Bimbang

1.4K 158 41
                                    


Aku memang menginginkan Baek harin menjadi pacar ku, tapi aku masih bingung, entah ini memang dari hati ku atau hanya rasa kesalku saja pada Doah, aku takut jika aku hanya menggunakan Baek harin untuk membuat doah cemburu. Tapi..bukan kah doah hanya berpura-pura menyukai ku? ah kenapa aku tidak bisa menerima kenyataan itu *sooji bimbang

"kita berangkat sekarang?" harin baru saja selesai bersiap
Dia menggunakan rok pendek dengan sepatu boots hitam.

"ah terserah kau saja.." mengeluh tentang cara berpakaian harin
"kenapa? tunggu aku" menggandeng tangan sooji
"dimana mobilmu?" melihat hanya motor sooji saja yang terparkir

"aku tidak bawa mobil" tersenyum
"lalu kau kesini bagaimana? dengan siapa?" penasaran
"detektif ku" maksud harin adalah orang suruhan nya yang mencari tahu dimana keberadaan sooji

"kau tidak lupa membawa rok pendek mu itu di dalam tas, tapi kenapa kau meninggalkan mobilmu? seharus nya kau lipat saja ke dalam tas mu juga"kesal
"hey kenapa kau marah seperti itu? apa aku tidak boleh menumpang di motor mu?" menggoda

"bagaimana bisa kau naik motorku dengan rok pendek seperti itu?" putus asa
"aku akan memesan taksi, kau pergi saja"
"kau ini.." melepaskan jaket milik nya
Lalu memakaikan jaket itu ke pinggang Harin untuk menutupi paha nya.

"aku hanya membawa helm satu..kau pakai saja" memberikan pada harin
"tidak usah, kau pakai saja"
"aku bilang pakai !" menggertak
"ya baiklah"
"aku bisa memakai topi ku, naiklah"

Harin naik lalu memeluk sooji.

"pegang yang erat, aku akan mengebut"
"tidak perlu di suruh" mengencangkan pelukan nya

Ini yang aku harapkan sedari dulu, bisa mengenal, bicara, bahkan akrab dengan mu. Entah kebaikan apa yang ku lakukan di masa lalu, kurasa jalan ku untuk mendekati mu cukup berjalan baik. *harin tersenyum bahagia

"aku lapar, kita mampir dulu ke tempat makan" berteriak dengan helm yang menutupi wajahnya
"apa katamu?" sooji tidak mendengar
"aku lapar !" berteriak di kuping sooji
"baiklah, kita akan mampir ke restoran kesukaan ku"

Mereka berhenti setelah hampir 10 menit dari tempat mereka berangkat.

"ini tempat favorit mu? apa kau sering kesini?" menyimpan helm di motor
"tentu saja, ayo cepat" berjalan terlebih dahulu
"tunggu..ah rambut ku" menata rambut nya karena kusut

Sooji kembali lagi setelah baru saja masuk ke dalam.

"kita cari tempat lain" dengan wajah kesal
"hah? kenapa?"

"sooji tunggu.." doah keluar dari restoran itu dengan dayeon

Oh jadi karena ini..*harin bergumam

"jangan dulu pergi" mencabut kunci motor sooji
"selama ini kau dari mana saja sooji?" dayeon bertanya
"itu bukan urusan mu, kembalikan" berusaha merebut kunci nya

Do ah mengelak sambil memperhatikan jaket sooji yang dipakai harin.

"jadi kau selama ini menyembunyikan keberadaan sooji?" doah bertanya pada harin
"tentu saja tidak, untuk apa aku menyembunyikan dia"
"jika tidak, kenapa kalian bersama?"
"kau sadar akan pertanyaan mu itu?" sooji menyela

"maksudmu?"
"atas dasar apa kau bertanya seperti itu? bukan nya sekarang kita tidak ada hubungan apa-apa lagi?"
"aku tidak mengatakan itu..aku hanya.." *ah benar..aku mengatakan semua nya agar dia membenci ku..untuk apa aku menahan dia pergi..doah kendalikan dirimu

"mari perbaiki semua nya, kita bicarakan di dalam" ajak dayeon
"tidak perlu, pacar ku sudah kelaparan" sooji merebut kunci motor dari tangan doah

"huh? pacar?" dayeon melihat ke harin
"ayo naik" ucap sooji pada harin

Terlihat dengan jelas kekecewaan dari wajah doah ketika mendengar sooji menyebut harin sebagai pacar nya.

Sooji dan harin pun pergi dari tempat itu.

"mereka berpacaran? sungguh? doah.." melihat doah yang mematung
"kau baik-baik saja" mengintip wajah doah
"ayo kita pulang saja" kembali ke dalam untuk mengambil tas
"tapi kita belum makan sedikit pun, makanan nya akan sia-sia" dayeon berusaha membujuk nya
"aku tidak lapar" mengambil tas lalu pergi

Sooji bagaimana bisa kau mengatakan hal itu di depan Doah? apa kau sengaja? kau tahu jika doah ingin sekali menjadi pacarmu, tapi kau malah menempatkan orang lain di dalam posisi itu *dalam hati dayeon

Sementara itu...

"aku ingin pulang saja" ucap harin
Sooji menepikan motor nya lalu berhenti.
"kenapa? bukan nya kau lapar? kita akan makan dulu"
"tidak, aku ingin pulang" bersikeras
"ada apa? apa aku melakukan kesalahan?" membuka helm nya
"tadi..kau bilang aku pacar mu hanya karena kau ingin membuat doah cemburu kan?" kesal
"itu..aku.." bingung
"aku tahu itu" turun dari motor
Membuka jaket sooji lalu melempar nya ke motor.

"kau pikir aku ini apa..mempermainkan ku sesuka hati mu" menggerutu
Suasana hati Harin tiba-tiba menjadi sensitif.
"taksi !" melambaikan tangan
"kenapa kau marah? hey?" menarik tangan harin
"lepas" menepis

Harin masuk ke dalam taksi.

"apa itu karena dia kelaparan? orang-orang akan mudah marah jika mereka lapar..ah dasar wanita" mengacungkan jari tengah

Keesokan hari nya..

"dia kembali?"
"apa itu sooji?"
"ah aku pikir dia pindah sekolah"
Ucap murid lain yang baru melihat sooji turun dari mobil nya.

"mobil? tumben" jaeun menyapa
"aku tahu jika aku semakin keren, jangan terkejut seperti itu" berjalan dengan percaya diri
"ah kau masih sama saja ternyata, kembali dengan sikap mu yang seperti itu" berjalan mendahului sooji
"jaeun..apa pelatih tidak menanyakan tentangku?" menyusul
"dia mengkhawatirkan mu"
"dia khawatir atau hanya takut kehilangan murid hebat nya" mendelik lalu tidak sengaja melihat harin yang sedang berjalan bersama wooyi

Sooji melambaikan tangan nya, namun harin sepertinya tidak melihat karena jarak yang cukup jauh.

"kau melambaikan tangan pada siapa? aku tidak melihat orang yang menyapa mu balik" meledek
"kau tidak tahu? aku punya teman hantu, aku menyapa nya tadi" berlari
"sungguh?" ikut berlari karena merinding

Sooji di sambut dengan senyuman manis harin ketika ia masuk ke dalam kelas.

Jadi benar, kemarin dia marah hanya karena kelaparan *smirk

Sooji duduk di bangku dengan tatapan yang masih memandang harin. Dia mengeluarkan ponsel untuk mengirimi harin pesan.

Sooji memberikan kode agar harin segera membuka pesan dari nya.

Harin tersenyum sambil menutup mulutnya untuk mengungkapkan perasaan dia yang merasa tersanjung setelah membaca pesan sooji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harin tersenyum sambil menutup mulutnya untuk mengungkapkan perasaan dia yang merasa tersanjung setelah membaca pesan sooji.

"oke" dengan menggunakan kode tangan

Sooji mengernyitkan alis, dia menggunakan jari nya untuk memberi kode agar harin sedikit bergeser menjauh dari wooyi.

"jika dia tidak bergeser, maka pensil ini akan mendarat di kepala wooyi" menggerutu

FANTASIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang