Masih peduli

1.2K 174 43
                                    


Namun sooji tidak bisa berhenti menatap harin, meskipun doah sedang berada tepat di depan nya.

Harin keluar dari kelas, dia menelpon ambulance agar segera datang untuk menjemput sooji yang sedang kesakitan.

"ayo ke uks" doah berusaha memaksa sooji yang menolak ajakan nya

Kenapa sekarang sakit nya semakin bertambah? apa ini sakit dada atau sakit hati *memukul dada nya

Pandangan sooji tiba-tiba menjadi gelap, dia terjatuh ke lantai tidak sadarkan diri.

"apa dia mati? dia kenapa? apa dia sedang bersandiwara?" ucap murid-murid lain

Harin kembali masuk karena mendengar keributan yang semakin menjadi.

"dia.." mematung karena melihat sooji pingsan

Suara ambulance terdengar dari halaman sekolah, harin berlari keluar untuk menunjukan dimana sooji berada kepada mereka.

Guru-guru yang tidak tahu apa yang terjadi pun menjadi panik, mereka membantu sooji masuk ke dalam ambulance.
Sooji di larikan ke rumah sakit ditemani oleh pelatih taekwondo nya.

"apa yang terjadi dengan nya? apa dia berkelahi?" tanya kepala sekolah pada murid-murid kelas 2–5

Melihat yang lain hanya diam, doah pun angkat bicara.

"tidak, sooji tidak berkelahi dengan siapapun, dia kesakitan lalu pingsan begitu saja" menjelaskan
"ah semoga dia baik-baik saja..wajah nya begitu pucat..cepat hubungi orang tua nya" berteriak kepada staff

Dayeon menarik doah, mereka berbisik-bisik membicarakan apa yang sedang terjadi.

"apa ini efek dari obat kemarin?" ucap dayeon sambil melirik kesana kemari karena takut akan ada yang mendengar pembicaraan nya
"ah kenapa aku tidak ingat kesana, kau sih.." doah kesal
"dia memaksa minta, ya aku kasih"
"ya kan dia meracau karena mabuk, dia meminum nya langsung satu strip" mendelik
*satu strip itu 10 tablet.

"lalu bagaimana? dia pasti kan baik-baik saja kan? tapi kenapa efek samping nya baru bereaksi sekarang? bingung
"ah sudah diamlah, jika mereka tahu kita pasti akan di keluarkan dari sekolah" berjalan masuk ke kelas

*dirumah sakit

Orang tua sooji langsung datang ketika sekolah memberitahu sooji di bawa ke rumah sakit.

"ayah sudah memaafkan mu waktu itu, ayah memberikan kesempatan agar kau tidak mengulangi kesalahan lagi, kenapa kau keras kepala? apa untung nya merokok, mabuk, menelan obat-obatan seperti ini?!" memarahi sooji

Sooji tidak berkutik, dia bahkan tidak berani menatap wajah ayah nya.

"ayah akan mengirim mu ke luar negeri, biar kakek mu yang mengurus kau disana" mengeluarkan ponsel nya untuk menelpon kakek sooji

"ayah aku sedang merasa sangat buruk sekarang, jangan paksa aku berbuat sesuatu yang lebih buruk lagi untuk diri ku sendiri" melirik ibu nya

Ibu nya sooji tahu makna ucapan anak nya, dia teringat waktu terakhir kali bertengkar dengan sooji, dan sooji mengatakan jika dia akan mengakhiri hidup nya jika ibu nya masih berhubungan dengan leofric.

"memang nya apa yang terjadi padamu? apa yang membuat mu merasa begitu buruk? apa kau hidup dengan serba kekurangan selama ini? apa kau menginginkan sesuatu yang belum terkabul? katakan"

Sooji mendelik pada ibu nya sambil membuang napas dengan kesal.

"tidak, ini bukan tentang yang seperti ayah barusan katakan, aku mengalami kesulitan yang tidak bisa aku katakan pada ayah beberapa hari ini" menunduk
"kenapa? katakan saja semua nya pada ayah, kau harus terbuka" menekan kedua bahu sooji

"kau keluar, biarkan aku yang berbicara dengan sooji, mungkin dia akan lebih terbuka padaku karena aku ibu nya" ucap ibu sooji
"baiklah, sesama wanita biasa nya saling memahami" ayah sooji keluar dari ruangan

"kenapa kau menatap ibu dengan penuh kebencian seperti itu?" duduk di samping sooji
"apa ibu berpikir aku bicara tidak serius?" menatap tajam
"ah kau ini..ibu sudah tidak menemui tuan leofric sesuai permintaanmu"
"lalu ibu pergi kemana semalam?" bertanya-tanya
"pergi dengan teman-teman ibu, ibu mabuk jadi ibu menginap di rumah nya"

Cara dia berbicara..apa ibu jujur? dia selalu pandai berakting *memperhatikan ibu nya

"aku putus dengan pacar ku gara-gara ibu"
"maksudmu? kenapa kau menyalahkan ibu" bingung
"ya karena ibu kemarin ketahuan berduaan sama ayah nya"
"jadi..pacarmu? anak leofric?" terkejut
Sooji mengangguk

"memang nya leofric punya anak lain selain baek harin?" masih belum menyadari jika yang dimaksud sooji adalah harin

"aku berpacaran dengan baek harin, ibu" bicara tanpa ragu
"hah?! apa ibu tidak salah dengar?" merapihkan rambut nya ke kuping menunggu sooji memperjelas ucapan nya barusan
"ibu tidak salah dengar"
"bagaimana bisa? lalu bagaimana dengan seks nya? apa kalian saling menggunakan jari?"
Sooji tercengang dengan pertanyaan ibu nya yang begitu frontal.
"kenapa ibu malah membahas itu" merasa malu sendiri

"ibu hanya penasaran, jadi pacar mu benar-benar kaya ternyata" tersenyum
"kan kita putus, dia mengatakan jika aku tidak layak untuk nya"
"tidak layak?" senyum nya pudar
"iya, ibu kan tahu ayah nya sangat kaya"
"hah? kita juga kaya sooji" smirk

Benar juga apa yang di katakan ibu, tidak setara? keluarga ku tidak begitu miskin sehingga aku tidak layak bersanding dengan nya *terdiam

"apa kau menjadi lemah sekarang karena mengenal cinta? kau harus bisa mengimbangi dia, apa yang dia lakukan kau juga harus seperti itu, jangan bertindak konyol hanya karena kau mencintai nya" bicara dengan santai

"lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?" meminta solusi
"tanyakan sekali lagi, bagian mana yang membuat nya berpikir jika kau tidak layak untuk nya"

Apa itu harus ku lakukan? aku gengsi jika harus berbicara terlebih dahulu..tapi tadi? dia menunjukan rasa khawatir nya tanpa ragu ketika aku kesakitan..apa dia masih peduli padaku? *berpikir keras

FANTASIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang