[ 7 ] datang kembali

634 92 14
                                    

Mas Dana.. aku minta maaf.

***

Dana sedang berjalan di koridor menuju apartemennya, ia baru saja pulang dari klinik. Setelah tepat sampai di depan pintu, ia melirik menuju pintu apartemen Abel, sedikit miris pada dirinya sendiri saat merasakan perubahan Abel yang begitu drastis pada nya.

Ia melangkahkan kaki nya masuk menuju ruang keluarga, ia rebahkan tubuhnya disofa empuk itu dengan helaan nafas berat. Dana pikir sepertinya ia akan tidur sebentar untuk menjernihkan pikirannya dan mencari cara agar bisa menjelaskan kesalahpahaman ini pada Abel di waktu yang tepat.

Namun sebelum tidur, Dana memutuskan untuk membuka ponselnya untuk hanya mengecek saja. Tapi betapa terkejutnya ia setelah melihat satu notifikasi yang menunjukkan bahwa Abel mentransfer kembali uang bulanan yang ia berikan pada pria manis itu. Pria itu justru bangkit dari tidurnya menjadi duduk.

Dadanya bergerumuh dengan cepat, ia tidak menyangka bahwa Abel semarah ini padanya, sampai sampai pria manis itu sudah tidak ingin memasakkan dirinya sarapan dan bekal lagi. Dana marah, seharusnya Abel tidak semarah ini padanya karena seharusnya ia mendengarkan penjelasan dari Dana.

Dana bangkit dari sofanya, ingin pergi menuju apartemen Abel. Ia memencet bel yang berada di samping pintu itu, namun tak ada sautan dari si empu. Kemudian ia mengetuk pintu itu sedikit keras. Dua kali mengetuk, pintu itu akhirnya di buka oleh pria manis yang sedari tadi bersarang di kepalanya.

Mata mereka kembali bertemu, Dana bisa melihat dengan jelas mata cantik itu seperti telah dihiasi oleh airmata, matanya sembab dan berwarna merah. Hati Dana sedikit meluluh, ia tidak semarah tadi saat tau mendapat notifikasi sial itu dari Abel.

"Dek.. kenapa di transfer balik uangnya?" tanya nya dengan nada lembut. Abel menaikkan satu alisnya ke atas, sedikit bingung dengan pertanyaan Dana yang menurutnya sangat konyol.

"Lah, mas ga butuh aku lagi kan? istri mas udah pulang kan? yaudah sana pergi mas." ia hendak menutup pintunya namun langsung di cegah oleh tangan besar Dana.

"Dek? tolong dengerin penjelasan mas dulu."

"Aku tau mas kita cuma sebatas tetangga, tapi aku paling jijik kalo diri aku sendiri cuma buat mainan suami orang waktu istrinya ga dirumah." Abel berusaha menutup pintu itu secara paksa, namun kembali di cegah oleh tangan kekar itu. Emosi Dana kembali datang setelah mendengar penuturan dari Abel yang membuat hatinya teriris dan tercincang. Tinggal di goreng ya Dan.

"Abel. saya ga seperti itu." ucapnya dingin. Membuat pria didepannya ini sedikit takut, namun Abel terus mencoba tenang dan mengusir Dana secara halus.

"Maaf mas Dana, tolong jangan ganggu aku dan Baim, Baim masih sakit. Dan tolong jangan di transfer balik uang itu." Setelahnya Abel berhasil menutup dan mengunci pintu itu rapat rapat. Ia kembali menangis setelah melihat wajah Dana. Abel sungguh tidak menyangka bahwa perasaannya ini pada Dana sungguh dalam.

Sedangkan Dana diluar sana meraung dengan kesal, ia menyibakkan rambutnya dengan kasar. Kini Abel membatasi tembok yang besar pada dirinya, terlebih lagi ia tidak akan bisa kembali merasakan masakan pria cantik itu. Hati Dana sungguh sakit, ia tidak bisa melihat pujaan hatinya seperti ini padanya.

Ia mencoba menghela napas berkali kali, mencoba menenangkan dirinya sendiri lalu beranjak menuju apartemennya sendiri.Setelah sedikit tenang, ia kembali menyesali perbuatannya. Seharusnya ia tidak berbicara dengan nada dingin pada Abel, seharusnya ia mengerti bahwa Abel butuh waktu sendiri setelah kejadian hari ini, dan seharusnya ia mengerti bahwa jika ia menjadi Abel ia akan memikirkan hal yang sama dan melakukan hal yang sama. Tapi itu hanya kesalahpahaman, faktanya ia dan Rina sekarang tidak memiliki hubungan apa apa. Apa mungkin ia perlu meminta saran pada bibi Jen? tapi bagaimana jika ia yang di semprot oleh wanita galak itu.


Orange Flower - [ Heesun/Heenoo ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang