"By Chan duluan ya" ucap chenle dengan senyum jahil di wajahnya. Seharusnya kemarin ia tidak taruhan dengan chenle. Lihat hasilnya sekarang ia jadi harus piket di kelas seorang diri
"Udah sana Lo ganggu atau mau gw siram pake air pel" ucap haechan ketus dan chenle malah terkekeh "by haechan sayang" ucap chenle lagi sebelum benar2 pergi meninggalkan haechan di kelas seorang diri
Tidak mau membuang banyak waktu haechanpun mulai mengerjakan piketnya dari mulai membereskan meja menyapu dan ngepel
"Akhirnya" ujar haechan dengan nafas yg ketara sekali kalau ia cukup kelelahan Karna harus piket seorang diri "tinggal menyimpan beberapa buku itu ke ruang guru lalu pulang" ucapnya pada diri sendiri sambil melihat tumpukan buku yg cukup banyak
Setelah menyimpan peralatan piketnya haechan kembali ke kelas ia mengambil tas gendong nya lalu beralih ke meja guru "sial kenapa banyak sekali" decak haechan namun tetap berusaha mengambil buku dan membawa keluar
"Ini gimana ngunci pintunya kelasnya" bingung haechan. Dengan susah payah haechan mencoba mengunci pintu kelas nya
CTLAK
Dan bukannya terbuka justru kunci yg ia justru pegang malah terjatuh haechan kembali berdecak ia mencoba berjongkok untuk mengambil kunci kelasnya sebelum tangan seseorang sudah mengambilkannya lebih dulu
"Biar saya bantu" ucap orang tersebut yg langsung mengunci pintu kelas haechan
"Terimakasih" balas haechan. Orang itu mengangguk dan memberikan kunci yg ia pegang pada haechan
"Mau saya bantu juga" tanya nya menunjuk buku yg di bawa haechan
"Tidak terimakasih gw eh aku bisa sendiri ko" ucap haechan menolak orang itu mengangguk dan pergi dari sana meninggalkan haechan yg jujur hanya dapat melongo haechan pikir orang itu akan memaksa membantunya tapi ternyata malah pergi begitu saja. Haechankan tidak benar2 menolak tadi ia hanya sungkan apalagi ia tidak kenal dengan lelaki tersebut yg sepertinya Kaka kelas dan siapa tadi namanya haechan sempat membaca namtag nya di Mark ya Mark "awas aja lo" ucap haechan kesal padahal itukan salah haechan sendiri yg menolak.
"Udah jangan cemberut. Jelek banget tu muka" ujar chenle yg sekarang sedang berada di rumah haechan "gw kan punya alasan kenapa gw ga bisa bantu Lo piket" lanjutnya yg membuat haechan semakin mendengus apalagi ia tahu alasan chenle yg tidak ingin melewatkan kesempatan kencan dengan Jisung apalagi saat Jisung sendiri yg menawari tunggu apakah bisa di bilang kencan padahal Mereka hanya pergi ke mall untuk membeli peralatan yg di perlukan saat praktek sekolah nanti dan satu lagi Jisung dan chenle belum jadian
"Itu apa" tanya haechan pada kantong kresek yg di bawa chenle "beberapa Snack kesukaan Lo sebagai permintaan maaf gw" jawab chenle haechan bangkit dari duduknya lalu mengambil kresek tersebut yg disimpan di atas kasurnya lantas kembali duduk di atas karpet untuk bermain game bersama chenle
"Oh ya kemarin gw pikir murid di sekolah tinggal gw aja ternyata masih ada orang lain" heran haechan karan setaunya kelasnya memang pulang lebih sore karena pelajaran tambahan sedangkan kelas lainya pulang di jam normal
"Bagus jadi Lo ga sendirian kan"
Haechan mengangguk "tadi dia sempet nolong gw sih buat ngunci pintu kelas namanya mark" ujar haechan menghentikan gerakan chenle yg sedang fokus pada game nya
"Siapa" tanya chenle memastikan
"Mark. Gw baca namtag nya sih Karna kita juga ga sempet kenalan"
"Serius Mark dan dia nolongin Lo" ujar chenle lagi dengan nada heboh