36

3.8K 209 3
                                    

𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐤𝐞𝐤 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢..... 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡? 𝐲𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐥𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐜𝐚

"ingin makan sesuatu?" tawar Steven yang langsung di angguk pelan sama Reon

lalu Steven menggendong Reon seperti koala, membawa nya dapur yang mana meja makan sudah tersaji dengan berbagai macam jenis makanan steik Amerika Serikat

saat sudah duduk di kursi meja makan, Reon yang melihat nya jadi gak nafsu makan di karena gak ada nasi, sambal ulek + steik nya gak di bakar sampai masak sehingga darah pada daging masih terlihat

"gak ada yang lain?" tanya Reon sambil mendongak kan kepala nya menatap wajah Steven

"kau tidak suka?"

"aku hanya bertanya" jawab Reon lalu kembali menatap steik yang sudah tersaji

"aku akan memesankan makanan lain, jadi sementara waktu kau makan Bratwurst, Bienenstich, dan Schwarzwalder Kirschtorte untuk mengisi perut mu sampai pesanan nya datang" ucap Steven sambil memberikan sepiring makanan penutup berupa kue manis

'mau pulang (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) tapi kalo pulang nanti Steven marah lagi kek kemarin, mana badan ku masih terasa remuk lagi, kalo di paksakan membangkang terus yang ada nanti badan ku terasa hancur, terus masuk RS dong(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) hiks gini amat nasib ku' batin Reon menangis

"sayang kenapa melamun? kamu baik-baik saja kan?" tanya Steven saat melihat Reon melamun terus

"i-iya kenapa?" bingung Reon yang baru tersadar dari lamunannya

"apa yang kau pikirkan?"

"t-tidak ada" bohong Reon

lalu tak lama pengantar makanan pun datang dengan cara tidak sopan

Ting Ting Ting Ting Ting "package" teriak sang pengantar makanan

"tunggu di sini dan aku akan kembali" titah Steven, tapi belum juga sempat ia berdiri dari duduknya, Reon terlebih dahulu menghalang nya

"gak usah biar aku aja yang ambil sendiri" ucap Reon yang setelah itu langsung ngacir

Steven mengerutkan alisnya bingung 'sejak kapan Reon tau denah rumah ini?' batin Steven sambil menatap kepergian Reon

beralih ke sisi Reon yang sedang kebingungan mencari arah pintu utama, karena rumah Steven terbilang sangat besar, luar dan bertingkat tingkat

sok sok an mau ambil sendiri giliran cari jalan malah ke sasar kan lu, makanya lain kali kalo Steven nawarin diri ya biarin toh ini juga rumah dia, ya secara otomatis Steven sudah hafal dengan denah rumah yang berbelit belit kek gini

mana kerjanya cuma keliling keliling lantai 4 lagi, masuk lorong keluar lorong, ketemu jalan buntu mau gak mau putar arah lagi, sampai lah Reon capek sendiri cuman gara gara cari jalan bahkan tangga rumah nya aja kagak ketemu

'hmmmm apa aku lewat jendela aja ya, tapi.... nanti di kira Steven kabur lagi...."

cukup lama Reon berpikir baru lah dia memutuskan untuk tetap lewat jalan pintas yaitu keluar dari jendela, terus turun ke bawah lalu ambil makanan nya dan masuk kembali sebelum Steven berpikir yang tidak tidak

karena dia sudah pergi lebih dari 2 jam, dan Reon juga yakin kalau kang Food Runner nya pasti sudah bosan menunggu di luar sana, tapi di sisi lain Reon juga bingung tumben Steven gak mencarinya kayak di hotel waktu itu, jangan kan pergi selama dua jam, untuk mandi gak pamit aja Steven dah gelisah

sedangkan orang yang di pikirkan malahan sedang santai memantau kepergian Reon, bahkan dia tau jika kekasihnya ini sedang menyusuri dinding luar rumah yang sangat tinggi itu

tapi untung lah Reon pintar dalam hal memanjat sehingga Steven tidak perlu terlalu khawatir jika Reon akan terjatuh, malahan dia khawatir jika Reon malah kabur lagi seperti sebelumnya

hingga kekhawatirannya pun sirna tak kala melihat Reon yang kembali masuk area rumah lewat pintu utama, lalu tak lama Steven pun menjemput Reon karena tau

jika anak ini di biarkan lagi, maka dia akan tersesat kembali sama seperti sebelumnya
"kenapa lama?" tanya Steven yang baru saja tiba menghampiri reon

"anu...., tadi aku salah ambil jalan terus....... Aku nyasar" jawab Reon dengan perasaan was was takut Steven marah kembali

"ayo kembali" ajak Steven yang langsung di iyakan oleh Reon

selama perjalanan menuju dapur yang terletak di lantai 4, keduanya nampak sedikit berbincang ringan

"Steven, aku boleh nanya sesuatu dengan mu?"

"of course just ask what you want to know" (tentu saja tanyakan saja apa yang ingin Anda ketahui)

"I wonder if this house is yours?" (Aku ingin tahu apakah rumah ini milikmu?)

"no, but this house belongs to both of us" (tidak, tapi rumah ini milik kita berdua)

"You mean?" (Maksud Anda?)

"hanya kau dan aku yang boleh menempati rumah ini, jika ada orang lain yang tinggal di rumah ini, maka dia adalah perusak hubungan kita" jelas Steven

"o-oohh" jawab Reon 'hubungan ya? hahaha padahal hubungan kita hanya sebagai budak dan majikan' batin Reon lelah

.

ketika sedang makan tiba tiba Steven mendapatkan panggilan di ponsel, entah siapa yang menelpon mereka malam malam seperti ini yang pasti setelah Steven menyelesaikan panggilan telpon tersebut ia pun izin pergi karena ada urusan mendadak

sebelum pergi dia memberikan Reon sebuah kertas pengingat agar Reon gak kesasar lagi seperti barusan, dan tak lupa juga untuk memberikan sebuah kecupan manis di wajah sang kekasih sebelum berangkat.

seperginya Steven, dengan rasa penasaran yang tinggi ia pun membuka kertas pengingat yang di kasih Steven barusan yang ternyata adalah denah rumah, Reon sempat tersedak daging ayam ketika melihat bahwa tata letak lokasi rumah Steven sangat lah rumit

saking rumit nya Reon harus beberapa kali membacanya dengan teliti letak beberapa lokasi ruangan, di ujung kertas juga terselip sebuah pesan yang berucapkan seperti...... 'ini peta lantai 4 untuk lantai 3,2, dan 1 akan aku kasih jika kau sudah hafal denah lantai 4'

definisi denah lantai 4

"ini rumah atau istana sih anjir, luas amat kek lapangan bola" gerutu Reon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ini rumah atau istana sih anjir, luas amat kek lapangan bola" gerutu Reon



𝐓𝐛𝐜, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐬𝐮𝐛𝐫𝐞𝐤 𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐮𝐝𝐧𝐲𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰....

Btw, denahnya nyolong di pin ya🙏

𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 (𝐄𝐧𝐝?) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang