Dua hari kemudian..Tubuh Sooji sudah membaik, dia mulai kembali ke sekolah.
"kau yakin tidak mau diantar?" ayah nya memastikan agar sooji tidak membawa motor ke sekolah
"tenang saja ayah, tubuhku sudah kembali kuat" menunjukan otot lengan nya
"baiklah, jangan mengebut"
"oke ayah" menggeber motor nya lalu pergiSooji tidak masuk ke kelas, dia harus berlatih karena dua hari lagi pertandingan nya akan di mulai.
"jika kau tidak yakin akan menang, mengundurkan diri saja dari sekarang" ucap pelatih nya
"lalu jika bukan aku, siapa? mereka?" menunjuk para junior nya yang sedang berlatih
"jangan meremehkan kemampuanku" menatap tajam"baiklah, sana pergi ganti pakaian mu"
"siapa lagi memang yang hebat disini..tentu saja tidak ada" menggerutu sambil berjalan ke ruang ganti
Meski luka nya belum sembuh total tapi Sooji berusaha berlatih semaksimal mungkin, dia tidak ingin kalah dari lawan nya. Selain karena gengsi, tentu saja karena dia selalu ingin di anggap yang utama dari pada orang lain.
Harin di kelas merasa gelisah menunggu kedatangan Sooji.
"kemana sih dia..semalam bilang mau sekolah" membuka kembali isi chatting dengan sooji
"Sooji jangan berlatih terlalu keras, sudah cukup istirahatlah" pelatih mengatakan itu karena murid lain sudah bubar
"baiklah.." sooji merebahkan diri di lantai dengan tubuh nya yang penuh keringat"kenapa sih gak ada orang yang membawakan aku minum" sooji bangun untuk mengambil botol minum dari tas nya
"ah iya aku punya ini.." menemukan permen lolipop berwarna pinkSooji membeli karena warna nya yang lucu, tidak berwarna merah seperti biasa nya.
Dia membuka permen itu lalu melahapnya, kemudian berbaring lagi ke lantai untuk mendinginkan suhu tubuh nya."sooji?"
"apa.." tanpa melihat ke arah pintu sooji sudah tahu jika itu suara harin
"aku pikir kau tidak sekolah" ikut berbaring di samping sooji
Dengan refleks sooji langsung bangun lalu menjauh dari Harin."kenapa sih?"
"tubuhku berkeringat, kau pasti akan bisa mencium bau keringat ku jika aku disampingmu" berbicara dengan tidak jelas karena permen yang masih menempel di mulut nya"bicara dengan jelas.." Harin menarik permen itu dari mulut sooji
"wahh varian baru, bagaimana rasa nya.." hilang fokus ketika melihat bibir sooji yang terlihat berwarna pink mengkilap seperti memakai lipgloss karena permen itu"rasa nya sedikit berbeda, kau coba saja.."menyadari jika Harin sedang melihat bibir nya
"berhenti melihat bibir ku dengan tatapan seperti itu.." merapatkan kedua bibir nya"sungguh aku boleh mencoba nya?" Harin memastikan
"i-iya cobalah, tapi itu bekas mulutku.."
"tidak masalah, aku memang ingin mencoba nya.." memiringkan sedikit kepala nya ketika mulut nya akan menyentuh bibir sooji
Harin melumat bibir sooji dari sisi kiri hingga ujung kanan untuk mencicipi sari permen yang menempel di mulut nya itu. Dia mengakhiri nya dengan sebuah gigitan di bagian bawah bibir sooji.Sooji mematung dengan memperhatikan Harin sambil menyentuh bibir nya yang masih basah, dia masih tidak percaya jika Harin barusan mencium nya.
"kau benar..ini berbeda..aku lebih suka rasa ini..selain enak..tekstur nya juga sangat lembut" tersenyum pada sooji sambil melahap permen nya
Sooji bangun lalu buru-buru menutup pintu, dia melihat ke sekeliling memastikan tidak ada orang yang melihat kejadian barusan.
"kau ini..bagaimana jika ada orang yang melihat?" sooji kembali menghampiri Harin
"lalu? biarkan saja mereka melihat, agar mereka tahu jika kau milik ku" mengembalikan permen nya ke mulut soojiSooji terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu sambil menghancurkan permen itu dengan gigi nya.
"sooji..ayo pacaran" bicara dengan santai
Sooji hampir tersedak mendengar ucapan Harin.
"perempuan gila.." masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaian
Harin bersenandung sambil merebahkan diri nya ke lantai, dia sangat senang karena berhasil mencium sooji.
"kau mau tetap disini? aku akan pulang" berdiri tepat di dekat kepala Harin
"aku ingin memainkan lidahku di dalam mulutmu, lalu aku ingin membuat tanda merah di lehermu, aku juga ingin menghisap sesuatu yang menonjol di daerah dada mu, setelah itu entah lidah atau jari ku yang akan masuk ke sana" menunjuk ke rok sooji
Sooji langsung membungkam mulut Harin.
"diam..bagaimana bisa kau mengucapkan kata-kata seperti itu" menyentil bibir Harin
"seseorang mengatakan itu padaku"
"siapa?" wajah sooji terlihat penasaranHarin bangun lalu duduk di depan Sooji.
"siapa yang mengatakan hal seperti itu? lalu apa yang dia lakukan setelah mengatakan itu padamu?" menatap kedua mata harin
"harus kah aku mengatakan siapa orang nya? kau bukan pacar ku, jadi aku tidak akan memberitahu mu" menunjukan smirk pada sooji
Sooji menghela napas.
"terserah..lagi pula itu bukan hal yang penting bagi ku" membanting tas nya ke lantai lalu beranjak pergiHarin tersenyum melihat bagaimana dia berusaha mengendalikan gengsi nya sendiri.
Sooji masuk kembali ke ruang latihan hanya untuk menendang pintu lalu mendelik pada Harin.
"apa itu barusan.." menertawakan tingkah sooji
"ah kenapa dia lucu sekali..tunggu sooji !" berlari keluar menyusul sooji