-baik aja kok. Ayu bakal jaga diri dan nurut sama semua orang yang di sana."
Dadda Changkyun senyum, terus narik anak bungsunya ke pelukannya. "Huhh.. bayi Dadda udah makin besar. Maafin Dadda yaa masih suka khawatir berlebihan, maafin Dadda kalau Dadda masih belum bisa liat anak-anak Dadda berkeliaran dengan tenang. Dadda sampe nggak sadar kalau anak Dadda malah tertekan. Jaga diri baik-baik ya nak, Dadda doain yang terbaik buat keselamatan kamu dari sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kita
FanfictionGimana jadinya kalau anak kosan Satu Nusa udah nikah, punya anak, dan tinggal di komplek yang sama? Tentunya kalian nggak bakal nemuin ketenangan ya ges ya, soalnya sifat-sifat orang tuanya yang berisik juga pada nurun ke anak-anaknya. Nama Komplek...