Pertama

9K 86 4
                                    

Ruang marketing menjadi riuh. Mayoritas perempuan yang menjadi penghuninya berbondong-bondong menghampiri salah satu kubikel. Kubikel yang dihuni oleh perempuan berumur 27 tahun yang bulan ini akan melanjutkan hubungan dengan pacarnya ke jenjang pernikahan.

Kericuhan seperti ini sama sekali tidak terasa mengganggu. Sebab, suasana seperti ini bukan hanya terjadi sekali. Hampir setiap hari ruang marketing selalu terdengar ramai. Mereka suka sekali merayakan berbagai momen. Dari yang tidak penting hingga yang membahagiakan seperti saat ini.

Katanya, hal seperti ini juga menjadi salah satu cara meredakan stres akibat tekanan target yang memang tidak mudah untuk dicapai.

Somi membenarkan kaca mata bundarnya. Di saat yang lain memilih bersantai-santai dan bersiap pulang—karena kalau berlama-lama di kantor, kepala yang pusing bisa semakin terasa pening, perempuan berumur 30 tahun itu masih saja di sibukkan dengan layar komputer yang menampilkan percakapannya dengan salah satu calon customer.

Tatapannya masih fokus pada layar komputer dan jemarinya dengan cekatan menulis beberapa kalimat yang mengandung ajakan membeli produk yang dia jual secara tersirat. Dia sedikit menghela napas berat dan memutar bola mata malas. Pasalnya, setelah dijelaskan tiga kali, calon customer ini masih saja bertanya pertanyaan yang sama. Menyebalkan, tapi Somi harus tetap profesional.

Tenang, jangan marah. Emosi hanya bisa membawa malapetaka. Bisa-bisa, karena satu kesalahan, karier yang susah payah Somi bangun bisa hancur seketika dan Somi tidak mau hal seperti itu terjadi.

Jemari Somi sudah hendak kembali menelusuri keyboard kala beberapa perempuan berbondong-bondong menghampirinya. Di bagian depan ada Alia, teman dekatnya Somi, dan di samping Alia ada Citra, aktris hari ini yang membuat heboh ruangan dengan berita pernikahannya.

“Lo bisa tanya Somi. Dia kan pengantin baru. Dia pasti lebih bisa jelasin enaknya nikah karena masih segar-segarnya,” ucap Alia pada Citra. “Daripada tanya sama yang nikahnya udah lama. Pasti mereka juga udah pada lupa sensasi malam pertama gimana.” Alia tertawa pelan di akhir kalimat.

Citra membenarkan rambut panjangnya ke belakang telinga. Perempuan yang biasanya terlihat anggun ini menjadi malu-malu. Pipinya terlihat memerah. Kontras sekali dengan kulitnya yang putih bersih, membuat Citra terlihat seperti memakai blush on berlebih. Sesekali Citra mengadu pandang dengan Somi, tetapi tidak lama. Melihat reaksi rekan kerjanya itu, Somi mengerutkan kening dalam.

Ha? Apa? Kok bawa-bawa gue?” suara Somi terdengar lesu. Tidak kalah lesu dengan penampilannya saat ini. Perempuan yang terlihat kusut itu tidak menyimak apa yang terjadi di ruang marketing, sehingga Somi sama sekali tidak tahu-menahu kenapa dirinya ikut terseret dalam kehebohan mereka.

Alia langsung bergegas mencari kursi kosong, lalu menariknya mendekat dan duduk di samping Somi. Orang-orang yang datang tadi menatap Somi penuh harap seolah tittle aktris yang baru saja Somi sematkan pada Citra beralih padanya.

“Kalian kenapa, sih? Kok lihat gue sampai segitunya,” celetuk Somi penuh rasa heran. Dia menatap satu-satu orang yang berada di dekatnya dengan kening berkerut dalam.

Alia berdeham beberapa kali, lalu dengan lirikan mata penuh arti dia menatap Somi. “Gini, Mi. Gmana cara lo melewati malam pertama. Kan sakit banget waktu pertama kali. Ehem, gitu-gituan. Katanya loh, ya. Gue juga enggak tahu. Si Citra masih takut, tuh. Lo ada tipsnya enggak?”

Otak Somi tidak bisa langsung mencerna. Pikiran tentang target bulanan sales yang harus dia penuhi masih menggema dalam kepala. Hari ini tidak mencapai target harian, besok bagaimana caranya Somi harus bisa doublle target untuk menutup kekurangan hari ini. Kemudian, pikirannya melalang buana, memikirkan kehidupan rumah tangganya yang baru satu bulan.

Somi baru sadar, dia belum pernah melakukan hubungan suami istri seperti yang Alia katakan. Sebenarnya, hubungan Somi dan Rangga, suaminya, juga terbilang tidak baik. Menikah karena dijodohkan membuat mereka selalu merasa canggung satu sama lain.

Oh, My Husband (21+) (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang