bab 2

555 45 2
                                    

Boruto pov

Lift berhenti dilantai 14 aku keluar lebih dulu lalu diiringi langkahnya setengah berlari agar seiring disisiku. Saat memasuki apartemen gadis ini masih diliputi keterkaguman, sorot matanya tampak berseri. "cantik." Batinku.

"Semua barangmu sudah di pindahkan dikamar, istirahatlah."

"Tuan, aku belum tahu namamu." Tanyanya lirih tetapi masih terdengar olehku, aku mengusap lembut kepalanya.

"Uzumaki Boruto. panggil saya Boruto saja."

"Bukankah itu kurang sopan?."

"Terserah saja." Bocah ini sangat berbeda dengan sehabatnya itu berbanding terbalik. Jam menunjukkan pukul 12 siang. aku lupa jika ada janji menemui salah satu kolegaku, bergegas aku meninggalkan apartemen dengan tergesa-gesa.

***

Pukul sembilan malam setelah selesai membicarakan proyek pembangunan hotel di Tokyo dengan kolegaku. Aku memutuskan untuk kembali ke apartemen yang kini ditempati Sarada.

Memasuki apartemen terdengar suara Televisi dari ruang tengah.

"Belum tidur?"

"mmm... be-belum tuann.. ma.. maksudku Boruto.." cicitnya tergagap.

Aku duduk mendekatinya, ia tampak menegang sehingga menundukkan kepalanya.

"kau takut padaku? Kau sudah tau tugasmu bukan?."

"mmm.. lalu apa yang harus ku lakukan?"

"Memberiku sebuah ciuman mungkin." Wajah gadis itu bersemu merah mendengar pertanyaanku. Apa dia tidak pernah berciuman dengan lawan jenis? atau semacamnya?

"Kau belum pernah berciuman?" Tanyaku memastikan lalu hanya dijawab dengan gelengan pelan. Sudah kuduga. ia bocah yang masih sangat polos, aku suka itu.

Aku mengangkat tubuhnya, mendudukkan diatas pangkuanku. ia sangat terkejut atas tindakan yang kulakukan, namun tidak ada penolakan sedikitpun darinya. Tanganku melingkari pinggangnya ramping mengikis jarak antara kami. Aku menatap matanya, wajah begitu cantik dan tidak membosankan. Mataku kini terpaku pada bibir tipis nan ranum. sangat menggairahkan. tanpa berfikir panjang aku langsung mencium bibirnya. Melumat dengan menggebu, oh tidak! dia menegang.

"Balas ciumanku Sarada." Sambil menekan tengkuknya memperdalam ciuman. Ia membalas ciumanku meskipun aku tahu, dia sangat kualahan. Kini ciumanku beralih pada leher jenjangnya meninggalkan Kissmark disana.

"Kuharap kamu terbiasa dengan ini, istirahatlah ini sudah malam." Aku mengangkat tubuhnya memasuki kamar utama. kamar yang biasa ku tempati. Membaringkan tubuhnya perlahan, ia masih terdiam membisu.

"Tidurlah." aku menarik selimut sebatas dada. Ia menganggukkan kepalanya dengan senyuman tipis.


TBC

-
-

up juga gesss, banyakin vote sama komenn yakk💗💗
lov uu

BECOME SUGAR BABY | BorusaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang