2. About Me

51 4 0
                                    

Haiii Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii
Selamat membaca!

"Maafkan aku, kak. Aku tidak sengaja. Aku benar-benar minta maaf".

Anak laki-laki itu ketakutan sambil membungkuk minta maaf kepada Yeji. Pasalnya, ia tak sengaja menabrak Yeji sampai Yeji tersungkur ketika ia dikejar oleh temannya.

"Kau ini bagaimana?!. Apa kau tidak lihat ada orang didepanmu?!. Hah?!. Marah Ryujin kepada adik kelasnya itu.

Tak lama kemudian teman adik kelasnya itu datang.

"Maaf kan kami". Ucapnya membungkukkan setengah badannya.

"Kalian ini!. Kenapa kalian lari-lari tidak jelas?!. Sudah seperti bocah saja!. Kalian lupa kalau sudah SMA?!. Anak SMA itu..bla..bla..bla.... ".
Mulai sudah. Ryujin dengan seribu satu kalimat omelannya.

"Sudah sudah!. Lagi pula mereka tidak sengaja, kan?". Sahut Yeji karena sudah lelah mendengarkan Ryujin mengomel seperti bebek.

"Lain kali hati-hati ya?". Sambung Yeji sambil tersenyum kepada adik kelasnya.

Kedua bocah prik itu pun pergi memasuki kelasnya. Sambil berlari. Padahal baru saja diomeli.

"Yeji, kau tidak apa-apa?". Tanya Ryujin khawatir.

"Tidak apa-apa. Aku kan kuat. Hehe".

"Hwang Yeji, kau hanya jatuh, TIDAK DITABRAK TRUK!!". Kini Chaeryeong membuka suara. Yeji hanya terkekeh seolah tidak memiliki dosa seumur hidupnya.

Mereka pun masuk ke sekolah. Melewati koridor yang dipenuhi para manusia yang hendak menuntut ilmu. Sesekali ketiganya membalas sapaan dari murid lain.

Ketika sudah memasuki kelas 3-2, Yeji dibuat melongo dengan keadaan kelasnya yang meresahkan. Ada yang merias wajah, ada yang masih tidur, ada yang makan dan membuang sampah sembarangan, ada yang joget joget ga jelas. Padahal masih pagi.

Namun, sekejap keadaannya berubah menjadi hening ketika ada Guru matematika yang masuk. Sampah yang semula berceceran sudah dipungut dan dimasukkan di dalam laci meja.

"Baiklah, jawab pertanyaan yang ada di lembar kertas ini lalu kumpulkan jawaban kalian didepan. Bapak ada rapat sebentar. Ryujin, awasi temanmu. Jangan ada yang nyontek!". Ryujin mengangguk ketika Bu Guru memberi perintah padanya.

Chaeryeong menelan ludahnya ketika melihat 150 soal matematika yang harus dijawab.

Teman sekelas Yeji membenci pelajaran meresahkan ini. Tapi mau tak mau, suka tak suka, mereka harus menjawab. Mereka mengandalkan pepatah yang Ryujin berikan 'Jika kau tak sanggup menahan lelahnya belajar, makan kau harus sanggup menanggung perihnya kebodohan'. Ck padahal Ryujin tak begitu pandai seperti Yeji. Namun, kalimat itu mampu membuat teman-temannya tersadar pentingnya menuntut ilmu agar tidak bodoh seperti hewan.

_____

"What's up man!".

Hyunjin tak menggubris lelaki berambut pirang itu.

"Kau marah Hwang Hyunjin?. Iya iya aku tahu.
Mau bagaimana lagi kalau sudah Yeji yang bertanya"

"Dia harus tahu apa pekerjaanmu. Memangnya kau mau di cap sebagai pengangguran olehnya?".

Hyunjin memukul kepala Felix dengan sendok yang ada ditangannya. Ada-ada saja pertanyaan dari mulut nya. Mereka berdua sedang sibuk membuat latte di cafe.

"Oh ya. Nanti katanya ada acara di sini". Ucap Felix.

"Acara apa?".

Felix mengedikkan bahunya tak tahu.

_____

Bel pulang pun berbunyi. Yeji terpaksa harus pulang naik bus karena Hyunjin tak bisa menjemputnya. Dia berjalan menuju halte bus di seberang jalan. Dia hendak menyeberangi jalan sendirian sambil bermain ponsel. Dia tak sadar jika dari arah kanan ada mobil yang melaju kencang.

BRAKK!!

Yeji jatuh kepinggir jalan. Dia diselamatkan oleh pria tampan. Yeji bahkan sempat mematung karena ketampanannya.

"Kau tidak apa-apa?". Pertanyaan lelaki itu membuat Yeji tersadar.

"Ahh, ya..aku tidak apa-apa". Jawab Yeji gugup.

"Jangan bermain ponsel saat berjalan ya?. Aku.. pergi dulu.

Belum sempat Yeji mengucapkan Terima kasih, pria itu sudah pergi meninggalkannya. Yeji memperhatikan lamat lamat punggung tegap milik pria itu sebelum hilang di tengah kerumunan.

______


Suara mobil Hyunjin yang terparkir di halaman rumah membuyarkan lamunan Yeji. Ia memikirkan kejadian tadi. Memalukan!. Bagaimana bisa dia jatuh ke pelukan pria itu?. Seharusnya dia ditabrak mobil saja!.

Tok tok tok

"Aku pulang".

Hyunjin merebahkan dirinya di sofa. Dia lelah sekali setelah bekerja seharian.

"Ayo makan malam". Ujar Yeji.

Hyunjin pun pergi ke ruang makan dimana sudah ada makan yang tersaji disana.

"Siapa yang memasak?". Tanya Hyunjin.

"Kalau bukan aku, siapa lagi?!". Yeji dibuat jengah dengan pertanyaan aneh yang keluar dari mulut Hyunjin.

"Kakak khawatir makanannya tidak enak". Gumam Hyunjin. Yeji yang tadinya mencuci piring lantas terhenti mendengar perkataan Hyunjin.

"Apa katamu?!. Ucapkan sekali lagi!". Bentak Yeji tak Terima.

"Yaa... Kakak hanya ingat dulu. Waktu kakak mencoba masakanmu yang rasanya seperti pahitnya kehidupan. Dan kau juga pernah hampir menghanguskan dapur ini karena hendak memasak mie. Dan.....juga waktu... "

Telinga Yeji memanas mendengarkan Hyunjin yang bercerita tentang masa lalu Yeji yang memalukan.

"Jangan banyak omong!. Cepat makan!". Sahut Yeji

"Baiklah!. Omong-omong kau pulang dengan selamat?".

"Memangnya kenapa?".

"Yahh.. Tidak ada. Hanya ingat dulu waktu kamu jalan-jalan di pinggir trotoar, lalu kakimu terpleset. Akhirnya kau jatuh ketengah jalan dan hampir ditabrak motor. Lalu pemotor itu marah kepada kakak, dia bilang kakak tidak bisa menjagamu dengan baik padahal kau yang tidak bisa berjalan dengan benar".

Lagi-lagi Hyunjin membuat Yeji malu. Ingin rasanya Yeji menyiram muka Hyunjin dengan air panas.

"Hei!. Itu hanya aku yang dulu. Kau pikir aku bayi yang baru belajar merangkak?!. Meskipun...tadi hampir saja".

"Hampir apa?!"

_________

Sekian
Janlup voment yaa😁

THANKSSS






WHY I DO ALWAYS LOSE? || Hwang Yeji ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang