***
Erlan menepuk pelan bahu Suno. "Saya duluan. Jangan lupa abis kencan kirimin proposal," katanya diiringi kekehan.
"Ck, jangan ganggu. First time ini, cok!" protes Suno tak terima temannya itu membahas pasal organisasi. Padahal dirinya akan menikmati kencan pertamanya dengan Maylin.
Erlan tergelak, membuat Suno menatapnya kesal. "Iya, sorry. Kalo gitu saya pergi dulu. Mau kejar ayang Yura," ucapnya segera melipir pergi sebelum Suno merecokinya dengan pertanyaan.
Suno menggeleng pelan, tak habis pikir dengan temannya satu itu. Entah kenapa senang sekali mengejar cewek galak dari dulu hingga sekarang. Mana ceweknya yang macam Yura melulu.
"Apa dia gak capek ya patah hati?" monolognya seraya menggeleng-geleng kecil.
"Kenapa?"
Suno terlonjak, ia memegangi dadanya. Cukup terkejut dengan kemunduran Maylin yang tiba-tiba.
"Eh, kamu kaget?" tanya Maylin polos. Tak ada terlihat raut bersalah di wajahnya.
"Terserah kamu."
Maylin mendelik, padahal dirinya bertanya baik-baik. Entah kenapa laki-laki di hadapannya ini terlihat kesal.
"Aku ada salah?" tanyanya lagi, merasa tak pernah membuat kesalahan apa pun.
"Banyak."
Maylin mengernyit, "Kamu ... PMS?"
Mendengar hal itu, Suno berjalan melewati Maylin. Membuat gadis itu bertanya-tanya, ada apakah gerangan pada Suno?
"Aku bingung, perasaan kamu yang ngajakin aku jalan. Eh, sekarang malah dicuekin," ucap Maylin begitu berhasil menyusul Suno, mensejajarkan langkahnya.
Suno menghentikan langkahnya. Otomatis membuat Maylin juga melakukan hal demikian. Laki-laki itu menatap Maylin lurus, sementara Maylin masih menampilkan wajah bingungnya.
"Sepertinya break the rules yang sebenarnya itu adalah kamu, Ling."
Ucapan Suno semakin membuat alis gadis itu menukik. Masih tidak paham dengan perilaku Suno sejak bertemu lagi. Ia pikir akan melihat sisi ambis yang biasa ditunjukkan oleh laki-laki itu.
"Ikut saya." Suno melangkah lebih dulu, membuat Maylin yang menggunakan rok agak kesusahan untuk mensejajarkan langkahnya dengan Suno. Alhasil, kesialan berpihak pada gadis itu siang ini.
Ia tersandung. Membuat heels yang digunakannya menjadi patah. Gadis itu terduduk, mencoba menyatukan heels itu.
Suno yang menyadari tidak ada suara langkah kaki yang mengikutinya, akhirnya ia membalikkan tubuhnya. Betapa terkejutnya ia melihat Maylin berjongkok memperbaiki heels-nya.
"Sini," kata Suno setelah mendekat. "Saya aja yang bawain," lanjutnya kini ikut berjongkok di hadapan gadis itu.
"Kakiku sakit, No. Kita istirahat dulu gak sih? Lagian jalanan ke pantainya nanti jauh banget, No," ucap Maylin seraya memijit pelan pergelaangan kakinya.
"Berdiri!" suruh Suno membuat gadis itu bersusah payah berdiri.
Gadis itu meringis pelan, ia hampir oleng jika saja Suno tak menangkapnya lebih dulu. Ia terbelalak begitu berada di dekapan pemuda itu.
"Gak usah terpesona gitu," celetuk Suno membuat Maylin mengerjap tersadar. Memang tidak baik jantungnya berhadapan dengan duta matematika ini.
"Jalan pelan-pelan, saya pegangin tangannya," ucap Suno lembut, entah kenapa tiba-tiba ia menjadi demikian. Terlebih lagi ketika berhadapan dengan Maylin. Ia merasakan bahwa detak jantungnya berpacu lebih keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break the Rules [Sunwoo TheBoyz]✔
General Fiction[Follow Sebelum Baca!!] 》spin-off seri campus life《 *** Menjadi mahasiswa dengan IPK nyaris 4,00 membuat Suno Majdi cukup terkenal di prodi matematika angkatannya. Laki-laki ambis itu kerap kali mengikuti ONMIPA-PT mewakili universitasnya. Dan tak j...