Setengah empat pagi

154 21 17
                                    

Alolaaa~~
Selamat 2024!!
Ada yang kangen komplek Satu Kita?😭😭




























"Padaha kita rencanain ini dengan baik biar kita nggak ngerasa iri sama kakak-kakak kita, tapi tragedi malam ini malah bikin semuanya berjalan jadi nggak enak. Kita padahal cuma pengen ngerasain vibes liburan bareng, kita bahkan cuma camping di lapangan komplek karna nggak di bolehin pergi jauh. Kita nurut banget sama orang tua. Huhh, kapan sih kita bisa bebas, kita tuh udah kuliah masa nggak boleh liburan sendiriii?!"

Itu yang panjang lebar tadi adalah keluh kesah Jihye. Gara-gara kejadian barusan, mereka harus nggak terusin acara camping di lapangan karna Ni-ki nggak ikut lagi. Mereka kasihan sama Ni-ki, nggak nyalahin Ni-ki juga karna acara ini kacau.

"Sabar aja, mungkin lain waktu bisa camping gini lagi. Kita tunggu sampe keadaan jadi agak stabil yaa," kata Junghwan yang sibuk gulung tenda.

Yaa malam itu berakhir dengan geng itu masuk ke rumah masing-masing.

Suasana komplek jadi senyap, sebelumnya emang senyap sih tapi kali ini vibesnya kayak sedih banget.

Siapa sih yang nggak sedih? Biar gimanapun, Sana beserta keluarganya bener-bener kesayangan warga komplek.

Semua bakalan kepikiran, semua bakal merasa sedih tanpa terkecuali.

***

Sullyoon berkali-kali menghela napas, berkali-kali juga gadis manis itu ngusap air matanya yang terus jatuh. Nangis tanpa suara emang nyakitin banget.

Sekarang jam setengah 3 pagi, jalanan komplek sunyi banget, suasana komplek juga hening dan hanya ada suara jangkring. Angin malam berkali-kali nyentuh permukaan pipi Sullyoon.

Sullyoon duduk di pos ronda yang ada di samping pintu masuk komplek, berusaha nyari udara segar biar bikin dia nggak sedih lagi malah makin bikin dia terlarut-larut.

Kretttt...

Suara decitan gerbang yang di buka bikin Sullyoon noleh dan berusaha liat rumah mana yang gerbangnya berisik banget itu. Dengan hanya di temani lampu remang-remang, Sullyoon liat rumah nomor 17 yang gerbangnya kebuka, terus Sullyoon juga liat seseorang keluar dari gerbang sambil nuntun motor. Jalan pelan ke arah dia.

Sullyoon tau, ini Eunhwii.

Eunhwii dengan santai parkir motornya yang dari tadi nggak nyala, habis itu dia ngambil tempat duduk di samping Sullyoon.

"K-kamu, ngapain?" tanya Sullyoon ragu.

Eunhwii nggak jawab, tapi matanya terus natap Sullyoon. Kemudian Eunhwii menghela napas pas liat mata Sullyoon yang sembap.

Sullyoon matung dan bahkan tahan napas pas tangan Eunhwii nyentuh pipinya, ngelap air matanya. Makin kaget pas Eunhwii tiba-tiba narik dia ke dalam pelukan.

Mereka jarang ngobrol secara personal, basa basi di chat juga jarang. Tindakan Eunhwii yang tiba-tiba meluk, bikin Sullyoon kaget banget. Mau lepasin pelukan Eunhwii tapi di rasa lumayan nyaman.

Hangat banget, kayak pelukan papanya. Pelukan yang Sullyoon rasa bukan sebuah pelukan biasa.

"It's okey, semuanya emang sulit di terima, tapi semakin lama bakal semakin terbiasa. Kamu hanya perlu sabar nerima semua ini, aku percaya kamu kuat."

Satu KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang