jangan lupa vote and comment!!
Happy reading!
-
-Dua hari berada didalam mansion mewah bak istana membuat Sarada dikuasai kenyamanan, apalagi dikelilingi orang-orang baik dari orang tua Boruto sendiri serta seluruh penghuni mansion.
Kedekatan Sarada dengan mereka kini semakin akrab dan hangat ditambah Ellie yang kini memanggilnya dengan sebutan bunda. Bocah cilik itu setiap saat menempel terus padanya.
"Ellie udah dulu ya mainnya, kita bobo siang yuk." Ajak Sarada disertai elusan lembut dikepala Ellie.
"Yuu bunda tapi gendong yaa.." jawab Ellie nan manja. Memastikan Ellie telah tertidur Sarada memutuskan untuk kembali ke kamar, saat sampai ia melihat Boruto sedang tidur diatas ranjang. Perlahan tanpa mengeluarkan suara, Sarada mendekati ikut bergabung bersama Boruto. Dipandanginya wajah pulas itu dengan sayangnya, laki-laki yang menyelamatkan hidupnya, laki-laki yang memberinya sosok ayah. Boruto tidak banyak bicara, Boruto yang tidak bisa ia tebak dengan mudah.
Dari semua hal yang ada pada diri laki-laki itu, Sarada sangat sadar bahwa ia sedang terjatuh sedalam-dalamnya. Kini seulas senyuman terbit diwajahnya Sarada pun memeluk Boruto erat.
"Aku mencintaimu."
"Pelukan hangat terasa ditubuh Boruto, sayup-sayup ia menerjapkan kedua matanya memandang jam tangan menunjukkan pukul 17.15 sore. Dengan gerakan lembut Boruto mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar, lantas tidak membangunkan gadis disampingnya malah semakin mengeratkan pelukannya.
Cukup lama Boruto memandangi wajah polos Sarada, gadis yang pertama kali ia lihat dengan asyik melamun disebuah rumah makan. Tidak munafik jika Boruto merasa sangat beruntung mengenal Sarada, gadis lemah lembut dam penurut dan tentunya menjadi yang pertama.
"Jam berapa?" Tanya Sarada suara serak khas bangun tidur.
"17.35" Kembali Boruto menengok jam tangan miliknya.
"Mau mandi sekarang?"
"Bersama."
"Iya tunggu sebentar, disiapin air hangatnya dulu."
"Dasar penurut." Dewa batin Boruto.
Selesai keduanya mandi Sarada seperti biasa menyiapkan pakaian untuk Boruto lalu membantu menyiapkan makan malam.
Ruang makan dipenuhi oleh seluruh anggota keluarga Uzumaki. Sajian makanan Khas Sultan telah tersaji rapi sehingga siapapun tergugah seleranya."Nak Sarada, jadi besok mau pulang ke apartemen? Ngga tinggal disini saja mama papa kan jarang pulang sekarang."
"Ia ma, udah banyak ketinggalan mata pelajaran. Nanti Sarada sering kesini nemenin mama."
"Boruto, papa ngga mau kamu main-main kalau Sarada lulus langsung nikah. Kamu pikir papa ngga tau kalian udah ngapain aja." Sahut sang kepala keluarga dengan gemblang membuat wajah Sarada bersemu merah karena malu.
"Apasih pa!"
"Papa benar nak, bagaimanapun Sarada tanggung jawabmu karna kamu yang memutuskan untuk bersama dengannya."
"Boruto ngga lupa untuk itu mah, oh iya Boruto memutuskan untuk mengajak Ellie tinggal bareng. Lagipula Ellie itu udah tanggung jawab Boruto."
"Papa setuju dengan keputusan kamu."
"Tapi pa, bukankah lebih baik Ellie sama kita aja." Bantah sang ibu.
"Mah, Ellie itu anaknya Boruto jadi terserah papanya lagi pula Ellie butuh kasih sayang seorang ibu dan dengan mereka tinggal bareng Ellie bisa lebih dekat dengan Sarada."
"Maksud Boruto juga begitu ma, nanti biar Ellie ngajak mbak Shizune untuk jaga Ellie dari pagi sampai Sarada pulang. Mama tenang aja."
"Baiklah kalau itu keputusan kamu Boruto, Sarada tolong jaga cucu mama baik-baik ya."
"Iya ma, pasti." Jawab Sarada dengan senyum tulusnya.
***
Malam menjelang tidur Sarada yang menemani Ellie untuk tidur. Usapan halus pada punggung Ellie membuat ia terbuai oleh kantuk. Sarada yang begitu sayang oleh bocah dalam dekapannya kerap kali mencium puncuk kepalanya. Ellie yang kini telah tidur pulas dalam dekapan terus ia usap lembut agar terjaga.
"Apa ia sudah tidur?" Tanya Boruto setengah berisik lalu dijawab anggukan oleh Sarada.
Boruto menggendong Ellie memindahkan ke atas ranjang. Sarada melihat itu hanya diam terduduk di sofa hitam dengan kantuknya. Melihat Sarada yang terpejam Boruto mengganti menggendong sang gadis. Bibirnya tertarik keatas dengan tindakannya, ia merasa memiliki 2 bayi sekaligus.
Sarada yang masih setangah sadar membuka matanya saat merasakan tubuhnya dibaringkan diatas ranjang. Boruto dengan tubuh atasnya telanjang seperti biasanya tiap malam atau bahkan telanjang bulat sama dengannya. Boruto yang sudah siap bergabung merangkak keatas ranjang, ia lalu menenggelamkan wajahnya diatas dada Sarada. Deru nafas hangat terasa dipermukaan kulit Sarada.
Usapan lembut jari-jari Sarada kian membawa Boruto kedunia mimpinya. Sungguh tangan yang ajaib bukan. Sarada yang sadar akan kebersamaan Ellie dan Boruto sama-sama memiliki sisi manja yang tak banyak orang lain tau. Mereka jarang banyak bicara mengenai hal yang tidak terlalu penting pada orang baru. Ada bahagia yang tidak bisa diungkapkan menjadi satu diantara keduanya. Sungguh Sarada merasa sangat jatuh cinta dengan kedua laki-laki itu.
Akankah Boruto dan Ellie menjadi bagiannya yang utuh?
TBC