[ 8 ] satu cinta

643 89 14
                                    

Kemari, beri saya pelukan hangat mu.

***


Mengingat kejadian kemarin yang cukup mengerikan membuat Abel menjadi sedikit pemurung hari ini. Wajah cantik itu tidak terlihat sedikit pun, justru malah melesu. Jujur saja Abel mengkhawatirkan pria yang membantu nya kemarin, pasalnya sedari malam saat pria itu mengantarnya pulang ia tidak melihat Dana keluar dari rumahnya sama sekali.

Bibi Jen juga mengatakan bahwa pagi ini ia tidak melihat Dana untuk pergi bekerja, mengingat hari libur sudah selesai. Abel menggigit jarinya, perasaannya tidak enak terhadap pria tampan itu. Ia sedikit melirik anaknya yang sedang bermain balok mainan, mulut kecil nya tak berhenti menggumamkan kata 'yaya' dan 'nana'. Mungkin memang hanya itu yang bayi itu tau.

Abel berinisiatif bertanya pada anaknya yang sedang fokus bermain itu,

"Baim sayang, mau main sama yaya ga?" bayi itu menoleh pada ibunya, mata kecil nya mengerjap lucu lalu sedikit memiringkan kepalanya.

"Yaya?" Abel mengangguk lucu membuat si kecil itu bersemangat lalu mengacak-acak mainannya.

"Ayo kerumah yaya yuk sama buna," Abel membuat gestur untuk menggendong anaknya namun si kecil itu justru menolak gendongan dari ibu nya dan segera merangkak ke arah pintu. Abel terkekeh melihat kelakuan anaknya, anak itu sangat pintar. Mungkin Baim merasa merangkak lebih cepat membawanya bertemu yaya nya dibanding di gendong buna nya.

Saat bayi itu sampai di depan pintu, Abel langsung menggendong anaknya dan pergi ke rumah tetangga nya itu. Sejujurnya Abel sedikit takut, ia berandai andai bagaimana jika masih ada seorang wanita di dalam apartemen Dana? entah itu pacar nya, istrinya, atau siapapun itu. Tapi Abel mencoba menyingkirkan semua pikiran buruk itu, untuk saat ini ia hanya ingin bertemu dengan pria yang ia rindukan itu.

Abel memencet bel dan mengetuk pintu yang tertutup rapat itu, namun tidak ada yang meresponnya. Kemudian tangan kecil Baim yang berada dalam gendongannya mencoba menarik pedal pintu itu, Abel yang melihat usaha anaknya tak membuahkan hasil pun mencoba menarik pedal itu dan membuat pintu apartemen Dana terbuka.

Dari luar, pria manis itu tidak melihat keberadaan Dana maupun seorang wanita disana. Anak kecil yang berada di gendongannya itu meronta ronta meminta diturunkan, setelah diturunkan ibunya anak itu merangkak cepat mencari yaya nya kedalam. Tak lupa mulut kecil itu tak henti memanggil sang yaya.

Abel mencoba mengikuti kemana anaknya pergi, namun kakinya berhenti di depan nakas saat melihat sebuah foto cetak kecil tepat ada diatas nakas itu. Di dalam foto itu terdapat Dana bersama seorang wanita yang ia yakini itu adalah wanita yang saat itu datang kerumah Dana.

"Cantik, cocok sama Mas Dana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Cantik, cocok sama Mas Dana." gumamnya pelan.


"YAYAA!" teriakan putranya membuyarkan lamunanya pada foto yang kini berada di tangannya, Abel menatap ke arah Baim yang pergi masuk ke kamar Dana. Ia mengikuti bayi itu dan menemukan sosok yang ia rindukan seharian ini sedang berbaring lemah dalam selimut dengan senyuman tampan mengarah pada anaknya dan dirinya.

Orange Flower - [ Heesun/Heenoo ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang