HAPPY READING
_
_
_
Menatap sekitar jalanan yang terlihat sepi. Geisha berdecak kesal karena taksi yang ia pesan tak kunjung datang.
Lalu beberapa menit kemudian hal yang tidak terduga terjadi. Taksi yang Geisha pesan mengalami masalah dan terpaksa harus membatalkannya.
Ia berdecak kesal lalu bertanya pada dirinya sendiri. "Harus kah aku minta jemput ka Keisya?"
Geisha ingin memesan taksi lagi. Tapi lihat lah, notif itu sangat membuat Geisha kesal. Kenapa harus sekarang coba?
Kuotanya tiba-tiba habis begitu saja.
Tapi untung saja ia masih mempunyai pulsa. Mungkin cukup untuk mengabari Kakaknya.
Sedang asik menunggu jawaban dari sang kakak, ia dikejutkan dengan satu tangan yang berada pada pundaknya. Geisha yakin ini bukan tangan dirinya, ataupun tangan perempuan. Tangan nya berurat nan besar.
Jangan-jangan.
"Astaghfirullah"ucapnya lirih saat menoleh ke arah belakang, lalu ia langsung menundukkan pandangan ketika mata nya bersitubruk dengan manik mata hijau yang dimiliki oleh laki-laki yang tadi menepuk pundak Geisha.
"Afwan ukhty, saya panggil dari tadi kamu malah ngelamun"terang laki-laki itu sambil memandang langit yang sebentar lagi akan menunjukan gelapnya.
"Ada yang perlu dibicarakan, Akhy?" Tanya Geisha yang masih menundukkan pandangan.
"Panggil saya Izmann, kedatangan saya kesini untuk menanyakan sesuatu. Bisa kita duduk di sebelah sana?" Tunjuknya pada kursi yang ada di belakang mereka.
"Tenang, kita tidak berdua. Ada adik saya yang sedang memperhatikan kita, dia ada didekat gerbang"ucapnya seakan tahu apa yang dipikirkan Geisha.
Seketika Geisha pun menoleh ke arah gerbang dan muncullah gadis yang 4 tahun lebih muda dari nya sedang tersenyum memperlihatkan gigi gingsul nya ke arah Geisha.
"Baik akh-- eh m-mas Izmann"ucapnya sedikit terbata-bata ketika mengucapkan kata Mas.
Mereka pun duduk pada kursi panjang yang tadi ditunjuk oleh Izmann atau Gus Izmann.
Lima menit berlalu namun tidak ada percakapan dari mereka berdua. Hanya suara jangkrik saja yang terdengar. Mereka masih sama-sama terdiam diri dan menundukkan pandangannya dan lebih memilih menatap kaki mereka masing-masing.
"Jika tidak ada yang mau mas Izmann bicarakan, aku permisi--"
"Tunggu."
Geisha yang selalu ingin pergi pun urung ketika, mendengar suara dari Izmann dan lebih memilih duduk kembali.
"Apakah kamu gadis yang berada di acara, Birthday party yang diadakan seminggu yang lalu?"Tanya Gus Izmann. Dengan tatapan tajam mengalah pada langit, ia berusaha mengontrol agar tidak menatap Geisha yang bukan mahram untuknya.
"Iya, emang kenapa?"tanya nya bingung.
"Boleh saya tahu nama kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Geisha [ON GOING]
RomansaBagaimana jadinya jika seorang wanita fakir ilmu yang selalu mendapatkan siksaan fisik dan batin dari keluarganya, dipertemukan dengan seorang lelaki paham agama? Apakah kehidupannya akan berubah? Atau justru ia malah semakin menderita? ...