Hei sayang, ayo sama-sama kita beri kejutan untuk ayah kalau kamu ada disini.
***
[ flashback ]
Jam menunjukkan waktu pukul 8 pagi, udara seharusnya masih sejuk dan menenangkan. Namun tidak untuk Abel yang kini berdiri di depan wastafel sambil menutup mulutnya. Ia merasa mual yang amat memusingkan kepala nya hingga badan nya sempoyongan.
Untuk menghirup udara saja ia seperti memanggil rasa mual itu datang kembali, namun jika ia tak bernapas beda lagi cerita nya. Untungnya Dana sudah berangkat bekerja pagi sekali dan Baim belum bangun dari tidurnya.
"Kenapa ya? kebanyakan makan mangga kemaren kali ya?" gumam nya lirih, masih tak berpindah posisi sebab rasa mual yang terus melanda, ia kembali mengeluarkan muntahan beningnya dari dalam mulutnya.
"Hah.. pusing banget.."
Astaga, bahkan mual seperti ini sampai membuatnya menangis. Setelah dirasa mereda, si manis itu membasuh mukanya dan menatap pantulan dirinya di depan kaca. Sejenak ia menatap dirinya disana cukup lama.
"Ga mungkin, masa cepet banget," sambil terus menatap kaca itu, ia sedikit menyibakkan baju nya memperlihatkan perutnya yang menyembul sedikit karena memang tadi ia sempat sarapan bersama sang suami.
Abel mengelus pelan perut itu, ia tak yakin apa yang ia pikirkan benar-benar terjadi sebab ini baru pertama kali untuknya, ingin mengeceknya namun ia takut hasilnya tak sesuai keinginannya.
Apa ia perlu menanyakan soal ini pada mama nya? bunda? bibi Jen? atau bahkan Rakha? saat ia hendak meraih ponsel nya yang berada di atas nakas dekat sana, ingin mencoba menghubungi sang mama.
"NANAAA~"
"Iyaa, sebentar sayang.." ahh, putra kecilnya itu terbangun. Dengan tangisan kencangnya mencari keberadaan sang ibu. Tak apa, Abel berpikir akan menanyakannya nanti. Lagi pula dirinya juga belum tentu yakin, bisa jadi itu karena dirinya yang mabuk akan mangga tadi malam.
***
Keesokan harinya, ia dipergoki Dana saat dirinya sedang memasak sarapan dengan menutup mulutnya rapat-rapat.
"Dek, kamu sakit?" dengan cepat si cantik menggeleng tegas.
"Anu mas, ini masakannya keasinan.." dengan cekatan Dana mengambilkan segelas air dan mendekatinya untuk diminum sang istri, namun di tolak dengan cepat oleh Abel. Astaga sebelumnya dirinya sudah mual entah karena apa, sekarang saat Dana mendekatinya ia kembali merasa mual karena aroma harum dari sabun dan shampoo milik suami nya itu.
"Mas, tolong lanjutin masakannya ya.. aku anu, panggilan alam!" dengan bergegas Abel melangkahkan kaki nya dengan cepat ke dalam kamar mandi. Dana kelimpungan, apa istrinya lupa kalau ia akan sangat bodoh jika di depan kompor.
"Eh.. sayang! mas gabisa, aduh ini gosong nanti gimana.."
Setelah mengeluarkan semua muntahan yang ia tahan sedari tadi dan dirasa sudah membaik, ia menatap nyalang pada sabun dan shampoo milik Dana disana dan membuangnya ke dalam tempat sampah. Padahal, sabun dan shampoo itu baru dipakai sehari oleh Dana.
"Besok beli merk sabun sama shampoo yang sama kaya Baim aja lah!" gerutu nya sendiri dengan kesal pada sabun dan shampoo yang tak bersalah itu.
***
"Kak, kamu pas awal tau hamilnya Jino.. kapan dari terakhir berhubungan?" yang ditanya sedikit tersentak, menaikkan alisnya dan menatap bingung pada Abel yang sedang menggendong Jino sambil memperhatikan Baim bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Flower - [ Heesun/Heenoo ] END
Romans[ Heesun local story ] Abel Shaka Putra, seorang mahasiswa semester akhir yang jatuh hati kepada malaikat kecil yang ia temui saat menjalankan tugas kuliah nya di suatu panti asuhan. Abel bertekad akan merawat dan membesarkan malaikat kecilnya setel...