PART 16

44 16 41
                                    

"Kenyataan apalagi ini? Baru saja membangun rumah yang kokoh, kenapa harus kembali roboh."

-Keynira Sefta Winata

***

Malam yang begitu dingin menyeruak masuk ke dalam pori-pori kulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam yang begitu dingin menyeruak masuk ke dalam pori-pori kulit. Angin sepoi berhembus dengan halus, sinar bulan menjadi redup karena cuaca yang sepertinya mendung. Bintang-bintang yang biasanya terhampar, kini bersembunyi di balik awan hitam kelabu.

Kenova Agra Prasetya, sedang menunggu kekasihnya di sebuah Cafe yang sudah ia janjikan. Tak lama setelahnya, perempuan yang memakai dres warna biru, berpadu dengan tas selempang warna cream datang menghampiri. Rambutnya yang lurus terurai, dengan make-up natural terpoles indah di wajahnya.

"Hai Ken!" sapa Key, kemudian duduk berhadapan dengan Ken.

"Tumben kamu ngajak aku ketemu, ada apa emang?" sambungnya lagi.

"Kamu pesen aja dulu," ujar Ken datar.

"Aku mau pesen minuman aja deh, soalnya udah makan masih kenyang." Kemudian Key melambaikan tangannya kepada seorang pelayan. "Pelayan!"

"Ia Mbak, mau pesen apa?" tanyanya sopan, dengan senyum yang ramah sembari menyodorkan buku menu makanan.

"Emm, saya mau pesen minuman aja Mbak,"

"Minuman apa Mbak?"

"Samain aja seperti cowok saya." Pelayan itu, mengalihkan tatapannya ke sebuah minuman  avocado yang berada di depan Ken.

"Oke, Mbak, tunggu sebentar." Pelayan berlalu untuk mengambil pesanan Key. Tak sampai bermenit-menit, pelayan itu kembali membawa beberapa minuman di atas nampan. Kemudian meletakan minumannya di meja Key, sebelum Pelayan itu kembali mengantarkan pesanan ke meja lainnya.

"Terima kasih," ujar Key.
"Sama-sama Mbak."

Key menatap lekat pria yang ada di hadapannya. Wajahnya begitu lesu, terlihat begitu sedih dan frustasi, sebenarnya apa yang terjadi dengan Ken?,  Keynira sempat bertanya-tanya dalam benaknya. Kemudian menggenggam tangan Ken yang begitu dingin di atas meja makan.

"Ken!" seru Key dengan lembut, seolah-olah faham apa yang sedang terjadi kepada kekasihnya.

"Kamu kalo mau cerita, cerita aja gapapa kok." Sambung Key lagi, dengan ekspresi khawatirnya.

Tiba-tiba Ken, membawa genggaman tangan Key ke bibirnya. Di kecup halus tangannya bersamaan dengan airmata yang luruh dari pipinya.

KEN & KEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang