12. Apa itu Bahagia?

25 10 0
                                    

HAPPY READING


Diusahakan sebelum baca, vote dulu ya. Hargai penulisnya dengan klik tombol vote.
_
_

"Seharusnya Elegi pergi dan Harsa muncul. Namun, mengapa sebaliknya?"

_Tulisan seseorang_

..

"Allah, kapan semua kesedihan itu hilang dalam diriku?"tanya Geisha, memandang dirinya pada cermin besar yang ada di hadapan nya. "Huhhh... Semoga keluarga Mas Izmann baik padaku."

Hari ini adalah hari terakhir ia tinggal dikediaman Rachel. Ia akan pergi dan mengikuti suaminya untuk tinggal di Pesantren.

Lalu kini pikiran nya berputar pada Pesantren yang diinjaki pertama kalinya, itu tentu Pesantren suaminya. Terdapat lingkungan yang sejuk dan taman yang indah. Membuat nya tak sabar untuk segera pergi dan mengelilingi Pesantren tersebut bersama Gus Izmann.

Namun di satu sisi ia tak ingin meninggalkan Rumah yang sejak kecil Geisha tinggali. Tapi bagaimana lagi? Ia harus menaati suaminya, dan tentunya ia ingin mencari letak kebahagian dan menghilangkan segala kesedihan yang ada dalam hatinya. Dengan meninggalkan rumah yang sejak 10 tahun terakhir menjadi neraka baginya.

"Zaujaty... Semuanya sudah siap, mas tunggu dibawah ya," ucapnya lalu keluar dari kamar Geisha dan menuju lantai bawah. Sebelumnya ia sudah berpamitan dulu pada orang tua Geisha dan mereka mengizinkannya tanpa bertanya apapun.

Geisha pun mengikuti Gus Izmann, lalu ia berbalik dan memandang sendu kamar yang ia tempati. Karena di kamar itulah kesedihan, kebahagian, dan jeritan kesakitan Geisha alami dengan penuh ketegaran.

Dan disinilah Geisha dan Gus Izmann berada, ruang keluarga yang sudah di isi oleh Leandro, Narettra, Keisya dan ada eyang Rachel beserta istrinya yang sedang menunggu Mereka.

Ada beberapa ekspresi yang mereka tunjukan setelah mengetahui jika Geisha akan meninggalkan rumah ini. Termasuk eyang Shella yang begitu terang-terangan menunjukan sikap bahagianya ketika mendengar itu

Namun ada seorang yang menatap Geisha sendu seolah-olah tidak rela membiarkan ia pergi. Siapa lagi jika bukan eyang Rachel. Sosok kakek terbaik yang Geisha punya, dia lah penyemangat untuk dirinya. Jika eyang Rachel tidak ada mungkin, hidup nya akan hampa.

"Geisha..." Panggil eyang Rachel. "Bisa ikut eyang sebentar?"

Mendengar itu Geisha pun pergi mengikuti Eyang Rachel menuju halaman belakang yang terdapat taman yang selalu Geisha datangi ketika ia merasa sedih.

"Ada apa dengan eyang? Tidak biasanya ia seperti itu" tanya Keisya menatap punggung eyang Rachel. Lalu beralih pada eyang Shella yang hanya menggelengkan kepala menandakan ia juga tidak tahu apa-apa.

* * * * * *

"Maafkan eyang, Geisha." Ucapnya dan berlutut di kaki Geisha, ia menangis. Bahkan untuk melihat wajah cucunya pun ia tak mampu.

Melihat Eyang nya berlutut segera Geisha menghindar dan membantu nya untuk berdiri, "Eyang apa-apaan? B-berdiri." Lirihnya, namun dia tetap saja pada posisi berlutut. "J-jangan gini, aku m-mohon eyang"

Takdir Geisha [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang