bab 9

520 44 2
                                    

Hellow kembali lagi🙇
janlup vote and comment
-

-

"

Yeyy kita bakal sering main kan bunda?" Tanya bocah yang memeluk leher Sarada.

"Iya dong, tapi nanti Ellie main dulu sama mbaknya sampe bunda pulang sekolah, baru deh main sama bunda."
jelas Sarada lembut.

"Iya bunda. Tapi bunda jangan lama-lama ya, jangan kayak papa bilangnya sebental telnyata lama."

"Engga dong, masa bunda mau lama-lama ninggalin Ellie. pasti bunda udah kangen banget sama Ellie, El udah makan siang?"

"Udah bunda."

"Pinter banget anak bunda, bunda tadi beliin El buku cerita. Judulnya Mr.Rabbit."

"Uwaaa tlima kasih bunda, ada gambalnya bunn." cicit Ellie riang.

"Sama-sama sayang, suka sama bukunya engga?"

"Suka sekali bunda!"

***

Hari pertama menempati apartemen dengan adanya anggota baru sungguh tidak pernah ada dalam benak Sarada sebelumnya. Dulu ia dalam angannya setelah keluar dari panti Sarada akan memulai hidup baru bersama sehabat baiknya, hingga beberapa bulan setelah masuk tahun ajaran baru Chocho menceritakan bahwa ia telah mengencani laki-laki tua. Laki-laki tua dalam fikiran Sarada adalah laki-laki berusia kaisaran lima puluh tahun sampai, Sarada masih ingat betul bagaimana ia terkejut dengan ekspresi menganga tak percaya. Ngomong-ngomong soal Chocho kenapa belum ada kabar dari sehabatnya itu bahkan ia tidak masuk sekolah hari ini.

Tak perlu fikir panjang Sarada mengambil ponsel diatas naskas samping ranjang.

"Bunda telfon sehabat bunda dulu ya." Pamit Sarada pada Ellie yang sibuk melihat buku cerita barunya.

Beberapa kali mencoba menghubungi Chocho akhirnya terdengar suara dari seberang sana.

"Cho, halo."

"Iya sar, lemes gue. Sorry ga ngabarin lo beberapa hari ini bawaannya lemes banget. Oh iyaa, gue mau nginep dong di apartemen lo. Gila gue diteror terus sama situa bangka itu."

"Tapi gimana udah enakan? Yaudah kamu nginep sini aja Cho nanti aku minta izin sama Boruto dulu."

"Iya udah enakan, habis ini gue otw. Jangan lupa masakin gue ya Sar laper nih pengen makan yang pedas-pedas."

"Iya Cho, hati-hati ya!"

Sambungan telepon diputuskan meninggalkan kelegaan akan keadaan sehabatnya.

.
.
.

Sejak beberapa jam kedatangan Chocho menggunakan piama putih bermotif kelinci mengagetkan Sarada. Secuek-cueknya Chocho ia pasti akan menyempatkan waktu untuk dandan tapi bisa-bisanya muka bantal dan rambut berantakan seakan tidak pernah menyentuh air untuk mandi.

"Kalau masih lemes istirahat aja dulu, ceritanya nanti kalau udah enakan. Atau mau makan dulu? katanya mau yang pedas-pedas."

"makan dulu aja deh, lo tau ngga setan kecil ini bisa-bisanya bikin gue kewalahan setiap pagi lemes pengen muntah bawaannya laper pengen makan yang aneh-aneh." Sambil menunjuk perutnya.

"Namanya hamil muda Cho.. tapi kamu ga bakal aneh-aneh kan? Kita keruang makan yuk sambil cerita gimana." Ajak Sarada sambil menggandeng tangan Chocho.

Malamnya setelah makan malam yang hanya Sarada, Ellie dan Chocho saja tanpa Boruto. Jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam belum juga ada tanda-tanda kepulangan Boruto. Sarada yang sejak tiga jam yang lalu setelah makan malam dan menemani Ellie tidur lalu memutuskan untuk menunggu Boruto pulang di ruang TV. Siaran TV yang kurang menarik dengan tayangan drama membosankan membuat matanya jengah.

Suara langkah kaki memasuki ruangan seorang laki-laki berkemeja biru langit tengah menenteng jas hitamnya.

"Menungguku?" Tanyanya ikut duduk disamping Sarada, Sarada yang mendengar itu hanya mengangguk pelan.

"Kamu udah makan?"

"Belum."

"Yaudah kamu mandi dulu, terus aku siapin makan ya." Boruto mengangguki usulan Sarada dan segera mandi, rasa badannya sangat lengket karena seharian berkerja diluar ruangan yaitu mengunjungi langsung proyek kerjasama pembuatan hotel.

Sarada dengan cekatan menyiapkan makanan dari mulai menghangatkan sayur dan lauk hingga menatanya dimeja makan. Setelah terhidang Sarada juga membuatkan Coklat panas untuk Boruto. Disela aktifitasnya Sarada merasa ada yang memeluknya dari belakang serta ciuman basah pada leher jenjangnya.

Boruto memutar badan Sarada hingga posisi mereka tengah berhadapan, Tak butuh waktu lama ia menyambar bibir Sarada. Ciuman serta lumatan sensual dari bibir Sarada tidak hanya itu tangan yang semula di pinggang Sarada kini merayap masuk kedalam baju Sarada. Jari-jarinya aktif meremas dan memilin puting payudara Sarada.

"Kamu benar-benar canduku Sarada."
Cup. Boruto yang semula ingin meneruskan dicegah oleh Sarada.

"Makan dulu, setelah itu terserah apa yang ingin kamu lakukan."

"Baiklah, setelah itu aku akan memakanmu habis-habisan." Perkataan itu membuat Sarada sedikit merinding, tak bisa membantah ia hanya bisa menuruti keinginan Boruto. Meski sedari awal ia tak pernah berfikir untuk menjadi sugar baby tapi percayalah Sarada tidak menyesal bersama Boruto.

TBC
-

-

maaf baruu ini up, soalnya lagi sibuk rl..
kalau sempat aku up lagii bantu ingetin yakk!

LOVE U SEMUA🥰🥰

BECOME SUGAR BABY | BorusaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang