08. Trauma dan Lamaran?

48 26 3
                                    

HAPPY READING
_
_
_

"Aku tidak akan melupakan kejadian yang sudah membuatku trauma, tidak akan!"

_Geisha Leanor Rachel_

..

Flashback

Malam yang seharusnya sangat indah dipenuhi bintang-bintang dan bulan yang bersinar terang,  kini berubah menjadi Gelap gulita dengan suara angin yang terdengar riuh pertanda akan datang nya hujan.

Namun bukan itu...

Cuaca malam yang dingin menusuk sampai ke tulang ini, seakan tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

Dan benar saja, dari arah pintu kamar yang ditempati oleh seorang gadis cantik dengan piyama dan kerudung instannya, terdapat seorang lelaki paruh baya yang sangat ia kenali.

Berjalan dengan perlahan menghampiri dirinya dengan ekspresi wajah datar dan tatapan tajam seakan ingin memakan ia habis-habis.

"Sudah siap dengan hukuman yang saya bicarakan tadi, hm?"Ucapnya dengan santai sambil membawa sebuah cambukan yang sudah siap ia layangkan.

"h-hukuman? apa maksud p-papa?" ucapnya dan tak lama tubuhnya  bergetar ketika ia teringat dengan perkataan sang papa 1 hari yang lalu.

CTARR!!

"jangan pura-pura tidak tahu,Geisha!"desis Leandro dengan satu cambukan yang ia layangkan pada anaknya.

CTARR!!

CTARR!!

"Ini balasan saya Geisha... ini balasan jika kamu menyakiti orang yang sangat saya sayangi."

"Sa-sakit..."lirihnya nyaris tidak terdengar.

CTARR!!

CTARR!!

Dan ...

CTARR!!

Beberapa cambukan Leandro layangkan pada Geisha, membuat ia merasakan sakit yang amat mendalam, tubuhnya seakan remuk dengan darah yang merembes dari punggung Geisha. Ia hanya mampu berteriak kesakitan dan sesekali meminta sang papa untuk berhenti.

"A-aku mohon b-berhenti... sa-sakit pa"rintih nya dengan air mata yang lolos begitu saja, tidak bisa ia bendung lagi. Ini sangat sakit.

PLAK!

setelah selesai dengan kegiatan cambuk-mencambuknya. Bukannya berhenti, ia malah menampar kedua pipi Geisha dengan keras hingga sudut bibir Geisha berdarah.

"A-AKU BILANG BERHENTI P-PA!!" teriak Geisha dengan isakan tangis."i-ini sangat sa-sakit..."

"Saya belum puas, Geisha..."hardik Leandro, lalu."mendekat lah, saya obati."

menggelengkan kepalanya agar ia tidak luluh dengan ucapan sang papa,lalu."A-aku gak m-mau"

"Saya bilang mendekat,Geisha..."desis Leandro.

Takdir Geisha [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang