[ 15 ] rindu

637 89 9
                                    

Aku datang lagi padamu..

***

Sudah hampir satu minggu keduanya tak bertemu dan tak saling berinteraksi, semenjak kejadian saat itu kedua nya membuat hubungan mereka semakin merenggang tanpa ada kejelasan apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sudah hampir satu minggu keduanya tak bertemu dan tak saling berinteraksi, semenjak kejadian saat itu kedua nya membuat hubungan mereka semakin merenggang tanpa ada kejelasan apapun. Terkadang Abel juga menunggu Dana pulang kerja bersama Baim di taman dekat apartemen, namun di acuhkan si tampan dan melewati mereka begitu saja.

Terkadang Abel juga harus membujuk Baim dengan sesabar mungkin sebab anak itu akan merajuk dan menangis jika tidak bermain dengan yaya nya. Tak bisa dibohongi, selama mereka merenggang tubuh pria cantik itu memang tidak fit seperti biasanya, ia banyak sekali kehilangan berat badan dan wajahnya yang selalu terlihat pucat. Namun begitu, Abel akan terus terlihat ceria pada putra semata wayangnya dan terus melakukan kegiatan rumah nya seperti biasa. Dana pun begitu, ia juga seperti pria yang gila bekerja yang kehidupannya hanya bekerja dan bekerja.

Pria tampan itu menatap kalender yang terdapat di meja kerjanya, ia menghela napas berat.

"Besok anak mas satu tahun, Rakh" rancau nya dengan nada lesu. Pria manis berambut panjang yang kini sedang duduk di sofa ruang kerja kakaknya itu melirik malas pada di sempu.

"Udah lah mas, mau sampe kapan mas begini ke Abel? mas udah terlalu keterlaluan loh sama dia. Berfikir dewasa mas, kamu udah mau kepala tiga tapi pemikirannya kaya anak remaja yang putus cinta." omel si adik yang sejujurnya sudah tak tahan akan perilaku kakaknya, pria manis itu memang sudah sedari tadi di ruang kerja Dana bersama anaknya lantaran menunggu Hasbie selesai rapat.

Dana tak berani menjawab, dari lubuk hatinya paling dalam ia juga sangat merindukan pujaan hati nya itu. Ia sempat berjanji pada si pujaan hati akan menikahinya sebelum Baim berumur satu tahun, namun ia malah mengundurnya karena perasaannya sendiri.

Tadi pagi pria itu juga mendapat santapan pedas dari sang bunda karena terlalu mengundur jadwal lamaran.

"Jangan egois, hari ini samperin Abel, atau aku bilang ke bunda kalo mas ngundur jadwal lamaran karena kalian marahan bukan karena kerjaan mas," ancam pria manis itu tajam sambil menyusui bayi kecil yang berada dalam gendongannya.

Dana menjatuhkan tubuhnya ke senderan kursi nya, mengusak wajahnya kasar. Dirinya lelah, ingin pulang pikirnya percuma, disana lelahnya tak akan pudar karena tak ada si pujaan hati. Ingin bertemu namun dirinya berat walau hatinya merindu.

Tak lama deringan ponselnya memudarkan pikirannya yang bergerumpul di atas kepalanya, ia melihat ponselnya dan mendapatkan satu panggilan dari seseorang yang tadinya tak ia kenal. Namun saat ia menerima panggilan itu, Dana mengetahui siapa yang menghubunginya.

"Sore Dana, apa kabar?" itu adalah Dimas.

"Sore, baik Dimas. Ada apa menghubungi saya?"

"Ah iya, saya mau pamit kalau besok saya bakal ke Boston dan menetap disana, jadi sepertinya ini ucapan pamit terakhir dari saya. Tolong sampaikan salam saya buat Baim karena besok dia ulang tahun ke satu tahun, sama Abel ya Dana.. saya sudah hubungi dia dari beberapa hari lalu tapi handphone nya seperti tidak aktif, mengingat terakhir berpisah sama dia dalam keadaan hampir pingsan saya jadi sedikit khawatir.." Dana mengerutkan keningnya dengan penjelasan Dimas di akhir kalimatnya.

Orange Flower - [ Heesun/Heenoo ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang