Sebentar dek.. sedikit lagi. Biarkan mas bersiap untuk menghidupi mu dalam keluarga kecil kita.
***
Tepat 2 bulan Abel telah tinggal di apartemen yang ia tinggali sekarang, banyak yang ia lakukan bersama anak nya selama hidup berdua disini. Dana juga akan bermain bersama Baim selepas ia pulang bekerja dan membawakan berbagai mainan untuk bayi berusia 8 bulan itu.
Sedangkan Abel ia akan memasakkan sarapan dan makan siang yang akan dibawa ke kantor untuk Dana, pria matang itu yang meminta Abel dan ia akan rutin mentransfer uang setiap bulan dalam jumlah besar pada Abel. Kalo kata Dana gini temen-temen.
"Nanti saya bakal transfer setiap bulan ke kamu ya Bel, itung itung ini bayaran mu karena mau masakin saya sarapan dan bekal. Habis ya gimana ya, masakan mu enak banget nagih Bel, haha."
Abel tidak bisa tidak menolak tawaran itu, ia senang karena ada orang yang memuji dan menyukai masakannya, terkadang Abel juga akan memberikan makan malam pada Dana. Kalau ini kemauan ia sendiri.
Selama 2 bulan ini, hati Abel dibuat lelah oleh sikap Dana padanya. Ia mengakui bahwa ia mulai menyukai Dana, namun ia akan tetap diam dan bersikap seperti sedia kala. Abel fikir terlalu cepat untuk nya jika mencari ayah untuk anaknya, ia masih ingin menikmati waktu bersama anaknya.
Dana melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 8.30 pagi, kini ia sedang mengunci pintu apartemen hendak pergi ke apartemen Abel, ingin sarapan sekaligus ngapel hehe. Pagi ini sunyi sekali ia rasakan, tidak ada suara ocehan dan tangisan di yang biasa ia dengar setiap ingin bekerja. Yap, itu adalah suara yang dihasilkan Abel dan Baim. Seperti..
"Baim! tunggu nak, buna masih nyuci! astagaaa bisa ga sih kamu cebok sendiri."
"Makan yang betul sayang! buna lagi masak jangan di buang buang gitu makanannyaa!"
"Cup cup udah, salah siapa kalo makan gabisa diem? jatoh kan kamu, benjol lagi kaannn."
"Itu astaga! mainan dari yaya mu jangan di jilatin dong nak!"
Dana tersipu malu mengingat ingat ocehan si manis nya ini, diam diam ia mengetahui kalau Abel mengakui ia sebagai ayah pada anaknya, mungkin ini juga faktor Baim yang selalu menyebut dirinya 'yaya'.
Saat hendak pergi dari sana ia melihat bibi Jen yang sedang ingin menghampirinya,
"Pagi buk, mau kemana pagi pagi gini?" sapa nya sambil sedikit menurunkan kepala.
"Eh Danaa! inii ibuk mau ke rumah Abel. Eh kamu mau berangkat kerja ya? buru buru ga?"
"Oh gitu, mboten sih buk memang nya kenapa?"
Bibi Jen menempatkan telunjuknya pada bibirnya, memberi isyarat bahwa Dana jangan begitu berisik saat berbicara, lalu ia menepuk pundak pria itu lumayan keras.
"Jujur, kamu suka ya sama Abel?" yang di tanya mengaduh kesakitan akibat tabokan maut dari bibi Jen.
"Mboten buk, saya sama Abel hanya teman sekaligus tetangga deket aja.." satu tabokan lagi Dana dapatkan di tempat yang sama.
"Halah! ibuk tau ya apa yang kamu lakuin ke ponakan ibuk itu, kamu bayar dia buat masakin kamu sarapan sama bekel, kamu main sama Baim terus beliin mainan dia ga pernah absen." semprot bibi Jen pada pria di depannya, sedangkan Dana kembali merasakan panas di area pundak nya dan mengelusnya.
"Shhh.. keliatan banget ya buk?"
"Opo?! keliatan gendeng nya? Iya!"
"Ish anu buk, saya keliatan banget naksir dek Abel nya.." bibi Jen bersedekap dada, akhirnya anak ini mengakui nya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Flower - [ Heesun/Heenoo ] END
Romansa[ Heesun local story ] Abel Shaka Putra, seorang mahasiswa semester akhir yang jatuh hati kepada malaikat kecil yang ia temui saat menjalankan tugas kuliah nya di suatu panti asuhan. Abel bertekad akan merawat dan membesarkan malaikat kecilnya setel...