*chapter flashback*
Jam dinding rumah itu seakan tertuduh telak sebab menggulirkan jarumnya yang terasa cepat bagi sang pemilik mata rubah yang memicingkan pandangannya pada jam dinding yang bergerak canggung itu. Setidaknya terhitung lima menit sejak kucing liar yang mengendap meraih sisa gigitan ayamnya yang ia taruh di atas meja tamu itu renjun berjongkok di atas sofa tamunya sembari mengawasi pergerakan di luar sana. Sudah dua kesialan yang menghinggapi dirinya pada sore hari ini. Jangan sampai ada yang ketiga kalinya atau pipi tembam itu akan dihiasi air mata sensitifnya.
"jeno mana..."
"kenapa suamiku ga pulang pulang?"
"nak... Bapak udah ga sayang ibu lagi ya? Kenapa pulangnya telat?"
"bapak masih sayang sama ibu kan nak?"
"hmm? Bapak ga ngebolehin ibu makan bakso?"
"yaaa.. Bakso kan emang ga boleh dimakan sering sering sayang. Bukannya bapak ga ngebolehin"
"tapi iya juga ya... Aku suka bakso tapi aku dilarang makan bakso sama suamiku sendiri. Hikss sedih banget hikss.. Hikss... Jenooo kapan pulang???"
"sayang?"
Monolog renjun dengan bayinya yang membulat di perutnya itu membuatnya menoleh pada sosok yang dinantikannya. Matanya yang kabur oleh air mata itu rupanya tak dapat memperhatikan paras tampan sang suami dari kejauhan. Ia harus menghapusnya terlebih dahulu sebelum dapat melihat dengan jelas jenonya yang tengah berdiri di ambang pintu sembari tersenyum lembut padanya. Belum puas ia menikmati tangisannya suaminya ini sudah menampakkan batang hidungnya saja. Huft, menyebalkan sekali.
"ish! Kan aku lagi nangis. Kamu ganggu aja deh!"
"hehehe... Lucu banget deh istriku. Suaminya pulang bukannya disambut malah diocehin"
"itu karena... Karena kamu lama banget pulangnya! Kan aku udah kangen daritadiii. Bayi kita juga! Hikss hikss... Jahat banget pulangnya lama"
"maaf ya sayang, tadi jalanan macet parah. Soalnya ada pohon tumbang di jalan raya tadi. Makanya aku agak telat"
"agak telat apaan! Kamu telat 10 menit ya jeno! Biasanya nyampe rumah jam 5 ini jam 5 lewat sepuluh baru nyampe"
"iya maafin aku ya sayang... Udahan dong nangisnya. Nanti biji wijen ikutan sedih"
"hikss.. Hikss... Hikss.. Gamau! Aku masih mau nangis!"
"yaudah gapapa nangis aja, tapi sini aku peluk. Aku udah kangen banget gak peluk peluk kamu seharian ini"
Untuk yang satu ini renjun tak dapat memprotesnya, karena dirinya pun merasa kerinduan yang sama. Tidak menghirup aroma tubuh sang suami hampir seharian penuh membuatnya uring uringan bukan main. Tubuhnya mendadak tenggelam dalam pelukan hangat sang suami yang berjongkok di hadapannya itu. Pelukan yang dinantikannya kini ia sambut dengan sumringah. Tangannya pun memeluk sang suami terkasih tak kalah erat. Dengan mata terpejam ia menghirup dalam feromon yang dihasilkan tubuh lelakinya yang berhasil membuat lelahnya hilang sudah.
"kangen kamu banget jeno"
"aku juga sayang. Seharian ini aku cuma mikirin gimana caranya cepet cepet pulang biar bisa ketemu kamu"
"maaf ya tadi udah bentak bentak"
"ngga kok sayang. Gapapa. Aku tau kamu lagi uring uringan tadi"
"okeyyy... Sayang jeno banyak banyak!"
"sayang renjun juga banyak banyak!"
"sebanyak apa?"
"sebanyak ini! Muahh... Muahhh.. Muahhh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Dose of Adek Jisung || (NOREN FEAT WHO)
Фанфик💜Mignonette's sequel💜 Lee jisung, bocah yang lahir dan besar di desa dengan semua keragaman tingkah lakunya. "BAPAAAAAK BOTOL SUSU AKU DISEMBUNYIIN DIMANAAA???" "IBUUUU JANGAN NGERUMPI TERUS SAMA TANTE HAECHAN... NANTI KASURNYA AKU PIPISIN!!" "JI...