Somi menahan isak tangis. Kepalanya dia rebahkan di meja kerja. Di sampingnya, Alia dengan sabar mengusap-usap punggung teman baiknya itu. Otaknya berpikir keras, mencari di mana kesalahan dari rencana mereka.
Kali ini, ruang marketing tidak terlalu ramai. Sebagian ada yang sedang pergi dalam program kanvas* dan sebagian lagi ada yang sedang menanggapi konsumen melalui chat atau telepon. Selain itu, ada juga yang sibuk berdiskusi tentang sales agar penjualan stabil. Oleh sebab itu, Somi yang sesekali isak tangisnya terlepas, tidak diperhatikan sama sekali.
Alia mulai bingung. Berbagai kemungkinan perlahan-lahan muncul di kepala, tetapi akhirnya kembali mengabur sebelum Alia berhasil memahaminya.. Bukannya laki-laki itu mudah bernafsu, ya? Apalagi kalau perempuan tersebut terlihat cantik.
Oke, mungkin wajah cantik itu masih bisa diabaikan begitu saja. Tapi, kondisi perempuan yang nyaris telanjang dan rebahan tepat di hadapannya, apa benar ada laki-laki yang rela menyia-nyiakan kesempatan tersebut?
Rangga ini kenapa, sih?
Sebelah tangan Alia yang bebas dia pakai untuk memijit pelipisnya. Kepalanya ikut pusing, padahal yang bermasalah itu Rangga dan Somi. Perempuan dengan usia kepala tiga itu menghela napas berat, berharap beban yang ikut menimpanya terasa berkurang.
“Lo yakin udah melakukan sesuai dengan rencana?” tanya Alia untuk ketiga kalinya, berusaha memastikan. “Soalnya, mustahil banget, Mi, kalau ada laki-laki yang enggak nafsu setelah lihat perempuan telanjang.”
Somi menegakkan tubuhnya. Kedua tangannya sibuk menyeka sisa air mata asal hingga maskara dan bedak yang dipakainya terlihat luntur. Tanpa peduli, Somi meraih kacamatanya yang tergeletak di meja dan memakainya.
Alia sedikit meringis melihat penampilan Somi. Saat ini, penampilan temannya yang masih perawan meski sudah menikah itu benar-benar kacau balau. Seperti seseorang yang baru saja menerobos badai hujan. Tidak keruan.
“Udah,” jawab Somi. Suaranya sedikit bergetar. Dalam hidupnya ini, dia belum pernah merasakan rasa malu sehebat semalam. “Gue udah pakai soflnes biar enggak pakai kacamata, gue udah pakai make up tebal kayak tante girang. Kata lo kan biar kesannya lebih sensual dan berani. Gue juga udah pake lingerie yang beli kemarin, Ya. Gue udah lakukan semua. Udah kayak perempuan malam yang lagi nunggu pelanggan malahan. Tapi nyatanya ... nyatanya, Rangga tetap aja enggak apa-apain gue.”
Alia kembali menghela napas berat. Dia tidak sanggup melihat Somi yang seperti ini, tetapi di sisi lain, Alia juga tidak tahu masukkan apalagi yang bisa dia kasih. Pengalamannya menjalin hubungan tanpa status dengan banyak laki-laki memang tidak perlu diragukan lagi, tapi kalau pengalaman melakukan hubungan seksual, Alia nol besar.
Selama jalan dengan laki-laki, yang Alia lakukan hanyalah jalan-jalan biasa, mengunjungi destinasi wisata, makan bareng. Paling jauh mereka ciuman bibir dan tidak lebih jauh lagi.
Entahlah. Alia hanya merasa tidak perlu melakukannya dan tidak ingin melakukannya. Menurutnya, mengencani laki-laki berbeda terasa seru dan mengasyikkan. Hal tersebut juga bisa membantunya mengurangi stres karena kejaran target yang kadang naiknya tidak masuk akal.
Somi kembali mengusap matanya, membuat make up-nya semakin amburadul. Kalimat terakhir yang Rangga ucapkan malam itu masih terngiang di kepala dengan sangat jelas seolah alam bawah sadarnya memakunya di otak agar Somi tidak lagi melakukan hal yang sia-sia tentang keinginannya ini.
“Gue enggak tahu apa yang buat lo melakukan semua ini. Gue enggak tahu kenapa lo bisa berubah sejauh ini. Gue cuma mau bilang, berhenti aja. Soalnya, gue enggak bakal mau lakukan apa pun yang ada di pikiran lo itu. Mungkin gue perlu ingatkan lo sekali lagi, pernikahan ini cuma kedok, jadi lo enggak perlu bertingkah kayak istri yang sesungguhnya,” ucap Rangga masih dengan posisi memunggungi Somi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Husband (21+) (TAMAT)
Romance21+ "Fix, Rangga itu homo. Kalau enggak, setelah semua usaha lo, masa iya dia masih enggak mau jamah lo, sih?" *** Karena perjodohan yang tiba-tiba, Somi tidak terlalu memperhatikan kehidupan rumah tangganya. Baik dirinya dan Rangga, suaminya, sama...