Ayah dan ibu sooji datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan nya."bagaimana ini bisa terjadi sooji?" tanya ayah nya dengan panik
Sooji hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan ayahnya.
"kenapa kau diam saja? apa terjadi sesuatu dengan mulutmu?" menyentuh wajah nya
"kau kan tahu dia memang seperti ini jika sedang kesakitan" ucap ibu nya
"justru itu, aku khawatir jika dia diam seperti ini, itu menandakan dia sangat kesakitan""aku baik-baik saja" bicara lalu menutup mata nya
"biarkan dia istirahat" ucap ibu nya
Ayah sooji bicara dengan pelatih taekwondo yang mengantar sooji ke rumah sakit. Dia bertanya apa yang terjadi pada sooji dan apa luka nya itu akan mempengaruhi pertandingan nya nanti atau tidak.
Sementara itu Harin sangat gelisah di kelas, dia tidak bisa fokus dalam pelajaran. Begitu pula dengan Do ah, dia hanya melamun tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran di depan.
"bu permisi..ke toilet" ucap Harin
Padahal Harin berniat kabur dari sekolah, dia ingin segera menemui Sooji di rumah sakit.
Satpam menghentikan mobil Harin ketika dia sampai di gerbang."mau kemana?"
Harin membuka dompet nya, dia memberikan beberapa lembar uang kepada satpam itu.
"bolehlah" menghitung uang itu
"sooji di bawa ke rumah sakit mana?"Setelah mendapat uang, satpam memberitahu alamat rumah sakit nya, dia juga membuka kan gerbang untuk Harin.
Harin mengebut menuju rumah sakit, untung nya jarak dari sekolah ke rumah sakit cukup dekat, jadi dia tiba dengan cepat.
"pasien atas nama sung sooji?" bertanya pada resepsionis
Dia memberitahu Harin dimana ruangan tempat Sooji di rawat.
Harin berlari menuju tempat itu, dia mengetuk pintu nya sebelum masuk."apa kau teman sooji?" tanya ibu sooji ketika Harin masuk ke dalam
"i-iya tante.." pandangan nya tertuju pada sooji yang terlihat belum sadar karena menutup mata
"kemarilah" menyuruh Harin duduk di samping sooji
Harin pun menuruti perkataan nya, dia duduk dengan gugup.
Harin diam sambil sesekali melirik ibu nya sooji dengan malu, sebab itu ibu nya sooji menyadari jika Harin sangat gugup karena keberadaan nya."tante akan keluar menemui ayah nya dulu, kau temani sooji disini sebentar ya"
"baik tante" tersenyum canggungHarin menghela napas panjang ketika ibu nya sooji pergi keluar.
"sooji apa kau belum sadar?" menyentuh tangan nya
kenapa dia menyentuh tanganku..aku akan terus berpura-pura belum sadar *dalam hati sooji
Harin mengusap-usap tangan sooji.
Sooji menelan ludah nya karena merasakan kecupan di tangan nya yang di lakukan oleh Harin.
"aku akan membalas mereka yang sudah membuatmu seperti ini" merapihkan rambut sooji
Mata sooji berdenyut karena dia menjadi tidak bisa tenang.
Harin mencolok mata sooji untuk memastikan kecurigaan nya."aww.." sooji membuka mata nya
"kau pura-pura pingsan?"
"kepala ku sakit, jadi aku menutup mata ku" kembali memejamkan mata nya
"iya kah?" menyentuh lembut kepala sooji