bab 3

626 34 1
                                    

  Waring 🔞
tandai jika ada yang typo!!
-

-

Sarada pov

Setelah Boruto keluar dari kamar, masih saja jantungku berdebar sekencang-kencangnya bayangan ciumannya tadi terus berputar dikepalaku. Ciuman pertama yang dulu aku bayangkan akan kuberikan kepada seseorang yang kucintai ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi. Realitanya aku harus menukarkan diriku demi bisa meneruskan hidup dan pendidikanku.

Dadaku sedikit sesak, seperti ada beban yang mencoba menekan. Tanpa membuka mata sku mencoba menggerakkan tangan meraba bagian yang terasa sesak, namun jari-jariku merasakan helaian rambut seperti potongan rambut khas lelaki. Dengan melawan kantuk, kubuka mataku memastikan apa yang berada di atas dadaku. Mataku yang tadinya mengantuk kini terbuka lebar melihat Boruto yang tengah tertidur pulas. Ia menyandarkan kepalanya di dadaku seakan tau bahwa dimana tempat paling nyaman. Jangan lupakan lengan kekarnya yang ternyata baru ku sadari memelukku posesif.

Jujur sebenarnya ini sangat nyaman, aku merasa benar-benar nyaman. Pandangan kualihkan pada jam dinakas samping tempat tidur. 05.40. Terhenyak menyadari bahwa hari ini adalah hari Senin, aku segera mandi, menyiapkan sarapan dan bersiap sekolah.
Terpaksa aku membangunkan tuan—maksudku Boruto agar berpindah posisi. Aku menepuk pipinya yang halus.

"Tuan... bangun sebentar, saya mau mandi dan siap-siap kesekolah." Tidak ada jawaban tetapi kini ia sedikit menggeser kepalanya berpindah kesamping, menyadari itu aku segera bangkit beranjak menuju kamar mandi. Akhirnya setelah menghabiskan waktu di dapur memasak menu-menu untuk sarapan. Beberapa sajian sederhana kini berjejer manja diatas meja makan. Kulihat kayar handphoneku menunjukkan pukul setengah tujuh. aku harus buru-buru berangkat sekolah.

Memastikan semua beres lalu berangkat sekolah. Tuan Boruto. aku sengaja tidak membangunkannya karena tidak mau mengganggu tidurnya yang sangat pulas.

***

Kringg...

Bunyi bel menandakan kelas berakhir, segerombolan Siswa-siswi berbondong-bondong menuju parkiran. Suasana riuh oleh suara tawa bercampur Klakson kendaraan bermotor yang tidak sabaran melewati pintu gerbang. Lorong yang semula dibanjiri siswa-siswi kini hanya tersisa dua orang. Sarada dan Chocho berjalan menyusuri lorong panjang dengan diselingi tawa renyah, keduanya memang sengaja pulang bagian akhir.

"Sar.. gue liat leher lo tadi banyak Kissmark. lo udah itu sama.. umm siapa namanya? lupa gue." Cerca Chocho pada Sarada.

"Engga kok cho, tuan Boruto cuma cium aku aja kok. Cuma.. aki memang gatau kalau ini kissmark. kalau kamu tadi pagi engga bilang, aku pikir ini gigitan nyamuk,"

"Hahaha.. nyamuk. Iya nyamuk babon." Chocho sambil terkekeh.

"Untung ngga ada yang tau, kalau pada tau pasti bakal jadi gosip baru." Sambil menghembuskan nafas lega.

"Mangkannya,keenakan ya keenakan aja. tapi lo juga mesti inget kita masih sekolah, lo tau kan apa resikonya jika sedikit lo ceroboh."

"Emang Chocho sama om Mitsuki juga sering gitu?" Tanya Sarada dengan wajah polosnya.

"Gitu apa? Kissing? Ya bukan lagi Kissing sarr, gue udah foya-foya nikmatin uangnya ya kali belum sampai lebih. Sialnya di bandot tua itu udah punya istri dan anak. Tapi setiap hari ke apartemen gue mulu.

"Haahh... Choo kamu ga takut ketahuan istrinya om Mitsuki, kayak sinetron gitu?"

"Halah biarin aja, lagian gue ngga minat sama bondot tua itu. Gue cuma butuh duitnya. Hati-hati lo, jangan sampe si Boruto juga udah punya istri, di gampar nanti kalau ketahuan hahaha.." Peringat Chocho sambil tertawa. Perkataan yang baru dibilang Chocho emang ada benarnya juga. Sarada takut jika Boruto sang tuannya memiliki anak dan istri, bagaimana jadinya jika mereka tau posisi Sarada saat ini.

Setelah sampai di apartemen Sarada segera mengganti pakaiannya lalu segera memasak. Saat didapur terlihat setumpuk piring kotor dan cangkir kopi di Wastafel  bekas sarapan Boruto pagi tadi. Sarada segera melanjutkan masaknya agar nantinya jika Boruto pulang bisa segera makan. Meskipun masih dua hari tinggal di apartemen bersama dengan orang baru tatapi Sarada merasa nyaman, perasaan yang sebelumnya belum Sarada rasakan. Makanan telah selesai dibuat. Membuat Sarada mengembangkan senyum lalu gadis itu beranjak untuk mandi. Gadis itu memilih berendam merilekskan tubuh yang terasa penat seharian beraktivitas.

Pintu apartemen terbuka, masuklah pria berpakaian formal memasuki ruang demi ruang apartemen miliknya yang kini telah dihuni gadis cantik atau sugar babynya. Suasana sepi dan sunyi menimbulkan tanya di kepala Boruto "Dimana bocah itu?" tanyanya dalam hati.
karena rasa disegala penjuru ruangan tidak ditemukan gadis cilik itu Boruto berjalan memasuki ruangan yang belum dia masuki. Kamar utama. Suasana kamar juga tampak sunyi seperti ruangan-ruangan lainnya, kakinya terus melangkah menuju kamar mandi tersebut. Pandangannya langsung tertuju pada bathtub. yang didalamnya terdapat seorang gadis tengah terlelap. Kulit putih tertutup busa-busa sabun.

Melihat pemandangan yang indah nan elok jiwa kelaki-lakiannya seolah terpancing. Boruto menyadari itu tergesa-gesa melepaskan seluruh pakaiannya. Kini tubuh polos tanpa sehelai benangpun, Ia segera bergabung kedalam bathtub melebur hasrat yang membuncah. Matanya terus memandangi tubuh gadis cilik dihadapannya itu, perlahan Boruto mendekati wajahnya mengendus harum mawar pada leher Sarada. Hasratnya untuk bercinta mendorongnya untuk melakukan lebih. Boruto menyambar bibir gadis dihadapannya dengan menggebu. Karna tindakannya Sarada terkejut refleks ia mendorong dada Boruto agar ciumannya terlepas, namun tenaganya tak sebanding. Boruto menekan tengkuk leher Sarada memperdalam ciuman.

Boruto melepaskan ciumannya, memandang mata lawannya yang sudah dibanjiri air mata. Jarinya mengusap lelehan air mata diwajah Sarada.

"Aku menginginkanmu saat ini, jadilah gadis penurut."
Sarada terdiam mendengar perkataan Boruto, berpasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kembali laki-laki itu menyambar bibir Sarada melumat dalam memanggut dan memasukkan lidah. Tangannya juga tidak tinggal diam ikut merasakan nikmat lekuk tubuh yang tumbuh sempurna diusia remaja. Sarada hanya diam merasakan gelayar aneh di seluruh tubuhnya. Kini bibir nakal Boruto telah berpindah pada puncak dada Sarada, menyedot seperti bayi menyusu pada ibunya. Mengecap memilin gemas, meremas keras membuat Sarada melemas dan melepaskan desahan dari bibirnya.

"Kita lanjutkan diranjang." Boruto menggendong ala bridal style menuju ranjang kamar. Tubuh telanjangnya Sarada terlentang dibaringkan diatas kasur tidur. Sarada tidak merasa nyaman. ia menutupi dada dan bagian intinya dengan tangan tetapi di tahan oleh Boruto. Laki-laki itu merangkak naik diatas tubuh Sarada memandang lekukan tubuh milik Sarada. Boruto merasa beruntung menjadi yang pertama untuk Sarada.

"Aku tau ini akan menyakitimu, tapi aku tidak akan berhenti." Setelah memberikan peringatan itu tangannya melebarkan kedua kaki Sarada sehingga terlihat jelas bagian inti Sarada. Boruto menyentuh dan memainkan milik Sarada sampai dirasa siap dimasuki, lalu mengarahkan miliknya yang sedari tadi telah menegak. Sebelum sepenuhnya masuk, tangan Sarada menyentuh tangan Boruto dengan lembut.

"Tuan tolong keluarkan diluar, saya masih sekolah." Kata Sarada sendu.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Boruto, lalu laki-laki itu mendorong pinggulnya menjadikan masuk menyatu sempurna dengan Sarada. Boruto menggelap terbuai nikmat. Mempercepat Tempo gerakannya hingga cairan tumpah membanjiri perut Sarada. Pukul 11 malam Sarada terbangun merasakan perutnya yang lapar. Perlahan bangkit dari tempat tidur, tubuhnya terasa sangat remuk di gempur habis-habisan oleh Boruto. Mengingat itu rasa sedih kini menderunya, lalu menoleh kearah lelaki di sampingnya tengah terlelap begitu damai. Sarada menyesal mengambil keputusan ini meskipun ia bisa tetap bersekolah dan membiayai hidupnya tetapi untuk kehilangan mahkotanya dengan orang yang baru dia kenal. Apalagi jika Boruto ternyata telah berkeluarga, bagaimana jika anak dan istrinya tau? Akhirnya Sarada bangun dan mencari pakaian lalu segera mengisi perutnya.

TBC
-
-
bantu vote sm komen sayangg

BECOME SUGAR BABY | BorusaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang