Tumben nih gais up siang yuhuu
Mari terima cingtah Suno😃
***
Suasana pagi ini tidak panas seperti biasanya. Terbukti dari perilaku Suno yang terlihat betah rebahan di ambal tebal ruang tengahnya. Bahkan hari ini listrik sedang mati, sehingga tidak ada AC yang berdesing pelan. Hanya ada pemuda itu di sana dengan suara musik dari ponselnya yang memenuhi ruangan.
Bibirnya bergerak-gerak kecil, mengikuti irama meski matanya tengah tertutup menghadap langit-langit ruangan. Tak jauh dari tempatnya, ada dua buku tebal berserakan dengan halaman terbuka acak.
Suno tak lagi mengikuti lagu, fokus mendengarkan lirik lagu yang dibawakan oleh LSD dengan judul Genius tersebut. Ia sangat menyukai lagu itu, tetapi tidak dengan maknanya. Sebab menurutnya, seseorang tidak perlu jatuh cinta pada sesama orang pintar. Yah, meski dirinya tidak pernah jatuh cinta, tetapi ia tau bahwa cinta itu saling melengkapi. Bukan melihat dari isi otak, melainkan isi hati.
Suno terdiam. Menyadari pikirannya melambung jauh. Membuat ia terkekeh pelan dengan pemikirannya sendiri. Entah ia sudah gila atau bagaimana, rasanya aneh jika pikiran itu keluar dari dirinya.
Pemuda itu memilih bangkit, mengubah posisi menjadi duduk. Lantas meraih ponsel di atas meja TV. Memeriksa beberapa notifikasi pesan yang masuk. Ia menguap membaca pesan yang berasal dari Erlan. Langsung saja ia berdiri, memungut dua buku tebal yang berserakan. Menaruhnya di atas meja TV, baru kemudian ia keluar dari rumahnya.
Kini tujuannya adalah rumah Erlan yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Hanya butuh waktu 10 menit, ia sudah tiba di depan teras rumah Erlan. Di sana sudah ada Erlan yang duduk bersandar pada tembok keramik di belakangnya, menunduk pada ponselnya.
Suno duduk tanpa permisi. Tanpa 5S. Membuat Erlan berjengkit kaget karena baru sadar ada seseorang di hadapannya.
Ia menatap nyalang ke arah Suno, mengumpati temannya itu tanpa suara. Si Suno hanya menyengir, tetapi kemudian mengode agar Erlan memberitahunya sesuatu tentang Yura. Sebab kemarin ia meminta pendapat pada Erlan tentang isi pesan gadis itu.
"Baru dateng tuh salam kek, setan! Ngangetin aja, untung saya gak punya riwayat penyakit jantung," gerutunya sudah kesal duluan dengan pemuda itu. Baru lihat wajahnya saja, ia sudah kepancing ingin menonjok teman jeniusnya itu.
"Alah, gitu aja kaget. Belum aja kita praktik buat gunung berlarva atau petasan kecil dari natrium, gimana gak langsung pingsan kamu," ucap Suno dengan nada mengejek.
Erlan tak membalas, karena berhadapan dengan Suno itu adalah suatu ujian kesabaran. Harus lemah lembut dan tidak sombong. Kecuali jika urusan hati, ia akan maju paling depan untuk mengatai temannya itu bodoh. Sayangnya, belum ada satu cewek pun yang menjadi cerita bucin dari Suno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break the Rules [Sunwoo TheBoyz]✔
General Fiction[Follow Sebelum Baca!!] 》spin-off seri campus life《 *** Menjadi mahasiswa dengan IPK nyaris 4,00 membuat Suno Majdi cukup terkenal di prodi matematika angkatannya. Laki-laki ambis itu kerap kali mengikuti ONMIPA-PT mewakili universitasnya. Dan tak j...