Benang Merah (4)

406 35 8
                                    

"udah... Jangan diliat liatin terus. Ga bosen apa kamu dari selesai acara tadi dikit dikit liatin jarimu?"

"hihihi... Aku seneng banget deh pak"

"...."

"akhirnya aku terikat sama laki laki idamanku. Laki laki yang aku mau"

Jaehyun tersenyum lembut begitu suara polos sang anak masuk ke dalam rungunya. Lihatlah bocah yang sedaritadi menatap cincin emas yang melingkar di jari manis tangan kirinya, membuat ia sesekali mengusak rambut bocah yang kini ada di buaiannya ini. Kini renjun mendongakkan kepalanya, menatap kedua mata teduhnya dan mereka terkekeh setelahnya. Entah bagaimana lagi cara menjelaskannya, namun kebahagiaan yang terpancar lewat anak sematawayangnya ini menulari dirinya.

Sudah berkali kali ia katakan bahwa separuh jiwanya hanya untuk sang anak sematawayang.

Maka ia tidak bisa menolak permintaan sang anak untuk merestui hubungannya dengan lelaki pilihannya. Namun ia jelas saja harus mengorbankan hubungannya dengan sang istri. Ketika ia mengajukan permintaannya untuk merestui hubungan renjun dan kekasihnya, wajah istri cantiknya itu langsung berubah dingin.

"yaudah sana terserah kamu. Terserah anakmu mau jumpalitan kaya gimana juga. Aku udah lepas tangan sama anak kesayanganmu itu"

"berarti gapapa aku nikahin dia?"

"Kamu bapaknya, kamu walinya yang memang punya kewajiban buat nikahin anakmu. Jadi terserah kamu"

"renjun minggu depan mau tunangan. Kamu beneran ga mau dateng sayang?"

"ngga. Aku ga sudi liat muka anak itu lagi. Udah kubuang dia. Terserah kamu mau mungutnya apa ngga"

Tadi ia berkata dirinya mengorbankan hubungannya dengan sang istri. Tapi tidak, bukan yang seperti itu. Istrinya masih setia membuatkannya sarapan di pagi hari dan menyiapkan pakaian kerjanya. Yang menjadi masalah adalah hasratnya yang harus dipendam karena tak tersentuh oleh jemari lembut itu seminggu lamanya.

Bibirnya kembali maju beberapa senti mengingat untuk ketiga kalinya sang istri tak menerimanya bergabung di ranjang mereka berdua. Itu benar benar lama untuk sepasang suami istri omong omong.

"pokoknya bapak selalu doain anak sematawayang bapak ini semoga pernikahannya lancar sampai hari H. Semoga hubungan kalian diberkahi selalu ya sayang"

"iya bapak. Terimakasih ya doanya -JENOOOOOOO"

"hush, jangan teriak teriak. Ini di rumah calon mertuamu. Lagian kamu kenapa sih teriak teriak manggil calonmu kaya gitu?"

"jeno tuh udah daritadi aku suruh ambilin tempat make up aku daritadi. Lama banget! Kemana sih orangnya??"

"kenapa sayang? Kamu butuh apa? Kenapa teriak teriak gitu?"

"ish! Kamu ini kemana sih? Mana pouch make up aku??"

"eh lupa. Bentar ya aku ambilin. Aku abis buang air tadi, lupa"

"ih kamu ini! Dasar pelupa!"

"renjun jangan gitu sama calon suamimu"

"kenapa emang? Jeno tuh kadang gitu tau pak. Apa yang diomongin lain yang dikerjain. Hobi ga denger instruksi orang"

"ya dia kan lupa. Maklumin aja lah. Namanya juga tadi mungkin dia kebelet makanya ga begitu denger kamu ngomong apa"

"...."

"jangan galak galak gitu sama jeno. Dia calon suamimu lho. Kamu harus hormat sama dia. Ga boleh bentak bentak kaya tadi. Bapak ga suka kamu begitu sama jeno"

Daily Dose of Adek Jisung || (NOREN FEAT WHO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang