14. Benarkah Hanya Mimpi

14 1 0
                                    

TOLONG HARGAI PENULISNYA DENGAN VOTE CERITANYA SEBELUM MEMBACA!
_

Happy reading


"Mas!"

Geisha melihat sekeliling kamar dengan nafas yang tidak teratur. Terlihat kelopak matanya yang mengembun menandakan ia akan menangis.

Apakah semua itu hanya mimpi?

"Allah, hanya mimpi?" ia menatap sekeliling tengah mencari seseorang, siapa lagi jika bukan suaminya.

Jika benar semua itu hanya mimpi, ia sangat bersyukur. Tapi kenapa mas Izmann tidak terlihat? Sebelumnya suaminya selalu ada dirumah ketika jam sudah menunjukan pukul 21.10. Tapi sekarang, kemana dia? Padahal sebentar lagi jam sudah menunjukan tengah malam.

Allahhh ...

"Sudah merenungi semua kesalahan yang kamu perbuat, Geisha?"

Geisha menoleh ke arah pintu kamar mandi, lalu mimik wajahnya tiba-tiba berubah menjadi tersenyum. Namun tidak dengan matanya.

Mata yang indah itu telah mengeluarkan cairan bening dengan derasnya.

Ternyata bukan mimpi. Ia hanya bermimpi jika Gus Izmann mendorong nya dan mengaku ia bukan Izmann, Geisha kira semua yang dialaminya tadi hanya mimpi, ternyata tidak.

"Mas, aku memimpikan jika kamu bukan mas Izmann. Ada sosok lain yang hinggap di dalam dirimu." Geisha menghampiri suaminya dengan menjelaskan ringkasan peristiwa mimpinya itu.

"Memang ada. Dan selamanya akan ada di dalam diri saya, Geisha!"

"Siapa?" Ia menghentikan langkah nya.

" Kamu tidak perlu tau siapa dia. Berhentilah menangis dan jelaskan pada saya semua nya. Semuanya tentang dirimu yang memanfaatkan saya."

"Aku? Haruskah ku jelaskan semuanya?"

"Tentu, kenapa tidak?" Gus Izmann berjalan mendekati Geisha dengan tatapan tajam. Sebaliknya dengan Geisha yang tiba-tiba mundur.

Kini tubuh kecil Geisha tengah dikukung oleh badan atletis Gus Izmann, kedua tangan Geisha Gus Izmann angkat.

"M-mas, hentikan!"

Akhhhh

"Kenapa lampu nya dimatiin? Mas gak akan macam-macam kan? Mas gak akan bunuh aku kan?" Geisha menatap takut wajah Gus Izmann dengan beberapa pertanyaan.

"Kamu pikir saya psikopat, hm?" Bisik Gus Izmann tepat ditelinga Geisha dengan sensual.

"Mas, iya bener aku salah. Tapi jangan gini juga dong ishhh! Kenapa sih orang-orang jahat banget!" Geisha menitikkan air mata, ia menatap balik Gus Izmann dengan tatapan menghunus dan tajam.

"Sekarang jam berapa?"

Geisha memutar bola matanya malas, persetan tentang itu semua. Ia sudah muak dengan sikap suaminya yang terlihat marah tapi masih saja modus padanya. "Mas pikir aku tahu? Mas pikir aku cenayang gitu yang tau ini jam berapa ditengah gelap gulita seperti ini?"

Takdir Geisha [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang