"Mark bisakah kau berhenti" ujar renjun menatap datar Mark yg sedari tadi merayu nya
"Tidak bisa renjun"
Renjun mendengus ia kembali fokus pada layar komputernya.
TAK
Renjun menoleh pada paper bag yg baru saja Mark simpan di mejanya
"Nanti malam aku ingin mengajak mu makan malam romantis. Jadi aku membeliknmu ini" tunjuk Mark pada paper bag yg ia simpan
"Mark. Aku sudah bertunangan kau tau apa artinya bertunangan" ujar renjun yg lelah dengan sikap Mark padanya
"kau tidak mencintainya" jawab Mark dengan nada datar
"Tau apa kamu" jawab renjun "Lagi pula aku mencintainya atau tidak itu juga bukan urusanmu" lanjut renjun dengan nada marah
"Renjun" ucap dengan nada lembut
"Menjadi anak yg berbakti bukan berarti mengorbankan kebahagiaanmu kalau orang tuamu menyayangimu mereka pasti akan setuju dengan pilihanmu sendiri"
"Aku bahagia" jawab renjun cepat namun ntah kenapa Mark justru melihat tatapan sendu dari mata renjun
"Renjun-ah. Sesekali Kau harus mendengarkan dan menuruti apa yg di inginkan oleh hatimu"
Mark tersenyum menatap renjun yg menatap kosong layar komputer
"Jam delapan malam di cafe xxxx aku akan menunggu mu Disana" ucap Mark lantas pergi dari ruangan renjun
Setelah kepergian Mark renjun mengambil paper bag yg Mark simpan di meja nya sebuah dress yg simple namun cantik
Renjun menghela nafas pelan. Orang tuanya begitu menyukai jaemin sebenarnya dia juga menyukai jaemin tapi bukan cinta. apa yg harus ia lakukan sekarang banyangan kebahagiaan orang tuannya saat ia bertunangan dengan jaemin terlintas begitu saja
Dan Mark renjun akui ia mulai jatuh cinta dengan Mark sikap mark yg berbeda dengannya atau jaemin membuat renjun merasa hangat dan merasa menemukan seseorang yg melengkapi hidupnya yg membosankan
"Aku harus apa" gumam renjun
Jam delapan kurang sepuluh menit Mark terus menatap jam yg ada di ponselnya perasaannya sekarang sangat gelisah apakah orang yg ia harapkan untuk datang akan datang atau tidak. Mark mengetuk meja beberapa kali dengan jarinya untuk menghilangkan rasa gugup yg sedang ia rasakan
Bahkan sekarang sudah jam delapan lebih tapi orang yg ia tunggu belum juga datang
Mark mengangguk nganggukan kepalanya mencoba berpikir positif "dia akan datang" gumam Mark lantas kembali melihat jam di ponselnya jam delapan tiga puluh
Mark tersenyum miris ia lantas meniup lilin yg hampir setengah. makan malam romantis yg ia harapkan sepertinya tidak akan terjadi kisah cinta pertama nya tidak berhasil
Mark kembali tersenyum ia berdiri untuk pulang dan pergi dari sana
Brukk
"Mark" ucap renjun dengan nafas tersengal
Sedangkan Mark menatap terkejut pada pintu ruang VIP yg hendak ia buka disana renjun berdiri dengan dress yg ia berikan
"Maaf Karna datang terlambat taxi yg aku naiki malah belok ke jalan yg salah sudah begitu tiba2 saja ban nya bocor aku haaah"renjun menarik nafasnya sebentar
"Aku me-" renjun tidak melanjutkan ucapannya Karna Mark memeluk nya secara tiba-tiba
"Terimakasih Karna sudah datang" gumam Mark di dekat telinga renjun lalu melepaskan pelukannya